Minggu, 29 Mei 2016

Kebaikan itu Universal

Banyak orang terjebak dengan situasi dan keadaan sebuah negara yang disebutkan banyak ulama dan memuliakan keturunan Rasulullah saw.

Jika melihat negeri seribu satu malam dan Kota Rasulullah saw, hampir semua orang suci dari keturunan Rasulullah saw bersemayam di sana. Juga kiblat umat berada di sana. Kenapa tidak bangga dengan dua negeri tersebut dan memperbaiki tatanannya, minimal dengan doa.

Dan, saya orang Indonesia yang beragama Islam dan bersuku Sunda, tetapi cinta dengan negeri tempat bermukim. Saya setuju dengan kawan-kawan yang berani berkata: pergilah dari Indonesia untuk orang-orang yang bisanya memuji-muji negeri lain.


Agama 
Saya yakin bahwa beragama tidak ditentukan area geografis. Agama Islam itu universal, lintas ruang dan waktu. Acuan agama itu pada ajaran dan sosok pembawanya sebagai uswah. Praktik beragama tidak mengacu pada negeri tempat agama itu berasal, tetapi pada ajaran dan uswah. Ajaran dan uswah itu merupakan nilai yang selayaknya diserap dan diwujudkan dalam keseharian orang beragama.

Pada setiap negeri tentu ada baik dan ada tidaknya. Ambil kebaikan bisa dari mana pun, tidak mesti dari hanya satu negeri. Bisa dari berbagai negeri. Saya percaya kebaikan itu universal.

Maaf ini pandangan pribadi saya. Maaf jika ada yang tak berkenan. Hanya sekadar refleksi kecintaan pada negeri tempat saya bermukim.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad