Kamis, 27 Juni 2019

(resensi buku) Mendaras Tauhid Mengeja Kenabian

image
Tahun 2011 buku berjudulMendaras Tauhid Mengeja Kenabian terbit oleh Alhuda Jakarta. Penulisnya seorang pemimpin tertinggi di Iran: Sayyid Ali Khamenei. Seorang ulama yang banyak dirujuk dalam pemahaman agama dan politik Islam kontemporer, khususnya konteks perlawanan pada  penguasa Amerika. Kini pun Iran dalam politik internasional tetap melawan Amerika dan tidak mau tunduk.

Buku ini secara konten ada dua: tauhid dan kenabian. Disajikan dalam delapan bab. Beberapa bab diakhiri dengan tanya jawab.

Rabu, 26 Juni 2019

(resensi buku) Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam

image
Akhirnya saya tuntaskan baca buku "Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam" karya Ajid Thohir. Buku ini terbit 2009 dan tebal 364 halaman. Penerbitnya Rajawali Press, Jakarta.

Pak Ajid ini dosen saya di UIN Bandung. Bukunya dipakai rujukan di kelas untuk matakuliah sejarah peradaban Islam.

Alhamdulillah saya membaca tuntas selama dua pekan. Dulu tidak selesai dan setelah kuliah buku diselesaikan bacanya. Dan dari awal lagi sampai dituntaskan.

Buku karya Ajid Thohir ini bisa dikatakan memperkaya kajian sejarah dari penulis sebelumnya. Di antaranya Badri Yatim, Abdurrahim Yunus, Harun Nasution, dan lainnya. Mereka ini biasanya dijadikan rujukan untuk wacana sejarah Islam.

Senin, 10 Juni 2019

Muawiyah pun Tabaruk

Saya tersentak dengan kutipan riwayat yang tercantum pada buku yang ditulis Lesley Hazleton, "After the Prophet" (New York: Anchor Books, 2009) halaman 172 (paragraf 2) bahwa Muawiyah punya baju pemberian Nabi dan potongan kukunya yang ia simpan. Saat dalam kondisi sakit meminta kalau ia mati agar dikubur dengan dua benda tersebut.

Sabtu, 01 Juni 2019

Resensi buku Islam Mazhab Indonesia

MB.Hooker dari Australia menulis buku yang diterjemahkan dengan judul "Islam Mazhab Indonesia". Diterbitkan Teraju Mizan dan diberi pengantar oleh Prof Muhammad Quraish Shihab.

Buku ini menarik dari judulnya karena telah merepresentasikan Islam di Indonesia dengan empat lembaga: Persatuan Islam/Persis, Nahdlatul Ulama/NU, Muhammadiyah, dan Majelis Ulama Indonesia/MUI.

Lembaga keislaman lainnya tidak masuk, seperti PUI/Persatuan Umat Islam dan lainnya. Meski tidak disebutkan dengan jelas tentang pilihan risetnya, Hooker cukup mengena saat memilah umat Islam Indonesia dalam konteks modern dan masa orde lama, yang masa itu perjuangan identitas umat Islam sangat kentara, bahkan terjadi dialog dengan kaum nasionalis. Sehingga proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia ada peran intelektual dari umat Islam. Tentu pascakemerdekaan pun umat Islam ikut dalam proses pembangunan meski masa orde baru ruang geraknya terbatas.