Sekarang Umat
Islam memasuki bulan ramadhan. Sebuah perjalanan panjang yang harus lakukan evaluasi tentang kehidupan umat Islam. Sudahkah ada kontribusinya bagi dunia dan Indonesia? Kalau menengok
sejarah Islam di Indonesia, ternyata belum. Salah satunya tentang kerukunan umat
Islam, kasus Sunni dan Syiah, dan kekerasan terhadap mazhab minoritas, serta
pernyataan sesat yang tidak berdasarkan dalil. Ini kekurangan umat Islam Indonesia. Lainnya, mungkin bisa unggul.
Berkaitan
dengan penyesatan terhadap pengikut mazhab Syiah, dan salah satu masalah
yang kerap dijadikan tudingan bagi pengikut Syiah atau Ahlulbait adalah
berkaitan dengan mencaci sahabat Nabi Muhammad saw. Pengikut Syiah atau
Ahlulbait dianggap suka melakukannya. Ini
yang terus ditudingkan dan keengganan pengikut Sunni untuk menerima kehadiran Muslim Syiah.
Sejak
isu adanya Quran yang berbeda sampai Malaikat Jibril salah kirim wahyu dan
hajinya bukan ke Makkah. Kemudian soal nikah mut’ah sampai boleh berbohong dan
melakukan tindakan anarkis. Itu semua sebetulnya sudah banyak dijawab. Meski
sudah dijawab tetap masih ada saja yang terus menebarkan isu-isu bohong
tersebut.
Salah
satu ormas yang anggotanya bermazhab Syiah sudah menerbitkan buku yang isinya
menjelaskan segala hal yang berkaitan dengan Syiah. Harusnya semakin berhenti,
malah terus saja provokasi dan membuat isu-isu lain lagi. Kalau memperhatikan
mereka yang benci Syiah, terasa cape dan lelah.
Yang
paling membosankan adalah alasan tidak mengakui Syiah sebagai Islam karena
membenci sahabat Nabi Muhammad saw. Saya sendiri belum menemukan bukti bahwa
orang Syiah hujat sahabat Nabi, khususnya di Indonesia.
Sejarah
mengisahkan justru Dinasti Umayyah yang menghujat Sayidina Ali bin Abi Thalib
beserta keturunannya. Kemudian dihentikan melalui pernyataan Umar bin Abdul
Aziz untuk melarang umat Islam menghujat Sayidina Ali.
Entah
apa buktinya kalau orang-orang Syiah sepanjang sejarah melakukan hujat terhadap
sahabat Nabi yang utama. Kalau kepada pembunuh cucu Nabi Muhammad saw, Sayidina
Husain bin Ali, memang kerap terdengar.
Saya
kira itu wajar karena Yazid bin Muawiyah beserta konconya melakukan kezaliman.
Pasti orang Islam pun tidak suka pada mereka yang melakukan kezaliman,
penindasan, dan penghujatan, dan penyebar isu-isu negatif.
Nah,
berikut ini ada fatwa dari Sayid Ali Khamenei, pemimpin Islam di Iran yang
menyatakan larangan menghujat sahabat Nabi Muhammad saw:
“Bismillahirrahmanirrahi. Assalamualaikum wa
rahmatullah wa barakatuh. Diharamkan menghina simbol-simbol (yang diagungkan)
saudara-saudara seagama kita, ahlusunah, berupa tuduhan terhadap istri Nabi saw
dengan hal-hal yang mencederai kehormatannya, bahkan tindakan ini diharamkan
terhadap istri-istri para nabi terutama penghulunya, yaitu Rasul termulia saw.Semoga Anda semua mendapatkan
taufik untuk setiap kebaikan.”
Dengan
adanya bukti larangan dari ulama Syiah Iran tersebut, sudah saatnya kaum Muslim
Sunni tidak lagi menganggap Syiah sebagai penghujat Sahabat Nabi. Kalau pun ada
orang Syiah yang masih terus begitu, berarti bukan lagi seorang yang beriman
dan saya kira sudah keluar dari ajaran Islam. Tinggal para penebar isu-isu
negatif yang menyadarinya dan melakukan evaluasi diri.
[ahmad sahidin]