Kamis, 23 Juni 2022

Indigostar

SAYA mungkin termasuk orang yang beruntung karena dapat membaca buku bagus. Keberuntungan ini memang harus disyukuri, salah satunya dengan membagikan informasi hasil bacaan melalui tulisan ini. 

Buku yang saya baca pada kemarin sore menjelang malam ini berjudul Indigostar: Melacak Sosok Manusia Bintang dalam Jagat Rekacita. Buku ini ditulis oleh N.Syamsuddin Ch.Haesy atau yang biasa dipanggil Bang Sem, seorang doktor filsafat dari salah satu universitas di Perancis, Pemimpin Umum Koran Jurnal Nasional (Jakarta), kolomnis di beberapa media cetak, dan pegiat dalam pemberdayaan masyarakat. 

Selain menarik, buku yang diterbitkan Salamadani bekerjasama dengan Akar Padi ini bahasanya enak dibaca karena penyuntingnya dilakukan seorang praktisi penerbitan nasional, Bambang Trim. Pasti semakin lengkap kepaduan substansi dan sajiannya sehingga tidak salah jika buku ini disegerakan terbit. 

Selasa, 21 Juni 2022

Resensi buku Historiografi Haji Indonesia

Buku Historiografi Haji Indonesia merupakan disertasi (S3 bidang sejarah) tahun 1984. Diterbitkan LKiS di Yogyakarta, tahun 2007. Penulisnya M. Shaleh Putuhena. Penulisnya disebutkan melakukan riset sejarah sampai bongkar naskah dan dokumen kolonial Belanda di Negeri Kincir Angin, Belanda. 

Minggu, 19 Juni 2022

Yahudi, You Must Know!

Saya pernah membaca naskah buku yang ditulis oleh Edhie C. Soehardi. Beliau dikenal seorang aktivis harakah di Indonesia. Naskah tersebut oleh penulisnya diberi judul Sejarah Panjang Jejak Berdarah Yahudi dan Malhamah Perang Akhir Zaman. 

Pada bagian pendahuluan sangat tampak pandangannya yang masih bercorak paradigma klasik: hitam-putih, benar-salah, lurus-menyimpang, dan lainnya. Memang, model paradigma Islam ini yang menjadi khas dari kalangan Islam Indonesia yang berbau gerakan, yang biasanya dikenal dengan istilah “fundamentalis”. Mereka umumnya tersohor tegas, keras, tidak bertele-tele, dan reaksioner. 

Sabtu, 18 Juni 2022

Jalan Ruhani Sang Nabi

Sejarah mengisahkan bahwa Sang Nabi Muhammad Rasulullah saw untuk dapat mengubah masyarakat Arab harus menempuh waktu 23 tahun (13 tahun di Makkah dan 10 tahun di Madinah).

Selama itu pula muncul berbagai tantangan dan hambatan dialami kemudian dihadapi sembari tetap berpegang pada tali Allah. Hasilnya dari waktu 23 tahun itu Islam dan ajaran Rasulullah saw terus hadir kemudian masuk ke berbagai pelosok dunia. Hasil yang luar biasa yang dilakukan Rasulullah saw pastinya ada proses pendahuluan sebelum masuk pada upaya-upaya mencerahkan dan mengubahnya sehingga berhasil terwujud.

Jumat, 17 Juni 2022

Anugerah Kenabian Ditentukan Allah

SATU saat Ibnu Sina (Avicena) bermalam bersama muridnya yang berada ketika musim dingin. Sang murid berkata kepada Ibnu Sina, "Tuanku, dengan kebesaran dan keharuman namamu yang dikenal luas ada baiknya engkau menyatakan dan mengangkat dirimu sebagai nabi." 

Mendengar pernyataan muridnya, Ibnu Sina diam saja. Kemudian saat malam tiba, Ibnu Sina terbangun karena haus dan membangunkan sang murid untuk mengambilkan air di luar baginya. Sang murid membuka matanya, menyatakan ketidak sanggupannya seraya mengatakan dingin di luar, tapi kemudian tertidur kembali.

Kamis, 16 Juni 2022

Dr Tauhid Nur Azhar, Co Creator dan Yahudi

ADA pernyataan menarik tentang Yahudi dari Dr Tauhid Nur Azhar, penulis buku Gelegar Otak yang diterbitkan Salamadani, dalam sebuah kajian di kantor tempat saya bekerja. 

Menurut Dr.Tauhid, Yahudi itu hakikatnya bukan bangsa tapi gen atau potensi (dasar) manusia yang sudah tertanam bersamaan dengan lahirnya manusia ke alam dunia. Tiap bayi yang lahir pasti memiliki gen (asli) yang, seiring dengan perkembangan tubuh dan otaknya, mengalami perubahan hingga mengerucut pada salah salah satu "gen" yang ada dalam diri manusia.

Rabu, 15 Juni 2022

Sangkuriang

Pada satu waktu seorang raja berburu ke hutan. Dalam perburuannya itu ia tak kuat untuk menahan kencing, hingga kencing pada batok kelapa. Dan pada lain waktu air pada batok itu diminum seekor celeng betina yang bernama Wayungyang. Selang beberapa bulan celeng itu perutnya buncit. dalam keadaan perut yang membuncit itu Wayungyang meregang kesakitan karena anusnya membesar dan mengeluarkan seorang bayi perempuan. Bayi itu kemudian diurusnya dan diberi nama Dayang Sumbi. Menjelang dewasa Dayang Sumbi bertanya tentang siapa bapaknya. Kemudian Wayungyang membawanya pada sebuah istana kerajaan dan menunjukkan bahwa yang menduduki tahta raja itu adalah bapaknya.

Singkat kata, Raja menyambut dan mengakui Dayang Sumbi sebagai anaknya yang kemudian dididik menjadi puteri yang terampil. Namun lama kelamaan Dayang Sumbi rindu pada ibunya yang tinggal di hutan.  Akhirnya Dayang Sumbi pergi ke hutan. Di tempat itu Dayang Sumbi tak menemukan ibunya, tapi karena beberapa hal ia memilih hidup di hutan. Di hutan itu ia tinggal sendirian di saung rangon. Aktivitas kesehariannya adalah menenun. 

Selasa, 14 Juni 2022

Menjadi Intelektual Publik

BEBERAPA waktu lalu, kawan saya meminta untuk mengisi diskusi jurnalistik di sebuah lembaga kajian di UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Entah dasar apa saya menyanggupinya. Setelah dipikir-pikir: apakah saya bisa memberikan pencerahan tentang jurnalistik. Saya bingung harus menyampaikan apa? 

Dalam kebingungan itu saya mengingat-ingat lagi materi-materi (kuliah) jurnalistik yang pernah saya dapatkan di pelatihan menulis dan saat dulu kuliah di UIN Bandung. Dari proses mengingat itu, yang muncul dibenak bahwa jurnalistik merupakan sebuah aktivitas intelektual. Yakni kegiatan manusia yang bertumpu pada kekuatan nalar dan keahlian dalam menyampaikan kepada publik. Mereka yang bergelut dalam dunia ini biasanya disebut intelektual publik.

Minggu, 12 Juni 2022

Ini Kisah Mendahulukan Akhlak

Suatu hari guru saya bercerita tentang seorang intelektual Muslim yang belajar di Amerika. Sebut saja namanya Fulan bin Fulan. Di Indonesia memiliki usaha penerbitan yang layak disebut sukses. Fulan suatu hari dapat beasiswa. Di salah satu universitas yang khusus mengkaji Islam, Fulan belajar.

Di kelas, Fulan terkenal vokal dan mampu menyampaikan kritik setiap kali gurunya menyampaikan pembahasan. Kecerdasan Fulan membuat guru pembimbing akademisnya terkagum-kagum. Sampai suatu hari sang guru meminta Fulan untuk datang ke rumahnya. Sangat jarang seorang dosen mengundang mahasiswa ke rumah.

Minggu, 05 Juni 2022

Dari Isra Mikraj hingga Mundinglaya

DALAM Ensiklopedi Islam, entri Isra Mikraj dikatakan bahwa pada suatu malam Nabi Muhammad bersama malaikat Jibril berangkat ke Baitul Makdis (Aqsa). Lalu Nabi dan malaikat Jibril naik ke langit demi langit secara bertahap melewati tujuh tahap. Pada langit pertama ia bertemu dengan Nabi Adam yang di sebelah kanannya terlihat makhluk-makhluk yang tersenyum (berseri-seri) dan sebelah kirinya ada makhluk-makhluk yang meringis kesakitan; di langit kedua bertemu dengan Nabi Isa dan Nabi Yahya; di langit ketiga bertemu dengan Nabi Yusuf; di langit keempat bertemu dengan Nabi Idris; di langit kelima bertemu dengan Nabi Harun; di langit keenam bertemu dengan Nabi Musa; di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim yang bersandar ke baitul makmur. 

Jumat, 03 Juni 2022

Menanggapi Komentar Resensi buku Aliran-aliran Dalam Islam

“Mengetahui sesat atau tidaknya suatu ajaran hanya Allah swt. sendiri yang mengetahui, demikian juga dengan calon penghuni surga-neraka atau dengan nama apapun juga, selain Allah swt. tidak ada seorangpun dimuka bumi ini yang mengetahui, bahkan Muhammad saw. sendiri juga tidak mengerti beliau masuk surga atau neraka, kalau mengerti atau mengetahui maka beliau tidak mungkin minta didoakan agar diampuni segala dosa-dosanya,” tanya Bagus Cahyo dalam mengomentari informasi buku Aliran-aliran Dalam Islam (yang diterbitkan Penerbit Salamadani, 2009) yang dimuat dalam blog http://public.kompasiana.com/2009/07/08/khazanah-teologi-islam/#more-29187.

Dalam ruang komentar tersebut muncul Prabu yang mencoba memberi penjelasan dengan sudut pandang lain. Muncul pula Boni dan Abu Muhammad yang coba menjawab pertanyaan Bagus Cahyo dengan rentetan dalil aqliyah dan naqliyah. 

Kamis, 02 Juni 2022

Mistik Keseharian Manusia

AWALNYA saya mengira bahwa hidup bukan sebuah persoalan. Namun ketika suatu hari direnungkan tampak sebuah persoalan yang  jelimet alias tak terungkap secara rasional. Hal ini terasa hingga saya beranggapan bahwa hidup tidak lebih  dari lingkaran yang kembali dari awal ke akhir dan kembali lagi ke awal, lalu ke akhir dan begitu  seterusnya. Siklus ini yang terasa pada keseharian saya dan mungkin juga yang lainnya. Bangun pagi, mandi, makan, beraktivitas (sekolah atau kerja), bersantai, ngobrol dan akhirnya tidur. esoknya kembali seperti semula.  Inilah dimensi hidup yang “menghidupkan” sekaligus “mematikan”, karena senantiasa memunculkan hal yang sama dan terulang kembali. 

Saya pusing dengan hal di atas, hingga suatu ketika tidak dapat berbuat apa-apa selain tidak tahu--saking mistisnya. Namun apa yang saya alami dan rasakan, ternyata  dialami dan dirasakan pula oleh seseorang yang bernama Martin Heidegger, seorang filsuf eksistensialisme Jerman, yang katanya tidak atheis seperti Jean Paul Sartre, Albert Camus, atau Nietzche. 

Rabu, 01 Juni 2022

Membaca Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam

SAYA termasuk orang yang tidak tertarik membaca buku yang berkaitan dengan ekonomi. Selian tidak menarik, juga terlalu berat untuk memahami istilahnya yang membuat saya sulit mengingat. Maklum bidang ini tidak pernah saya kaji. Saya lebih tertarik pada kajian sejarah, khususnya sirah nabawiyah. 

Alhamdulillah, ketika saya menjadi editor di sebuah penerbit di Bandung, saya diberi amanah untuk menyunting buku tentang pemikiran ekonomi Islam yang ditulis oleh Dr.Deliarnov Anwar, diberi judul Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam: dari Era Klasik hingga Modern dan Perbandingannya dengan Ekonomi Konvensional. Penulisnya, Deliarnov, adalah dosen program studi Ekonomi Islam Pascasarjana Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Pekanbaru, yang menempuh pendidikan doktor ekonomi di Amerika Serikat.