Saya dulu pernah kerja sebagai editor buku di sebuah penerbit ternama di Bandung. Sebelumnya kerja dalam bidang jurnalistik pada majalah dan berita online. Penerbit dan media ternyata memiliki aturan dalam kerja dan mengikuti standar yang baku pada tingkat nasional maupun internasional.
Sudah menjadi ketetapan dalam publishing bahwa yang disebut buku
harus detail mulai dari copyright, daftar isi, nomor halaman, rujukan,
pembahasan isi, penulis, dan lainnya.
Begitu juga dalam ebook (buku digital) harus memenuhi standar
publishing. Di penerbitan buku biasanya yang disebut eBook itu ada buku
cetaknya. Juga di perpustakaan nasional, biasanya buku jadul dibuat versi
eBook. Dengan desain sama seperti buku versi cetak.
Mudah Akses
Dulu saya saat di penerbit saat akan masuk pada tahap cetak, biasanya bagian layout sering menyiapkan bentuk PDF untuk masuk percetakan. PDF inilah yang kemudian di-upload oleh bagian IT. Jadi, meski publish online, tetap mengacu pada format resmi buku.
Jurnal-jurnal ilmiah pun untuk yang resmi dari lembaga ilmiah seperti universitas atau komunitas riset, biasanya ada versi cetak yang terbit terbatas.
Yang menjadi problem pada e-book sekarang ini adalah pada format: banyak e-book tidak standar publishing. Jika sudah sesuai dengan format publishing, baik buku atau jurnal, maka tidak masalah dibentuk dalam e-book kemudian disebar.
Mengapa itu perlu? Karena jurnal dan buku kepentingannya untuk reference akademik. Maka standar pun disesuaikan dengan standar kelembagaan yang menjamin kualitas dari produk ilmu pengetahuan tersebut.
Buku dibuat dalam bentuk e-book bertujuan sebagai arsip dan agar mudah diakses oleh orang-orang yang memerlukan buku tersebut meski buku tersebut tidak terbit. Meski dibuat dalam versi eBook, tetapi tetap menjaga legalitas dan memenuhi kriteria publishing. Tentu saja yang layak digunakan (sebagai rujukan) dalam penulisan ilmiah adalah yang legal publishing.
Jurnal-jurnal ilmiah pun untuk yang resmi dari lembaga ilmiah seperti universitas atau komunitas riset, biasanya ada versi cetak yang terbit terbatas.
Yang menjadi problem pada e-book sekarang ini adalah pada format: banyak e-book tidak standar publishing. Jika sudah sesuai dengan format publishing, baik buku atau jurnal, maka tidak masalah dibentuk dalam e-book kemudian disebar.
Mengapa itu perlu? Karena jurnal dan buku kepentingannya untuk reference akademik. Maka standar pun disesuaikan dengan standar kelembagaan yang menjamin kualitas dari produk ilmu pengetahuan tersebut.
Buku dibuat dalam bentuk e-book bertujuan sebagai arsip dan agar mudah diakses oleh orang-orang yang memerlukan buku tersebut meski buku tersebut tidak terbit. Meski dibuat dalam versi eBook, tetapi tetap menjaga legalitas dan memenuhi kriteria publishing. Tentu saja yang layak digunakan (sebagai rujukan) dalam penulisan ilmiah adalah yang legal publishing.
Jadi, jika ada eBook yang tidak memenuhi standar publishing:
layak disebut apa? Dan saya menemukan eBook yang tidak memenuhi standar
publishing.
[Ahmad Sahidin]