Kamis, 03 November 2016

Apa itu Heuristik?

Apa itu heuristik? Istilah terkait dengan riset historis.  Heuristik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu heuriskein, yang bermakna mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah. Bisa juga disebut tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber untuk bahan yang akan diteliti. Tahap awal berusaha mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan topik atau tema yang akan dibahas. Selanjutnya melengkapi sumber dengan informasi lainnya yang bisa membantu atau memperkaya topik yang akan diteliti.


Pertama, sumber sejarah. Segala sesuatu yang langsung atau tidak langsung menceritakan tentang kenyataan atau kegiatan manusia di masa lalu dan memiliki manfaat untuk kepentingan penelitian. Sumber sejarah terdiri dari: tertulis (keterangan bentuk laporan tertulis yang terdapat pada batu, kayu/bambu, kertas, dan dinding gua), lisan (penuturan saksi sejarah dan tradisi lisan), dan benda (peninggalan benda purbakala yang terbuat dari logam, batu, tanah, atau kayu).

Kedua, data sejarah. Berkaitan dengan informasi-informasi yang berkaitan dengan topik penelitian sejarah yang akan dibahas. Buku-buku sejarah kadang menyajikan informasi terdahulu dan bisa dijadikan data-data. Data bisa diperoleh dari arsip, manuskrip, dokumen resmi atau tidak resmi, media cetak, kaset audio, video, dan pernyataan lisan seseorang (yang terkait dengan pelaku atau saksi sejarah).

Ketiga, fakta sejarah adalah data yang terseleksi yang berasal dari berbagai sumber sejarah. Dalam fakta terdapat unsur fakta mental dan sosial. Fakta mental berkaitan dengan kondisi yang dapat menggambarkan kemungkinan suasana alam, pikiran, pandangan hidup, pendidikan, status sosial, perasaan, dan sikap yang mendasari lahirnya penciptaan benda. Sedangkan fakta sosial adalah kondisi yang menggambarkan keadaan sosial sekitar tokoh dan peristiwa, seperti jiwa zaman, lingkungan, dan sistem kemasyarakatan. Berdasarkan temuan-temuan dari data sejarah maka sejarawan harus mampu memperkirakan fakta sosialnya.

Keempat, sumber primer. Yang termasuk dalam sumber primer adalah saksi sejarah yang mengalami peristiwa, dokumen, buku-buku, dan lainnya yang menjadi sumber utama. Bahkan, untuk peristiwa sejarah ada ketentuan bahwa sumber primer harus sezaman dengan peristiwa yang dikisahkan.

Kelima, sumber sekunder adalah kesaksikan dari orang yang bukan dari pelaku sejarah, atau yang tidak hadir dalam peristiwa sejarah. Bisa keturunan dari saksi sejarah yang mendapatkan informasi dari orang tuanya yang menjadi saksi sejarah. Juga bisa diambil dari dokumen media massa yang menguraikan peristiwa sejarah yang akan diteliti. *** (Ahmad Sahidin)