Dari iklan tersebut tampak bagaimana budaya
dikaji dan ditelaah serta dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Yang secara tidak sadar telah menciptakan bentuk
(contruction) kebudayaan baru dengan menyisihkan (eclution) kebudayaan lama.
Inilah cara kapitalisme menjadikan segala sesuatu sebagai komoditas dan cara agar bisa
menguasai dunia.
Memang harus diakui bahwa Barat telah melahirkan kemajuan yang spektakuler dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan kehebatan itu sehingga Barat punya rasa percaya diri yang besar bahwa dirinya mampu menata dunia. Barat tidak sadar bahwa tidak semua manusia akan mengikuti dan mempraktekan nilai-nilai yang ditawarkannya. Sebab setiap penerimaan yang diterima secara terbuka dan tidak disesuaikan dengan kebutuhan adalah bentuk neo-colonialism.
Saya yakin bahwa tidak setiap bangsa-negara ingin mendapatkan
paket-paket yang diarahkan sesuai dengan kehendak mereka. Bukankah setiap bangsa dan negara sebenarnya ditegakkan oleh masyarakatnya
sendiri?
Karena itu, paket-paket dari negeri asing berupa ilmu
pengetahuan dan teknologi adalah salah satu tipu muslihat Barat yang sedang
mencoba bergerak dari arah lain. Seperti isu terorisme yang
digembor merupakan strategi untuk menata dunia sesuai dengan agenda besarnya
yang berkesinambungan dari sang Adi-kuasa. Mereka ingin menunjukan
dirinya sebagai super-power sekaligus penentu dunia dan kehidupan manusia.
Saya (senantiasa) curiga tentang gerak sejarah kebudayaan
dan peradaban manusia yang berganti rupa,yang sebenarnya tak terlepas dari
proyek-proyek ideologi yang sengaja dijejalkan dalam pelbagai bentuk paket dan
kemasan menggiurkan. Kemudian membungkam dunia dengan
mengatasnamakan akhir sejarah.
Hanya dengan kesadaran yang luas dan senantiasa bersikap
kritis, kita akan segera bisa terbebas dan keluar dari
"jejaring-lingkaran" tersebut. Dengan sikap
demikian, kita dapat menunjukan bukti tadanya nilai, kekuatan,
dan kesadaran terhadap keberadaan identitas budaya manusia. Selamat
merenung!
(Ahmad Sahidin)
(Ahmad Sahidin)