Jumat, 24 Januari 2020

Ulah Hariwang


Sesah ayeuna mah kuring nyerat teh. Tema naon anu tacan digarap? Mun ditoong geus loba anu ngaguar. Rupina mah kedah ngaguar diri sorangan.

Tah perkawis ieu mah rada sesah. Sabab anu ngenal dirina tacan tangtu tiasa nuliskeun dina kalimah. Sesah, hese... keun bae sina ngancik bae dina diri; sugan jeung sugan isuk jaganing geto tiasa dibeberkeun sareng dibewarakeun. Keun atuh diri ieu bae anu cumarita, keun bae uing hungkul anu ngaguluyur.

Minggu, 19 Januari 2020

Tuhan itu Bulat!

ADA pengalaman cukup menarik ketika saya melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) IAIN/UIN Sunan Gunung Djati Bandung, di kawasan Cilengkrang-Bandung, Mei-Juni 2003. 

Saat itu saya diberi tugas untuk memberikan pelajaran sejarah di salah satu masjid. Audiens saya hadapi adalah anak-anak SD dan SMP sehingga pelajaran yang saya berikan adalah cerita tentang nabi-nabi yang terdapat dalam Al-Quran. Saat itu saya menguraikan tentang Nabi Ibrahim, Bapak Monotheisme, yang kuat dibakar api.

Sedang asyik bercerita, tiba-tiba seorang anak bertanya: “Kak, kalau Allah itu bentuknya seperti apa?” Ditanya seperti itu saya terdiam. Bingung. Tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya. Jika saya katakan: Allah itu tidak berbentuk, tidak beranak, tidak berwujud, tidak tidur, atau Allah itu tunggal, pasti anak itu akan terus bertanya dengan kepolosannya. Namun, entah ilham darimana, saya langsung balik tanya. Anak itu dengan polosnya langsung menjawab: “Bulat”.

Rabu, 15 Januari 2020

Kisah tentang Fanatisme Fikih

Ini kisah nyata sekira tahun 2016. Saya bagikan kisahnya sebagai bahan dialog dan mungkin bisa menjadi bahan telaah dalam studi fikih kontemporer.

Seorang teman bercerita: ia pergi ke satu daerah di Kabupaten Bandung dengan menggunakan motor. Di tengah jalan ia lapar. Berhenti di tempat tukang jualan mie baso. Memesan satu porsi. Sambil nunggu disiapkan dan menunggu giliran, ia ngobrol dengan tukang baso dan sampai pada obrolan tentang agama.

Jumat, 10 Januari 2020

Sumber Ajaran Islam: Tinjauan Ringkas

Dalam Al-Quran disebutkan, “Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah dan bertakwalah kepada Allah” (QS Al-Hasyr: 7).

Al-Kitab dan Al-Hikmah
Islam sebagai agama tentu memiliki sumber dalam setiap ajaran dan praktik beragama. Sumber utama dalam Islam adalah Allah dan Rasulullah saw.[1] Dalam al-Quran disebutkan bahwa yang diturunkan kepada para Nabi (yang kemudian menjadi sumber ajaran agama) adalah Al-Kitab dan Al-Hikmah. Hal ini tercantum dalam surah Maryam ayat 12; Al-Baqarah ayat 129, 151, dan 231; Al-Jumuah ayat 2. Disebutkan bahwa Allah menurunkan Al-Kitab berupa Taurat, Zabur, dan Injil kepada para Nabi sebelum Nabi Muhammad saw.

Jumat, 03 Januari 2020

Resensi buku Cita Humanisme Islam: Panorama Kebangkitan Intelektual dan Budaya Islam



Saya lupa entah tahun berapa beli buku "Cita Humanisme Islam: Panorama Kebangkitan Intelektual dan Budaya Islam dan Pengaruhnya terhadap Renaisans Barat" ini? Bukunya terbit tahun 2005 oleh Serambi Jakarta. Penulisnya George A. Makdisi. Ini sebuah karya terjemah dari buku yang aslinya berjudul "The Rise of Humanism" tahun 2000. Tebal buku 600 halaman. Isinya terdiri dari tujuh bagian dan tiap bagiannya diisi empat sampai tujuh bab. 

Sekilas uraian dalam buku ini tentang ilmu adab, yang diartikan kajian sastra dan humaniora dalam khazanah sejarah umat Islam sejak pascakhulafa rasyidun sampai akhir abad pertengahan. Tokoh Imam Syafii disebut sebagai peletak ushul fiqih, yang juga memiliki kemahiran dalam sastra. Juga tokoh ulama lainnya bahwa dalam sejarah diketahui mereka punya keahlian dalam bidang ilmu adab, selain ilmu-ilmu agama.Yang menarik tentang ijazah dan izin sebar pengetahuan dibuat dengan aturan yang sederhana sesuai dengan zamannya.