Minggu, 30 Desember 2018

Resensi film Muhammad: The Messenger of God

Minggu sore (19/11/2017), setelah hujan reda. Saya memutar dan menonton film “Muhammad: The Messenger of God” yang diunduh dari satu akun youtube. Tampaknya yang saya tonton itu berbahasa Turki dan diambil dari tayangan televise. Alhamdulillah, bisa full nontonnya. Film tersebut di negeri Indonesia belum release, sehingga bisa dianggap “illegal” menontonnya. Meski begitu saya tidak mempersoalkan karena keinginan untuk menonton penuh film tersebut sangat kuat. Sampai dua sampai tiga kali mengulang tontonan. Sampai malam hari dan selesai sekira jam sembilan malam. Kabarnya film “Muhammad: The Messenger of God” itu sudah dapat “restu” dari Ayatullah Udzma Jawadi Amuli, seorang ulama besar di Iran yang dirujuk orang-orang Islam pengikut Syiah Imamiyah.  

Jumat, 14 Desember 2018

Resensi buku Perjalanan Pulang (Tanpa) Kembali

Semalam saya baru menyelesaikan baca buku Perjalanan Pulang (Tanpa) Kembali. Tuntas. Bagus, mencerahkan, dan mengoyak kesadaran. Sangat menarik buku karya Ustadz Miftah ini. Dari segi penyajian sangat beda dengan buku lain. Mirip buku novel dalam penyajiannya. Tidak ada batas bab, bagian, hanya tanda bintang tiga yang memisahkan setiap peralihan narasi demi narasi. Kalau dilihat dari segi isi ternyata bukan fiksi, tetapi faktual. 

Narasi dibangun berdasarkan pengalaman, memori, dan catatan-catatan dari teks-teks agama. Yang terakhir ini saya mengira seperti tampak pelipur dari setiap narasi yang dibangun. Maklum isi narasi beragam ekspresi: mulai dari sedih, bahagia, tenang, mengalir, dan menghentak. Buat orang yang tidak betah baca, mungkin akan terasa bosan. Karena itu, untuk baca buku karya terbaru dari Ustadz Miftah ini butuh pengorbanan waktu.

Tradisi Duka Cita dan Sejarah Islam

Dari buku Sejarah Islam: Telaah Ringkas Komprehensif Perkembangan Islam sepanjang Zaman (Bandung Mizan, 2014) karya Karen Armstrong, ada yang menarik untuk ditelusuri. Yakni terkait dengan tradisi duka cita mengenang wafat Imam Husain di Karbala, Irak, yang dibantai oleh tentara Dinasti Umayyah di bawah instruksi penguasa Yazid bin Muawiyah. 
Peristiwa ini dikenal dengan nama Asyura. Dan hampir seluruh pengikut Syiah (baik Imamiyyah, Zaidiyyah maupun Ismailiyyah) menyelenggarakan majelis duka cita pada 10 Muharram, yang dilakukan setiap tahun dan pada hari keempat puluh (20 Shafar) disebut Arbain Imam Husain as.