Minggu, 06 November 2016

Apa itu Historiografi?

Historiografi merupakan tahap akhir dari metode penelitian sejarah. Setelah fakta-fakta dan temuan sejarah ditafsirkan maka dilanjutkan dengan menyusun laporan sejarah dalam bentuk penulisan.

Ada beberapa bentuk penulisan sejarah: deskriptif naratif (penulisan sejarah yang menggambarkan kejadian sebagai proses dan lengkap dengan fakta sejarah) dan deskriptif analitis (penulisan narasi yang menerangkan kausalitas atau mengungkap struktur-struktur sosial).

Kamis, 03 November 2016

Apa itu Heuristik?

Apa itu heuristik? Istilah terkait dengan riset historis.  Heuristik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang bermakna mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah. Bisa juga disebut tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber untuk bahan yang akan diteliti. Tahap awal berusaha mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan topik atau tema yang akan dibahas. Selanjutnya melengkapi sumber dengan informasi lainnya yang bisa membantu atau memperkaya topik yang akan diteliti.

Rabu, 02 November 2016

Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial Humaniora


Ilmu sejarah tidak bisa berdiri sendiri sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu sosial humaniora. Kuntowijoyo menyebutkan antara sejarah dan ilmu sosial memiliki perbedaan. Sejarah berhubungan dengan peristiwa yang sekali terjadi dan unik, terikat dengan konteks ruang dan waktu (ideographic). Sedangkan ilmu sosial berusaha mencari hukum umum (general laws), terjadi berulang, lepas dari konteks waktu dan tempat (nomothetic).

Kemudian sejarah itu diakronik, memanjang dalam waktu; dan ilmu sosial itu sinkronik, melebar dalam ruang. Kedua disiplin ilmu ini saling membutuhkan. Sejarah mementingkan proses dan ilmu-ilmu sosial mementingkan struktur.

Minggu, 30 Oktober 2016

Ilmu Sejarah: Metodologi Struktural


Dalam kajian ilmu sejarah disebutkan pada tahun 1900-an terjadi perubahan dalam ilmu sejarah. Manusia yang menjadi subjek sejarah tidak terlalu mendapat sorotan, malah terjadi pergeseran pada aspek luar manusia. Para sejarawan memahami sejarah bukan pada manusia, tetapi pada aspek di luar manusia berupa struktur dan relasi atau situasi ruang dan waktu. Karena itu, sejarah ditampilkan dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial; yang di Perancis dikenal dengan mazhab Annales.

Mazhab Annales ini dalam melakukan penelitian sejarah menggunakan metodologi struktural sehingga perhatian tidak pada tokoh (pelaku sejarah), tetapi mencakup seluruh lapisan masyarakat. Tokoh mazhab Annales adalah Lucien Febvre, March Bloch, Fernand Braudel, Georges Duby, Jacques Legoff, dan Emmanuel le Roy Ladourie.

Selasa, 25 Oktober 2016

(Ringkasan) Filsafat Sejarah: Ibnu Khaldun dan Muthahhari

Teori Progresif Linier: Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun adalah ilmuwan dan sejarawan Muslim yang hidup pada abad 15 Masehi di Tunisia, Afrika. Khaldun memiliki kecerdasan dan kemahiran dalam hukum sehingga menjadi qadi di beberapa dinasti-dinasti yang terdapat di Afrika. Khaldun termasuk orang yang mengenal gejala runtuh dan maju sebuah kerajaan. Karena itu, setiap kali kerajaan tempatnya mengabdi akan mengalami kejatuhan segera Khaldun meninggalkannya. Di akhir masa hidupnya, Khaldun bergabung dengan sebuah kerajaan di Mesir. Di sinilah menuntaskan karya monumental yang berjudul Kitab Ibar, yang terkenal dengan sebutkan Al-Mukaddimah. Hingga sekarang bagian awal kitab Ibar ini dibaca dan dikaji sehingga menginspirasi ilmuwan dan filosof Barat.

Senin, 24 Oktober 2016

Teori Cultural Revolution versi Childe

Gordon Childe adalah ahli prasejarah dan arkeologi. Dalam memahami sejarah didasarkan pada teori revolusi kebudayaan dengan tahapan: neolithic revolution, urban revolution, revolution in human knowledge, dan industrial revolution. Dicontohkan pada Indonesia yang sudah mengalami tahapan neolithic revolution dan sebelumnya palaeolithicum, mesolithicum. 

Senin, 17 Oktober 2016

Budaya dan Iklan: Neo Colonialism

Dahulu mungkin Anda pernah lihat iklan motor (salah satu) perusahaan Jepang di layar TV yang diperankan bintang-bintang film ternama. Yang menggambarkan dua karakter budaya antara Sunda dan Batak. Si Batak digambarkan orang yang bisa menerima motor, yang sekaligus sebagai simbol hidup orang maju (high) dan si Sunda yang kurang respect dianggap, seakan-akan tidak maju (low). Dari sini kemudian akan muncul citra dan persepsi bahwa "orang-maju" adalah yang memiliki motor, atau yang bisa mengkonsumsi barang-barang dari luar.

Dari iklan tersebut tampak bagaimana budaya dikaji dan ditelaah serta dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Yang secara tidak sadar telah menciptakan bentuk (contruction) kebudayaan baru dengan menyisihkan (eclution) kebudayaan lama. Inilah cara kapitalisme menjadikan segala sesuatu sebagai komoditas dan cara agar bisa menguasai dunia.

Selasa, 11 Oktober 2016

Dakwah Harusnya Memikat

SEORANG sufi bernama Jalaluddin Rumi bercerita. Dahulu ada seorang muadzin bersuara jelek di sebuah negeri kafir. Ia memanggil orang untuk shalat.

“Janganlah kamu memanggil orang untuk shalat. Kita tinggal di negeri yang mayoritas bukan beragama Islam. Kami khawatir suaramu menyebabkan terjadinya pertengkaran antara kita dengan orang-orang kafir,” ujar seseorang menasihati.

Namun, muadzin itu tak menghiraukannya. Hingga tiba pada suatu waktu, seorang kafir datang ke masjid. Dia membawa jubah, lilin, dan manis-manisan. Orang kafir itu mendatangi jamaah kaum Muslimin dan bertanya, “Katakan kepadaku di mana sang muadzin itu? Tunjukan padaku muadzin yang suara dan teriakannya selalu menambah kebahagiaanku?”

Minggu, 09 Oktober 2016

Pentingnya Menuntut Ilmu

TIDAK ada agama yang begitu serius mengatur persoalan ilmu dan pendidikan, selain agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Agama yang diridhai Allah Ta`ala ini, menempatkan ilmu pada posisi yang luar biasa, sehingga umat Islam diwajibkan belajar.

Ada beberapa hadits yang menjadi rujukan mengenai hal tersebut. Di antaranya: “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap Muslim” (HR.Bukhari); “Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu, maka Allah mudahkan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan sayap-sayapnya bagi penunutu ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat”(HR.Muslim); “Barangsiapa keluar dalam rangka mencari ilmu, maka dia berada di dalam jalan Allah hingga kembali” (HR. Tirmidzi); dan dalam hadits yang diriwayatkan Ar Rabii’, Rasulullah saw bersabda, “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Sedangkan mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya ilmu pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.”

Sabtu, 08 Oktober 2016

Akhlak yang Baik

SEORANG lelaki menemui Rasulullah saw dan bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah agama itu?” Rasulullah saw menjawab, “Akhlak yang baik.”

Kemudian ia mendatangi Rasulullah saw dari sebelah kanannya dan bertanya, “Ya Rasulullah, apakah agama itu?” Dengan tenang Rasulullah saw menjawab, “Akhlak yang baik.”

Kemudian ia mendatangi Rasulullah saw dari sebelah kirinya dan mengajukan pertanyaan yang sama, “Apa agama itu?” Rasulullah saw dengan tenang menjawab, “Akhlak yang baik.”

Lalu, orang itu mendatangi Rasulullah saw dari belakang dan bertanya,”Apa agama itu?”
Rasulullah menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? (Agama itu akhlak yang baik). Sebagai misal, janganlah engkau marah.”

Riwayat tersebut saya temukan dalam buku Dahulukan Akhlak di Atas Fiqih karya Jalaluddin Rakhmat (2007: 147). Kalau pertanyaan demikian dilontarkan pada saya, pasti orang itu akan saya semprot. Namun, Rasulullah saw tidak melakukan demikian. Sang Nabi merasa tidak terganggu, malah terus menjawabnya dengan jawaban yang sama. Bagi saya, yang dilakukan Sang Nabi termasuk dalam kategori perbuatan yang pantas diteladani.

Kamis, 06 Oktober 2016

Peduli Lingkungan

UMAT Islam sudah diingatkan Allah dalam Al-Quran tentang bahaya dari ulah-ulah manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap lingkungannya. Semua kerusakan di alam ini jelas akibat manusia yang kurang tidak menyadari efek dari tingkahnya itu.

Membuat sampah disembarang tempat dan ke parit atau got kompleks mengakibat aliran pembuangan mampet dan menimbulkan bau tak sedap. Ketika hujan turun, air yang mengalir tertahan hingga meluap ke jalan dan mengakibatkan banjir atau tergenang. Air yang tergenang sampai berhari-hari menimbulkan penyakit berupa kutu air karena bercampur dengan kotoran dan merusak aspal jalan seperti berlobang dan pecah-pecah. Sangat tampak dan terasa hal itu bila sedang menggunakan kendaraan badan kita bergoyang dan tak enak saat mengendarakan atau menumpangnya. Tak jarang setelah turun hujan kita sering menemukan kemacetan jalan akibat banjir atau yang menggenang. Juga kita lihat di media massa (cetak,elektronika, atau online) tentang kerugian material dan penyakit yang diderita masyarakat yang terkena banjir. Itu semua terjadi akibat dari kecerobohan dan ketidaksadaran manusia terhadap lingkungan sekitarnya.

Selasa, 04 Oktober 2016

Ayatollah Ibrahim Jannati: Boleh Taqlid Kepada Mujtahid yang Sudah Wafat

Berkaitan dengan fikih dalam mazhab Ahlulbait atau Syiah Imamiyah bahwa seorang Muslim/Muslimah dalam ibadah (taklifi) yang terkait dengan individual berupa kewajiban kepada Allah mesti merujuk pada orang-orang yang berilmu (yang disebut Marja Taqlid). 

Namun, dalam merujuk (taqlid) ini (entah sejak kapan) ada ketentuan bahwa harus ikut kepada ulama yang hidup. Setelah saya coba cari informasi: ternyata ketentuan tersebut bukan ijma ulama. Sebab ada ulama Marja Taqlid: Ayatollah Ibrahim Jannati menyatakan seorang Muslim/Muslimah boleh mengikuti fatwa dan tuntunan ibadah dari ulama yang sudah wafat; yang tercantum dalam buku-buku yang ditulisnya.

Berikut ini fatwanya: It is both permissible to stay on Taqlid of a dead Mojtahed as well as begin Taqlid initially from him (Jannaatihttp://www.jannaati.com/eng/index.php?page=6 ).


Senin, 03 Oktober 2016

Fatwa Fadhlullah: Boleh Copy Buku untuk Keperluan Pribadi

Salam. Beberapa pekan lalu saya memfotokopi sebuah buku karya terjemahan yang ditulis oleh ulama dari luar negeri. Buku tersebut pernah diterbitkan di Jakarta dan sekarang sudah terbit lagi. Biasanya dahulu kalau untuk kebutuhan studi, saya berani langsung copy karena hanya satu dan tidak dijual.

Saya pernah dengar guru saya bicara tentang copy buku. Saya ragu: apakah boleh atau tidak? Maklum sudah lama. Kemudian saya tanyakan kembali melaui whatsapp. Tapi tak ada jawaban. Sedangkan buku sudah saya copy dengan memesan kepada tukang foto kopi di kampus UIN Bandung sekira 11 copy. Apalagi ini bahan bacaan untuk kajian yang melibatkan banyak orang. Secara etika memang perlu izin penulis dan penerbit. Saya coba cari info penerbit, tidak ketemu.

Lantas saya coba kirim kepada Bayynat: kantor marja taqlid Ayatullah Udzma Sayyid Muhammad Husein Fadhlullah (allahu yarham). Sore harinya saya dapat kiriman jawaban yang intinya diperbolehkan bila untuk keperluan pribadi. 

Minggu, 02 Oktober 2016

Meraih Ibadah Sejati

AL-JUNAID adalah salah seorang di antara para sufi yang terkenal dalam sejarah Abad Pertengahan Islam. Ia banyak dikagumi karena zuhud, tawadhu, dan toleran terhadap sesama manusia sehingga banyak yang menjadi muridnya. Suatu ketika ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Dan tersebarlah berita tentang pemenjaraannya itu hingga berbondong-bondong para murid datang menjenguknya. Setelah mengucapkan salam kepada para muridnya, al-Junaid bertanya, “wahai para muridku, hal apa yang mendorong kalian datang kemari?”

“Al-Junaid, engkau adalah guruku. Sudah sepantasnya kami menunjukkan rasa cinta dan sayang padamu.”

“Oh, begitu,” ucap al-Junaid seraya membungkukkan badannya untuk mengambil beberapa batu kerikil. Kemudian tanpa riskan ia lemparkan kepada para muridnya itu. Mereka terkejut, kaget, dan langsung lari menghindar dari lemparan sang guru. Melihat para muridnya berlarian, al-Junaid berteriak, ”kalian semua berdusta.”

Berbuat Baik Tidak Perlu Memilah

PADA suatu malam, seorang lelaki buta tidak dapat melelapkan matanya. Ia mengeluh dan merintih, “Ya Tuhanku, betapa kerasnya hati manusia di sekelilingku. Tak ada seorang pun yang mau memikirkan yang dhuafa dan miskin. Ya Tuhan, pada siapakah aku meminta bantuan?”

Dia terdiam mengingat istrinya yang baik saat masih hidup. Air mata pun bergenang di kelopak mata dan membasahi wajahnya.

Esok paginya, lelaki buta itu bangun dari tempat pembaringannya, mencari sesuatu untuk mengisi perut. Perlahan-lahan tangannya meraba-raba ke seluruh penjuru kamar. Tapi, tak ada yang dapat ditemukan selain sekeping roti kering. Dengan pakaian yang sudah robek, ia berjalan melewati lorong-lorong kota dengan tongkatnya.

Sabtu, 01 Oktober 2016

Teladan Kaum Hawa

DALAM sejarah Islam banyak kaum hawa yang bisa dijadikan teladan. Beberapa di antaranya adalah Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah saw. Khadijah berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan keluarga pedagang. Tidak heran jika kemudian ia menjadi pebisnis besar dan kaya.

Salah satu karyawan yang menjualkan dagangan Khadijah adalah Muhammad bin Abdullah. Sosok Muhammad yang dikenal sebagai Al-Amin (yang dapat dipercaya) membuat Khadijah percaya dan tidak keberatan membawa barang dagangannya itu ke luar kota. Apalagi kemampuan bisnis Muhammad yang cekatan, piawai, cerdas, dan berperrilaku mulia membuat hati Khadijah tertarik. Khadijah pun menikah dengan Muhammad. Setelah pernikahan dengan Khadijah, Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul penutup. Misi suci ini membuat Rasulullah saw banyak meninggalkan rumah untuk berdakwah. Sebagai istri, Khadijah pun mendukungnya, hingga tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu penyebaran Islam.

Selasa, 27 September 2016

Ragu Dalam Rakaat Shalat

Bebetapa waktu yang lalu, saya ditanya orang tentang ragu dalam rakaat shalat. Kemudian coba cari dari marja taqlid: Ayatullah Udzma Sayyid Muhammad Husein Fadhlullah (allahu yarham) terkait dengannya. 

Alhamdulillah di bawah ini jawabannya. 

Soal: apakah ragu pada rakaat kedua dan ketiga dalam shalat maghrib, membatalkan shalat?

Jawab: ya, batal shalatnya.


س: هل الشك بين الركعتين الثانية والثالثة في صلاة المغرب يبطل الصلاة؟

ج: نعم يبطلها.

⬅ *ختمة قرآنيّة في البحرين عن روح المرجع فضل الله(رض)*

http://arabic.bayynat.org.lb/NewsPage.aspx?id=22444

♦ *الحساب الرسمي للمؤسسة على خدمة  telegram*
https://goo.gl/pQndDy


Jumat, 23 September 2016

Pentingnya Berjiwa Sosial

SUATU hari Ali bin Abu Thalib melihat seorang wanita setengah baya membawa kantung air dari kulit dengan tergopoh-gopoh. Ali kemudian menawarkan bantuan, hingga membawakannya ke rumah wanita itu. Ali menanyakan kenapa keluarganya tidak membantunya.

Wanita itu menjawab, ”Ya Amirul Mukminin, di rumah ini tidak ada lelaki dewasa karena suamiku telah wafat ketika berperang bersamamu melawan kaum kafir, dan anak-anakku masih kecil.”

Mendengar penututuran itu Ali segera pulang ke rumah. Ia termenung dan memikirkan terus, hingga dikabarkan tidak tidur semalam suntuk. Esoknya, bersama kedua putranya datang kembali ke rumah wanita itu dengan membawa sekarung gandum dan beberapa kilo daging. Mereka memasak dan menghidangkannya kepada wanita dan anak-anaknya itu.

Selesai menghidangkan makanan, Ali mengambil bara api dengan kedua tangannya. Bara itu digenggam dengan sekuat-kuatnya seraya berujar, “Ali, rasakanlah panasnya bara ini agar kau tidak melupakan panasnya api neraka karena melalaikan kaum mustadhafin.”

Kamis, 22 September 2016

Andai Pemimpin Kita Seperti Umar

PADA suatu malam Umar bin Khaththab pergi ke pinggiran kota Hurra Waqim bersama Aslam, salah seorang pembantunya. Ketika mereka sampai di Shirar, Umar bin Khaththab melihat cahaya api.

“Hai Aslam, aku melihat di sana ada serombongan tamu yang kemalaman. Mereka terpaksa berhenti di tempat itu karena kedinginan hingga membuat perapian untuk menghangatkan tubuh mereka. Mari kita ke sana ,” kata Umar sambil menunjuk tempat yang dimaksud. Merekapun pergi ke tempat cahaya api itu. Di tempat itu mereka menjumpai seorang wanita bersama anak-anaknya yang masih kecil. Di atas nyala api terdapat sebuah panci yang sedang digunakan untuk memasak sesuatu. Sementara itu anak-anak kecil itu menangis tanpa henti.

Selasa, 20 September 2016

Tarikh Nabi: Peristiwa Setelah Ghadir Khum


Peristiwa Ghadir Khum terjadi pada 18 Dzulhijjah 10 Hijriah. Dihadiri lebih dari 120 ribu orang, termasuk sahabat-sahabat yang masuk Islam sebelum Hijrah.

Di Ghadir Khum, perbatasan antara Makkah dan Madinah, Rasulullah saw memerintahkan para sahabat untuk beristirahat. Menurut Al-Fakhr al-Razi, ketika itu turun surat Al-Maidah ayat 67 berkenaan dengan keutamaan Imam Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah

Ketika turun ayat ini, Nabi menggenggam tangan Imam Ali dan mengangkatnya seraya bersabda, “Man kuntu mawlahu, fa Aliyyun mawlahu. Allahumma wali man walahu wa ’adi man ’adahu (Barangsiapa menjadikan aku sebagai mawlaku (pemimpinnya), hendaknya dia menjadikan Ali sebagai pemimpinnya juga. Ya Allah, cintailah orang yang mencintainya. Musuhilah orang yang memusuhinya).”

Senin, 12 September 2016

Makna Haji Mabrur

HAJI mabrur seringkali terucap dari mulut seseorang yang membahas perihal Rukun Islam ke-5, yaitu melaksanakan ibadah haji bagi yang sudah mampu. Haji mabrur merupakan dambaan setiap muslim khususnya yang berhaji. Entah mereka berusaha memahami makna kata tersebut atau tidak. Sebagai upaya meningkatkan kualits diri di hadapan Allah, sudah selayaknya kita tidak hanya mampu mengucapkan, tetapi juga memahami makna dan dapat meraihnya. 

“Jihad yang paling utama adalah haji mabrur,” begitulah Rasulullah SAW bersabda. Dari sabda tersebut jelas bahwa nilai ibadah haji mabrur sangat begitu tinggi. Konsekuensinya, setiap yang bernilai tinggi, usaha meraihnya pasti sulit. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memperoleh­nya. Oleh karena itu, jama’ah mana yang dapat memperoleh derajat haji mabrur? Mungkinkah semua jamaah khususnya yang berhaji tahun ini mendapatkan predikat haji mabrur? Pasti sangat sulit menjawabnya secara hakiki. Karena yang mengetahuinya hanyalah Allah. Namun sebagaimana kita mengukur “khusyu’nya” shalat seseorang, kita dapat pula mengukur predikat haji seseorang. Sudah pasti ukuran penilaian ini sifatnya relatif dan manusiawi.

Minggu, 11 September 2016

Saya Tidak Pernah Bercita-Cita untuk Bisa Menulis

Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma shalli ala Sayyidina Muhammad wa aali Sayyidina Muhammad

DAHULU ketika kecil, saya tidak pernah bercita-cita untuk bisa menulis. Yang terpikir hanya main dan dapat makanan yang enak. Maklum, kondisi ekonomi keluarga pas-pasan. Pemberian makanan dari tetangga rumah setiap sore biasanya saya tunggu-tunggu. Selepas pulang dari masjid biasanya makanan berupa daging ayam tersedia.

Bapak dan Ibu—keduanya sudah almarhum—tidak berani langsung memakan pemberian kalau belum berkumpul semuanya. Dari kakak tertua sampai saya yang bungsu, duduk dilantai dengan karpet plastik yang sudah bolong menanti jatah. Ibu yang biasanya membagikan nasi dan lauk yang diberi dari tetangga. Kalau tidak ada pemberian, kami sekeluarga cukup makan dengan nasi putih dingin dan goreng tahu atau tempe, kadang gorengan bala-bala atau gehu menjadi teman santap nasi. Biasanya Bapak membawanya sepulang dari mengajar ngaji anak-anak yang kemampuan ekonominya lebih dari cukup.

Dalam seminggu, dua kali Bapak membawa gorengan. Meskipun pulangnya sekira pukul 22.00 an, gorengan yang dingin itu ditunggu-tunggu untuk dilahap bersama. Kalau bawanya cukup banyak, Ibu menggoreng kembali dan sebagian diberikan kepada petugas kebersihan masjid yang dibawa saat akan shalat subuh.

Kalau dahulu sebelum shalat sempat berbagi makanan, sekarang lain lagi. Selepas wudhu sambil menunggu azan shubuh, bukan gorengan yang saya bawa, tetapi buku atau majalah. Tidak untuk diberikan, tetapi dibaca. Istri saya pernah menegur, sebaiknya yang dibaca sebelum shalat kitab suci Al-Quran. 

Sabtu, 03 September 2016

Khadijah, Hijrah, dan Kalender Islam

Izinkanlah sedikit berbagi persoalan tentang sejarah Islam. Saya sedang belajar sejarah Islam sehingga membutuhkan pencerahan yang lebih luas dan mendalam. Banyak persoalan sejarah yang hingga sekarang belum saya temukan jawabannya.

Selasa, 23 Agustus 2016

Risalah Amman: Delapan Mazhab yang Diakui Ulama Internasional

Kasus perbedaan antara Sunni dan Syiah adalah persoalan sejarah. Sudah tidak perlu lagi untuk diributkan. Untuk apa diributkan? Tidak ada manfaatnya. Tidak perlu dirisaukan kehadiran kaum Syiah di Indonesia karena sampai hari ini belum terbukti membuat keonaran atau menentang NKRI. Justru kaum yang menyesatkan Syiah yang memiliki potensi makar terhadap pemerintah dan tidak bersikap damai dengan sesama umat beragama. 

Sekali lagi hentikan tuduhan dan fitnah. Selama umat Islam tidak bersatu maka Indonesia tidak akan maju. Sebab para ulama di dunia sepakat dalam Risalah Amman yang ditandatangani di Jordania tahun 2005 bahwa ada delapan mazhab dalam agama Islam yang diakui dan sah dianut oleh umat Islam. Berikut ini pernyataan dalam Risalah Amman:

Senin, 08 Agustus 2016

Dalam Hadis: Ada Tiga Kaum Syiah

Saya menemukan hadis dari jalur Ahlulbait; keluarga Nabi Muhammad saw. Hadisnya berasal dari Imam Muhammad al-Baqir as berkata:

“Syiah kami terdiri dari tiga macam: mereka yang mencari makan kepada manusia dengan mengatasnamakan kami, mereka yang seperti kaca yang memperlihatkan apa saja, dan mereka yang seperti emas murni yang setiap kali dimasukkan ke dalam api ia bertambah baik” [Bihar al-Anwar, juz 78 hadis no. 24].

Saya tidak paham dengan hadis tersebut. Saya bingung tidak bisa menjelaskannya. Sebab saya tidak paham dengan kaidah tafsir dan kaidah syarh. Apalagi saya termasuk baru belajar dalam studi Islam, terutama dalam studi hadis dan ilmu kalam.

Saya teringat dengan kajian hadis di kampus UIN SGD Bandung. Seseorang yang ingin mengetahui makna dari hadis perlu mencari asbabul wurud hadis. Kemudian mencari padanan hadis yang memiliki kesamaan dalam riwayat yang lain. Kemudian dicek dari sanad dan rawi, apakah benar-benar tsiqah? Yang terpenting, dalam ulumul hadis, bahwa hadis secara matan tidak bertentangan dengan ayat Al-Quran dan dipahami secara nalar (akal sehat). Itu kaidah yang saya pelajari. Tentu saja jika itu dilakukan maka akan berbulan-bulan hasil dari kajian hadis tersebut bisa didapatkan. Namun, karena diminta secara cepat maka saya jelaskan sekenanya (maklum saya awam bin bodoh).

Syarh
Bagian yang pertama pada hadis di atas: Maknanya saya kira berkaitan dengan perilaku yang kurang baik. Jika mengamati saat Imam Baqir hidup yang berada dalam suasana kekacauan politik Dinasti Umayyah yang berakhir direbut keluarga Abbas yang beralih kuasa menjadi Dinasti Abbasiyah maka bisa dipastikan ada orang-orang yang cari kesempatan dan memanfaatkan situasi dengan membawa nama Rasulullah saw dan Ahlulbait untuk legitimasi. Memang tidak dipungkiri kesakralan Rasulullah saw dan Ahlulbait masih amat dimuliakan oleh umat Islam. Maka untuk diakui oleh umat Islam, penguasa kadang memerlukan legitimasi dari Ahlulbait selaku keturunan suci dari Rasulullah saw. Agama menjadi landasan untuk menampilkan citra baik di kalangan masyarakat. Dalam Al-Quran pun disebutkan ada larangan untuk menjual ayat-ayat Al-Quran dengan harga murah, dengan seenaknya, atau digunakan kepentingan pribadi dan golongan.

Bagian kedua: Paling kita hanya mengira-ngira.  Yang kaca: mungkin menampilkan apa adanya. Baik yang buruk atau yang baik. Kalau kita becermin terlihat semuanya. Baik yang asli atau yang palsu. Cermin tidak bohong atau direkayasa. Kecuali kalau diberi cat warna sehingga tidak jernih. Cermin yang jernih dan bersih akan menampilkan apa adanya yang ada pada diri kita: baik atau buruk, akan terlihat dan tampak. Di depan cermin biasanya kita sendiri menilai diri sendiri. Bisa juga dipahami bahwa yang kita lakukan dan ucapakan ibarat ceret atau teko. Yang keluar dari lisan dan ditampilkan dalam perilaku adalah cerminan dari apa-apa yang dibaca atau diakses. Kalau teko diisi dengan air kopi, yang keluar saat dikucurkan tentu air kopi. Begitu pun yang ada pada pikiran dan dikeluarkan dalam bentuk ucapan atau tulisan. Tidak jauh dari yang kita akses atau baca dan dengar. Karena itu, perlu menyaring informasi dan memilih bacaan yang baik atau memilah informasi yang baik untuk kita dengar. Tentu yang positif layak didahulukan. 

Sekarang yang ketiga: Untuk yang emas: mungkin yang dimaksud adalah Muslim Sejati. Dia tangguh dalam musibah, tinggi dalam akhlak, dan terkenal karena kecerdesan atau kecemerlangan nalar (ilmu). Mungkin ini yang dimaksud sosok manusia Syiah yang sejati (yang diakui oleh Aimmah Ahlulbait). Wallahu'alam.

Entahlah saya tidak berani syarh lebih jauh atas kalimat hadis Al-Baqir tersebut. Itu yang diuraikan di atas hanya kira-kira saja. Silakan langsung cek syarh kitab Biharul Anwar. Jika ada kitabnya. Saya belum temukan. Mohon maaf itu hanya perkiraan saya semata. Semoga ada yang mampu menjelaskan lebih jauh sesuai dengan kaidah syarh hadis. Diantos…. 

[ahmad sahidin]

Minggu, 07 Agustus 2016

Shalawat Dilantunkan Saat Kelahiran


Sampurasun.... 

Jumat, 5 Agustus 2016, usia saya bertambah. Saya percaya pada tanggal yang sama, 35 tahun lalu orangtua saya bergembira. Saya percaya bahwa ketika lahir Bapak melantunkan adzan pada telinga kanan dan iqamah pada telinga kiri.

Rabu, 03 Agustus 2016

Meraih Cinta Ilahi

Jalaluddin Rakhmat dalam buku Meraih Cinta Ilahi menyatakan bahwa Allah memelihara manusia bukan hanya dengan kebahagiaan atau kegembiraan, tapi juga dengan penderitaan dan kesedihan. 

Tujuannya adalah agar kita lebih sadar dan berupaya mencapai kesempunaan. Artinya, bahwa dengan musibah sebenarnya kita sedang dituntut untuk peka dan peduli sekaligus berikhtiar melakukan pemeliharaan kehidupan manusia dan alam dengan sebaik-baiknya. 

Pada konteks ini Allah percaya bahwa manusia sanggup memikul perintah dan larangan-Nya; karena telah diberikan potensi-potensi (akal, hati dan indera) dan kesiapan untuk menerima segala yang ada dan melekat pada dirinya (taklifi). Artinya, dalam kehidupan di dunia ini manusia merupakan khalifah yang harus hidup berdasarkan peran dan tugasnya serta siap bertanggungjawab atas akibat yang akan diterimanya. Dan kita harus mulai introspeksi bahwa fenomena tersebut merupakan teguran dari Allah atas kelalaian terhadap saudara kita dan terhadap perintah maupun larangan-Nya.

Selasa, 02 Agustus 2016

Sahabat dan Polisi

Datanglah serombongan orang berjubah putih datang ke kantor polisi melaporkan bahwa ada pengajian yang menghujat Abu Bakar dan Umar bin Khaththab. Mereka meminta polisi agar menghentikan pengajian itu. Kebetulan polisi tersebut seorang Kristiani.

“Pak, kami ingin melapor mengenai pengajian yang menghujat Abu Bakar dan Umar,” ucap juru bicara dari rombongan yang rata-rata berenggot dan celana cingkrang.

Polisi itu menjawab, “Saya belum terima laporan dari Abu Bakar dan Umar.” Kemudian orang-orang yang melapor itu berkata lagi, “Tapi mereka berdua itu sahabat.”

Mendengar itu polisi kembali menjawab dengan singkat, “Apalagi mereka sahabat. Suruh lapor ke sini!”

Demikian kisah saya dengar saat acara diskusi buku Sahabat Nabi karya Dr Fuad Jabali di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. []

Senin, 01 Agustus 2016

Buku dan E-Book


Saya dulu pernah kerja sebagai editor buku di sebuah penerbit ternama di Bandung. Sebelumnya kerja dalam bidang jurnalistik pada majalah dan berita online. Penerbit dan media ternyata memiliki aturan dalam kerja dan mengikuti standar yang baku pada tingkat nasional maupun internasional.

Sudah menjadi ketetapan dalam publishing bahwa yang disebut buku harus detail mulai dari copyright, daftar isi, nomor halaman, rujukan, pembahasan isi, penulis, dan lainnya.

Begitu juga dalam ebook (buku digital) harus memenuhi standar publishing. Di penerbitan buku biasanya yang disebut eBook itu ada buku cetaknya. Juga di perpustakaan nasional, biasanya buku jadul dibuat versi eBook. Dengan desain sama seperti buku versi cetak.

Sabtu, 30 Juli 2016

saya baru sadar bahwa diri ini sudah beranjak tua

Kemarin di sekolah tempat saya mengajar, ada dua alumni angkatan pertama. Badan dan perawakan kedua alumni itu sudah hampir mirip orang dewasa. Saya tersenyum melihat keduanya. Saya masih terbayang dalam benak bahwa ketika saya mengajar keduanya masih imut-imut dan kecil. Dan kemarin saat keduanya silaturahim dan mengobrol, saya lihat sudah berbeda.

Alhamdulillah, kedua alumni itu sekarang masuk perguruan tinggi negeri di Bandung. Saat bersalaman saya hanya bisa berucap: selamat dan sukses.

Setelah keduanya berpamitan, saya dan seorang kawan guru berceloteh: saat melihat kedua murid tadi, saya baru sadar bahwa diri ini sudah beranjak tua.

Ya Allah, berkahi orang-orang yang sedang belajar.
Kuatkan selama proses belajar dan tetapkan mereka dalam kebaikan.
Jadikanlah mereka berguna untuk bangsa, agama, dan kemanusiaan

Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad

Senin, 04 Juli 2016

Tes Akal Sehat Anda: Siapa pun Boleh Menjawab

Ini sekadar tes kemampuan akal sehat. Silakan baca dengan teliti, renungkan, dan catatlah pilihan Anda pada ruang komentar di bawah tulisan ini. Jangan lupa beri alasannya!

PERTANYAAN PERTAMA:  Katakanlah Anda di sebuah daerah yang tidak mengenal dunia teknologi. Rumah yang Anda tempati berjauhan dengan tetangga. Tidak ada klinik kebidanan dan sangat sedikit di daerah Anda itu orang yang bisa baca tulis. Di daerah inilah Anda dilahirkan dengan bantuan keluarga dekat (orangtua) Anda. Pasti ketika lahir Anda tidak mengetahui bagaimana proses atau kondisi saat lahir. Juga tidak mengetahui hari, waktu, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran. Anda baru mengetahui semuanya ketika diberitahu. Kira-kira: informasi siapa yang paling benar (shahih) atau yang harus dipercaya berkaitan dengan kelahiran Anda?
A.      Orangtua dan keluarga terdekat Anda
B.      Tetangga dan orang lain yang baru Anda kenal 

Minggu, 03 Juli 2016

pendidikan dan rezeki

Memulai kembali menulis. Sudah lama tak menulis. Meski tidak tahu apa yang harus ditulis. Saya paksakan menulis. Ini yang saya tulis keadaan menjelang idul fitri. Di Kabupaten Bandung, yang menjadi perbincangan antartetangga adalah tunjangan hari hari raya atau THR. Beli baju buat anak dan persiapan kue lebaran. Mungkin itu sudah lumrah yang dibicarakan orang-orang saat jelang lebaran.

Namun, ada yang beda seorang bapak yang bertemu saat ambil uang di ATM. Ia mengabarkan bahwa gaji 13 dan 14 habis oleh biaya masuk sekolah anaknya yang kini masuk SMA. Tampaknya itu juga yang kini banyak keluhan orang tua: pabetot-betot sareng kabutuhan lebaran.

Sabtu, 02 Juli 2016

Sakedap Deui Pungkasan


Bismillaahirrahmanirrahiim
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad

sakedap deui romadon pungkasan
unggal taun, lebaran sumping ka urang
ngabagjakeun nu lekasan saum
ngabagjakeun nu marulang ka pakampungan 
nu di dayeuh muru ka kampung
nu di kampung hut het sasadiaan keur nu ti dayeuh

parantos janten kabiasaan urang lembur
saban-saban lebaran, silaturahim ka dulur sabeuteung
dulur salembur, baraya-baraya urang sarerea

ilaharna unggal tepung lebaran
salalaman jeung silih menta hampura
utamana ka indung jeung bapa
ilaharna zarah ka pajaratan nini aki 
ilaharna zarah ka nu parantos ngantunkeun urang

Jumat, 01 Juli 2016

Perkawis Nikah Mut'ah

Lamun nilik kana fikih Islam loba pisan anu beda. Sanajan sa-mazhab atanapi sa-ormas, sok aya wae beda tafsir. Kitu oge urang Islam anu anut mazhab Syiah, masing-masing pada benten dina nyepeng katerangan hukum. 

Nikah mut'ah sacara nash disebatkeun dina Al-Quran surah Annisa ayat 24. Dina hadis ti Jabir bin Abdillah yen Ibnu Abbas nagalakukeun nikah mut'ah. Kitu oge Rasulullah saw sareng Abu Bakar. Ngan teras Umar bin Khatab nuju janten khalifah nyaram kana nikah mut'ah sareng haji tamattu (Sunan Al-Baihaqi jilid 7 kaca 206, Shahih Muslim tina bab nikah mutah, kitab Durr Al-Manstur jilid 5 kaca 487).

Selasa, 28 Juni 2016

Foucault, Khomeini, dan Revolusi Islam


 Michel Foucault dan Imam Khomeini. Dua sosok yang berbeda. Yang satu dari Perancis dan satu lagi dari Iran. Yang satu adalah filsuf dan ilmuwan. Yang satu lagi seorang ulama dan sufi. Dua orang yang berbeda, yang dipisahkan negara dan berbeda agama.


Tentang Foucault, saya mengetahuinya ketika kuliah filsafat sejarah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung. Saya membaca buku-bukunya, khususnya berkaitan dengan relasi kuasa, kebenaran, sejarah, dan kegilaan. Ia mengkritik filsafat modernisme. 

Jumat, 24 Juni 2016

mugi diparengkeun boboran ieu abdi tiasa jarah

Nembe maos postingan: aya murangkalihna anu tos damel kiranglangkung tilu sasih. Ngintun sendal sareng acuk anyar. Saurna kanggo lebaran ibuna. Teug, ieu hate nyeredet. Beurebeuy cimata. Keclak cimata.

Dina hate hayang jiga kitu. Masihan barang ka kolot (ibu bapa) kuring. Ngan ukur cimata sareng du'a.
Nun Gusti, mugi diparengkeun boboran ieu abdi tiasa jarah ka makam pun bapa sareng pun ibu. Tos lami pisan abdi teu jarah. Nun Gusti...

Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogira. Allahummaghfirlahum warhamhum wa'afihim wa'fuanhum. Wa shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad

Jumat, 17 Juni 2016

hatur nuhun anu parantos maca ieu tulisan

Simkuring rada bingung mun mayunan komputer. Sabab mun maosan ebook, rada hoream. Mun neuleuan tuisan heubeul hoream oge. Nya ngan muka internert tuluy macaan artikel anu aya dina situs online anu munel dina eusina. Ngan anu resep diaosan teh masih keneh perkawis agama. Tacan kana widang sanesna. Teuing atuh beut kitu. Ah keun bae atuh kieu oge. Ngan kitu hungkul ngalecok kuring dina hate. Teuing atuh beut kitu. Matakna ditulis suapdos karekam yen dintenan ieu kuring nyerat hal anu teu puguh juntrungan. Naon hartina?

Selasa, 07 Juni 2016

Munggahan 2016: Semalam di Cianjur

Salam... sampurasun. Semalam saya di Cianjur. Kota kelahiran istri dan mertua. Sore hari saya berdua dengan istri berencana untuk makan-makan sambil menunggu keputusan pemerintah tentang 1 Ramadhan.

Namun karena berkaitan dengan adik istri yang "babar" maka menyempatkan ke rumah bersalin untuk nengok. Kebetulan datang, maka saya berdua menjadi ganti jaga. Suaminya pergi bersama mertua ke rumah. Saya dan istri menunggu adik hingga sekira jam tujuh malam. Setelah tiba suaminya, saya dan istri berjalan menuju jalan Kaum Cianjur.

Malam itu jalan sepi. Terdengar dari masjid ceramah dan shalat tarawih. Saya berjalan-jalan di tengah jalan yang  sepi. Dugi ngoprot kesang. Tiba di rumah mertua. Nikmati sajian makanan karya mertua dan menuaikan shalat isya tanpa shalat tarawih. Maklum kecapaian di jalan.

Pukul empat pagi bangun. Sahur. Shalat shubuh dan tidur. Bangun jam sembilan pagi. Bersiap pulang ke Bandung.

Minggu, 05 Juni 2016

Saya dan keluarga puasa ikut keputusan pemerintah

Salam wa rahmah. Mohon doa. Saya dan keluarga puasa Ramadhan hari senin, 6 Juni 2016.

Sesuai dengan “fatwa” dari guru saya: bahwa urusan yang berkaitan dengan sosial dan kebersamaan lebih dahulu dipentingkan. Maka dalam puasa ramadhan ini dan sejak dahulu, saya bersama keluarga ikut keputusan pemerintah Republik Indonesia.

Memang sudah biasa dalam urusan fikih terbagi dalam kubu dan golongan. Namun, itu merupakan pilihan buat kita; memilih yang membuat enjoy dan jalani ibadah dengan syukur. Nikmati perbedaan dengan tidak memaksakan pemahaman kita kepada orang lain yang beda mazhab atau beda ormas. Meski satu mazhab ternyata tidak lepas dari ikhtilaf.

Karena itu, sadari dengan lapang hati dan pikiran jernih bahwa di sekitar lingkungan kita ada perbedaan. Ikhtilaf itu rahmat. Bisakah diwujudkan dalam umat Islam?

Mohon maaf lahir batin. Mugi urang sadaya aya dina panangtayungan Allah Ta'ala. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad

Membaca Buku: The First Muslim, The Story of Muhammad

Buku berjudul The First Muslim: The Story of Muhammad, adalah karya menarik dan layak baca. Saya coba membacanya secara ngemil. Pelan dan pasti dapat saripati dari buku tersebut. Nah, berikut ini kultwit saya dalam twitter.

0) Giliran karya Lesley Hazleton, The First Muslim: The Story of Muhammad, yang kini dibaca. Moga bisa paham sekaligus menyerap pesan dibalik teks.

1) Lesley Hazleton dlm First Muslim, The Story of Muhammad: menyatakan Ibnu Ishaq dan Thabary dlm heuristik menggunakan sejarah lisan.

Rumi: Air Kehidupan

Jalaluddin Rumi bercerita bahwa pada tepian sebuah sungai terdapat dinding yang tinggi. Di atas benteng itu terbaring seseorang yang tengah menderita karena kehausan. Tembok itu menghalangi dia untuk mendapatkan air yang ia rindukan seperti rindunya seekor ikan akan air lautan.
Dengan susah payah, ia lalu melemparkan pecahan batu kerikil dari tembok itu ke dalam air. Suara percikan air yang tertimpa kerikil terdengar di telinganya seperti suara seorang sahabat yang indah dan lembut. Ia begitu bahagia mendengar suara percikan air itu.
Karena bahagianya, ia mulai merobohkan batu bata benteng itu satu per satu. Suara gemercik air di bawah seakan berkata kepadanya, “Apa yang kau lakukan?”

Sabtu, 04 Juni 2016

Puasa: Syariat, Tarekat, Hakikat

ALKISAH seorang Muslim yang hidup setelah masa Khulafa Ar-Rasyidun. Ia pada masa itu dikenal ahli ibadah yang tinggal di serambi masjid nabawi. Ia hampir tiap hari melakukan itikaf, dzikir, shalat dan ibadah lainnya. Ia jarang ke luar karena penglihatannya tidak normal alias buta. 

Suatu hari datang kabar bahwa temannya sakit keras. Kemudian ia menengoknya dengan diantarkan sahabatnya yang lain. Ketika tiba temannya itu meminta ia untuk berdoa demi kesembuhannya. Karena itulah setiap selesai shalat ia mendoakannya. Ajaibnya, beberapa hari setelah kunjungan itu temannya sembuh.

Selasa, 31 Mei 2016

Filsafat itu Permainan Bahasa

Saya merasa lelah dan jenuh. Entah apa yang harus dicapai. Apabila karier dan kedudukan terhormat pasti tidak akan tergapai. Kemampuan akses terbatas. Tidak ada jaringan maupun kemampuan lobi. Apalagi untuk urusan finansial. Juga dalam ilmu, pasti jauh dibanding mereka yang lebih muda. Yang lebih rajin dalam belajar. Yang lebih memiliki kemampuan dalam akses. Lebih memiliki banyak waktu dalam belajar ketimbang diri saya yang kemampuannya sangat terbatas. Membaca buku tidak rajin. Diskusi hanya bagian pendengar. Menulis hanya sekadar mengulang. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Tampaknya jauh lebih mulia orang terdahulu dibanding orang seperti saya ini.

Minggu, 29 Mei 2016

Kaum Beragama Sekarang Ini Seperti Pasar

Dua pekan lalu, saya bertemu dengan para penyebar mazhab. Saya bertemu orang Syiah ketika duduk santai di pinggir jalan. Ia lalu ngobrol kemudian jelaskan tentang Syiah dan menyatakan sebagai mazhab yang benar. Saya menangkap pesan: ayo masuk Syiah.

Pernah ketemu juga dengan orang yang anti Syiah dan ia sampaikan bahaya Syiah. Lalu, ketemu orang yang celana cingkrang dan kasih informasi tentang tauhid. Ada pula yang ajak saya ngaji dan kumpul dalam majelis. Juga ada yang tawarkan Islam model cinta dan ketaatan dalam ibadah mahdhah.

Kebaikan itu Universal

Banyak orang terjebak dengan situasi dan keadaan sebuah negara yang disebutkan banyak ulama dan memuliakan keturunan Rasulullah saw.

Jika melihat negeri seribu satu malam dan Kota Rasulullah saw, hampir semua orang suci dari keturunan Rasulullah saw bersemayam di sana. Juga kiblat umat berada di sana. Kenapa tidak bangga dengan dua negeri tersebut dan memperbaiki tatanannya, minimal dengan doa.

Dan, saya orang Indonesia yang beragama Islam dan bersuku Sunda, tetapi cinta dengan negeri tempat bermukim. Saya setuju dengan kawan-kawan yang berani berkata: pergilah dari Indonesia untuk orang-orang yang bisanya memuji-muji negeri lain.

Senin, 16 Mei 2016

diplomasi politik halangi ibadah haji

Pemutusan hubungan diplomatik menjadi persoalan dalam ibadah tahunan. Sikap politik kadang tidak bersahabat dengan kerinduan ibadah tahunan. Namun, itu risikonya jika tidak dipertimbangkan sejak awal akan bersikap atas politik. Nikmati saja kawan, bukankah Haji itu rangkaian ibadah khusus untuk yang mampu dan tidak ada aral yang melintang.

Jika kendala politik, ya berdo'a moga ada solusinya. Bukankah orang saleh atau kaum Muslim akan senantiasa ada musibah sebagai bentuk perhatian Tuhan kepadanya. Apalagi ini menyangkut satu negeri. Insya Allah...ada hikmah.

Yaa Dzal Jalaalil wal ikraam
Wahai pemilik kemuliaan dan kehormatan
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad

Minggu, 01 Mei 2016

Pesan Dosen: Gawean Atuh

Beberapa waktu yang silam bertemu dengan dosen. Dia tanya studi, terutama tesis. Saya hanya jawab sedang proses.

Kemudian dia senyum sambil berkata: "Gawean atuh. Jiga patani. Pan ngeureuyeuh. Unggal poe boga hanca anu teras bae saban dinten dipigawe. Pan lami-lami oge anggeus."

Saya mangut-mangut dan bertekad menyelesaikan. Tapi tetap saja rada sesah yeuh bagerakna. Sesah pahamna buku-buku anu diaos teh. Kitu deui pabaliut nyiar rejeki sarta pancen sanesna. Pidu'ana....

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.

Sabtu, 12 Maret 2016

Pesan Damai dari buku Muhammad dan Isa: Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya

William E. Phipps dalam buku  "Muhammad dan Isa: Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya" (Bandung: Mizan, 1999) bagian simpulan, mengutip Gotthold Lessing bahwa seorang raja yang sedang sekarat dan mencintai ketiga putranya. Sudah menjadi kebiasaan yang meneruskan menjadi raja adalah yang diberi cincin baiduri.

Raja tidak bisa memutuskan kepada siapa cincin diberikan—karena cinta kepada ketiganya—sehingga membuat dua buah duplikat cincin yang sama persis. Kepada ketiganya diberikan dan setiap putranya merasa memiliki cincin yang asli.

Menurut Phipps, seharusnya kaum Yahudi, kaum Kristen, dan kaum Islam tidak meributkan keaslian agama yang berasal dari Tuhan. Cukuplah meyakininya sebagai kebenaran yang sejati dengan menerima keberadaan agama lain yang diyakini orang lain sebagai kebenaran.

Demikian pesan Phipps dalam akhir bukunya. Saya kira layak disambut, terutama saat kondisi umat beragama di Indonesia mulai memanas hanya karena percikan orang-orang yang anti dengan perdamaian. Percayalah hidup damai itu lebih nyaman dan nikmat. (ahmad sahidin)

Selasa, 08 Maret 2016

Tragedi Hari Kamis: Ketika Rasulullah saw Sakit

Saya pernah mengajukan pertanyaan kepada Ustad Sinar Agama di facebook: apakah Imam Ali as ada di antara sahabat ketika Nabi Muhammad saw meminta kertas dan pena; yang tidak dipenuhi Umar bin Khattab (yang dalam hadis dikatakan mengigau atau meracau) yang hadisnya berkaitan dengan tragedi hari Kamis. Hadis ini diriwayatkan Ibnu Abbas. Mengapa Imam Ali as tidak segera memenuhi permintaan Nabi (kalau sedang ada di sana)?

Sabtu, 13 Februari 2016

Benarkah KH Hasyim Asyari Menolak Syiah?

Saya pernah menulis artikel di kompasiana dengan judul: Orang NU Ditanya tentang Mazhab Syiah (setelah saya cek dalam internet, tulisan tersebut hilang dan tidak ditemukan lagi; untungnya tanggapan atas tanggapan pernah saya kirim ke situs Misykat).

Kemudian ada komentar pada tulisan saya di kompasiana: “Mengenai Syiah sebetulnya sudah sedari awal ketika NU berdiri melalui salah satu pendiri NU telah mengingatkan bahaya Syiah sebagai paham di luar Ahlu sunnah wal jamaaah Adalah KH. Hasyim Asyari dalam Muqoddimah qonun asasi NU menjelaskan dengan gamblang bahwa di luar 4 Imam mazhab, seperti Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak boleh diikuti. Tak lupa, KH. Hasyim mengutip sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW bersabda: “Apabilantelah nampak fitnah dan bid’ah pencacian terhadap sahabatku, maka bagi orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut tidak melakukan hal tersebut (menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang mencaci sahabat) maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh manusia”nn Sumber).

Sabtu, 06 Februari 2016

Belajar dari buku Al-Mushthafa: Studi Kritis Historis Nabi Saw

Sebenarnya saya tidak tertarik untuk membaca buku yang berkaitan dengan sejarah Nabi Muhammad saw. Selain karena terlalu bernuansa klasik dan pernah dipelajari ketika kuliah. Juga mengira bahwa sejarah Nabi tidak jauh berbeda dengan buku lainnya: membosankan. 

Namun setelah bergabung dalam sebuah milis yang khusus mengkaji sejarah yang dibuat oleh kawan-kawan alumni jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, saya menjadi tertarik lagi untuk membuka dan membaca lagi buku sejarah.

Dalam diskusi sampai pada pembahasan metodologi sejarah dan mempertanyakan keabsahan metodologi sejarah modern Barat. Saya menyatakan sepakat dengan penggugatan atau uji ulang semua khazanah kesejarahan, baik metodologi sejarah maupun filsafat sejarah yang berasal dari Barat.

Rabu, 20 Januari 2016

Benarkah Abu Thalib itu Bukan Mukmin?

Benarkah Abu Thalib, sang paman Nabi Muhammad saw, bukan seorang mukmin? Tidak sedikit penceramah atau mubaligh masih meyakininya sebagai kafir. Saya mengira karena mereka belum membaca buku Antologi Islam (yang diterbitkan Al-Huda Jakarta) dan analisa kritis tentang hadis-hadis yang mengarah pada penistaan paman Rasulullah saw.

Rabu, 13 Januari 2016

Ikhtilaf dan Islam Indonesia

Suatu hari saya bertemu dengan kawan yang berlatar belakang dari Pesantren PERSIS (Persatuan Islam). Kawan saya itu bilang bahwa umat Islam Indonesia yang mayoritas tidak berada dalam satu jamaah sehingga agenda dan misi Islam secara keseluruhan tidak terwujud. Ia menyebut syariat Islam yang seharusnya menjadi aturan hukum malah diabaikan. Padahal, negeri ini dikuasai umat Islam dan para pejabatnya pun sebagian besar beragama Islam. Anehnya, kata kawan itu, tidak ada kekuatan yang mampu mewujudkannya untuk menciptakan negara Islam.

Lebih aneh lagi umat Islam Indonesia senang membuat lembaga-lembaga yang terpisah sehingga tidak memiliki visi dan misi yang sama. Yang ada hanya kepentingan lembaga dan individu. Saling berebut jabatan dan pengaruh. Akibat tidak berada dalam satu jamaah, tidak heran kalau umat Islam Indonesia terus berada konflik membela lembaga dan kepentingannya masing-masing.

Minggu, 03 Januari 2016

Maulid Diba jeung Barzanji di Lembur

Di Garut lembur simkuring, biasana ping 1 dugi 11 Rabiul Awwal biasana maos kitab al-Barzanji sareng Maulid Diba. Unggal ba’da netepan magrib sasarengan jeung barudak dugi ka isya. Teras enjingna disambung deui, nepi ka rengse dua kitab eta diaos unggal ba’da maghrib.

Kiwari linggih di Bandung, hanteu mendakan anu maos Barzanji atanapi Maulid Diba. Komo deui anu raeng maos pupujian. Ngan anu sholawatan mah masih keneh kakuping raeng. Eta oge mun sabada maghrib ngantos solat isya. Pupujian jeung zikir unggal subuh. Ngan teu rotin kakuping. Eta oge anu maoskeunna kolot. Sora barudak mah tacan pati kadangu. Duka kuring can kawenehan kitu. Ah, anu penting mah aya keneh anu maos sholawat bae.

Sabtu, 02 Januari 2016

Menjadi Seorang Intelektual

Salam. Sampurasun. Saya tidak tahu ini akan menyangkut dengan tema atau tidak. Saya tidak tahu apa yang harus disampaikan. Hanya saja saya punya sedikit  “beban moral” dalam benak bahwa seseorang tidak bisa lepas dari masa lalu. Saya sendiri meyakininya bahwa diri ini konstruksi dari sejarah dan salah satu “serpihan” sejarah yang masuk dalam kehidupan saya adalah LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman).

Saya tidak tahu harus darimana narasi dibangun dan dibentuk, kemudian menjadi ajang refleksi. Terlalu jauh untuk sampai padanya. Anggap saja ini khayalan. Percayalah, setiap orang punya “serpihan” yang berbeda. Tidak sama dan beragam. Meski memiliki kesamaan, tidak pernah ada yang sama. Percayalah bahwa keragaman itu keniscayaan yang tidak boleh dipudarkan.

Jumat, 01 Januari 2016

Setelah Wafat Rasulullah saw

Dalam buku DAN MUHAMMAD UTUSAN ALLAH karya Annemarie Schimmel (Mizan, 1994, halaman 46) terdapat kutipan dari kitab Shahifah Hammam Ibnu Munabih karya Hamdullah bahwa banyak catatan yang menyatakan Umar bin Khaththab menentang periwayatan hadits dan menghukum orang-orang yang mengkabarkan keistimewaan keluarga Nabi Muhammad saw. Pelarangan dilakukan karena khawatir terjadinya campur aduk antara wahyu dan hadits Rasulullah saw.