William E. Phipps dalam buku "Muhammad dan Isa: Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya" (Bandung: Mizan, 1999) bagian simpulan, mengutip Gotthold Lessing bahwa seorang raja yang sedang sekarat dan mencintai ketiga putranya. Sudah menjadi kebiasaan yang meneruskan menjadi raja adalah yang diberi cincin baiduri.
Raja tidak bisa memutuskan kepada siapa cincin diberikan—karena cinta kepada ketiganya—sehingga membuat dua buah duplikat cincin yang sama persis. Kepada ketiganya diberikan dan setiap putranya merasa memiliki cincin yang asli.
Menurut Phipps, seharusnya kaum Yahudi, kaum Kristen, dan kaum Islam tidak meributkan keaslian agama yang berasal dari Tuhan. Cukuplah meyakininya sebagai kebenaran yang sejati dengan menerima keberadaan agama lain yang diyakini orang lain sebagai kebenaran.
Demikian pesan Phipps dalam akhir bukunya. Saya kira layak disambut, terutama saat kondisi umat beragama di Indonesia mulai memanas hanya karena percikan orang-orang yang anti dengan perdamaian. Percayalah hidup damai itu lebih nyaman dan nikmat. (ahmad sahidin)
Sabtu, 12 Maret 2016
Selasa, 08 Maret 2016
Tragedi Hari Kamis: Ketika Rasulullah saw Sakit
Saya pernah mengajukan pertanyaan kepada Ustad Sinar
Agama di facebook: apakah Imam Ali as ada di antara sahabat ketika Nabi
Muhammad saw meminta kertas dan pena; yang tidak dipenuhi Umar bin Khattab (yang
dalam hadis dikatakan mengigau atau meracau) yang hadisnya berkaitan dengan
tragedi hari Kamis. Hadis ini diriwayatkan Ibnu Abbas. Mengapa Imam Ali as tidak
segera memenuhi permintaan Nabi (kalau sedang ada di sana)?
Langganan:
Postingan (Atom)