Ada beberapa bentuk penulisan sejarah: deskriptif naratif (penulisan sejarah
yang menggambarkan kejadian sebagai proses dan lengkap dengan fakta sejarah)
dan deskriptif analitis (penulisan narasi yang menerangkan kausalitas atau mengungkap
struktur-struktur sosial).
Minggu, 06 November 2016
Apa itu Historiografi?
Historiografi merupakan tahap akhir dari metode penelitian sejarah.
Setelah fakta-fakta dan temuan sejarah ditafsirkan maka dilanjutkan dengan
menyusun laporan sejarah dalam bentuk penulisan.
Kamis, 03 November 2016
Apa itu Heuristik?
Apa itu heuristik? Istilah terkait dengan riset historis. Heuristik berasal dari Bahasa Yunani, yaitu heuriskein,
yang bermakna mencari dan menemukan sumber-sumber sejarah. Bisa juga disebut
tahapan dalam pengumpulan sumber-sumber untuk bahan yang akan diteliti.
Tahap awal berusaha mencari dan mengumpulkan sumber yang berhubungan dengan
topik atau tema yang akan dibahas. Selanjutnya melengkapi sumber dengan informasi lainnya yang bisa membantu atau memperkaya topik yang akan diteliti.
Rabu, 02 November 2016
Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial Humaniora
Ilmu sejarah tidak bisa berdiri sendiri sehingga memerlukan bantuan ilmu-ilmu sosial humaniora. Kuntowijoyo menyebutkan antara sejarah dan ilmu sosial memiliki perbedaan. Sejarah berhubungan dengan peristiwa yang sekali terjadi dan unik, terikat dengan konteks ruang dan waktu (ideographic). Sedangkan ilmu sosial berusaha mencari hukum umum (general laws), terjadi berulang, lepas dari konteks waktu dan tempat (nomothetic).
Kemudian sejarah itu diakronik, memanjang dalam waktu; dan ilmu sosial
itu sinkronik, melebar dalam ruang. Kedua disiplin ilmu ini saling membutuhkan.
Sejarah mementingkan proses dan ilmu-ilmu sosial mementingkan struktur.
Minggu, 30 Oktober 2016
Ilmu Sejarah: Metodologi Struktural
Dalam kajian ilmu sejarah disebutkan pada tahun 1900-an terjadi perubahan dalam ilmu sejarah. Manusia yang menjadi subjek sejarah tidak terlalu mendapat sorotan, malah terjadi pergeseran pada aspek luar manusia. Para sejarawan memahami sejarah bukan pada manusia, tetapi pada aspek di luar manusia berupa struktur dan relasi atau situasi ruang dan waktu. Karena itu, sejarah ditampilkan dengan pendekatan ilmu-ilmu sosial; yang di Perancis dikenal dengan mazhab Annales.
Mazhab Annales ini dalam melakukan penelitian
sejarah menggunakan metodologi struktural sehingga perhatian tidak pada tokoh
(pelaku sejarah), tetapi mencakup seluruh lapisan masyarakat. Tokoh mazhab Annales adalah Lucien Febvre, March Bloch,
Fernand Braudel, Georges Duby, Jacques Legoff, dan Emmanuel le Roy Ladourie.
Selasa, 25 Oktober 2016
(Ringkasan) Filsafat Sejarah: Ibnu Khaldun dan Muthahhari
Teori Progresif Linier: Ibnu Khaldun
Ibnu Khaldun adalah ilmuwan dan sejarawan Muslim yang hidup pada abad 15
Masehi di Tunisia, Afrika. Khaldun memiliki kecerdasan dan kemahiran dalam
hukum sehingga menjadi qadi di beberapa dinasti-dinasti yang terdapat di
Afrika. Khaldun termasuk orang yang mengenal gejala runtuh dan maju sebuah
kerajaan. Karena itu, setiap kali kerajaan tempatnya mengabdi akan mengalami
kejatuhan segera Khaldun meninggalkannya. Di akhir masa hidupnya, Khaldun
bergabung dengan sebuah kerajaan di Mesir. Di sinilah menuntaskan karya
monumental yang berjudul Kitab Ibar, yang terkenal dengan sebutkan Al-Mukaddimah.
Hingga sekarang bagian awal kitab Ibar ini dibaca dan dikaji sehingga
menginspirasi ilmuwan dan filosof Barat.
Senin, 24 Oktober 2016
Teori Cultural Revolution versi Childe
Gordon Childe adalah ahli prasejarah dan arkeologi. Dalam memahami
sejarah didasarkan pada teori revolusi kebudayaan dengan tahapan: neolithic
revolution, urban revolution, revolution in human knowledge, dan industrial
revolution. Dicontohkan pada Indonesia yang sudah mengalami tahapan neolithic
revolution dan sebelumnya palaeolithicum, mesolithicum.
Senin, 17 Oktober 2016
Budaya dan Iklan: Neo Colonialism
Dari iklan tersebut tampak bagaimana budaya
dikaji dan ditelaah serta dimanfaatkan untuk kepentingan ekonomi. Yang secara tidak sadar telah menciptakan bentuk
(contruction) kebudayaan baru dengan menyisihkan (eclution) kebudayaan lama.
Inilah cara kapitalisme menjadikan segala sesuatu sebagai komoditas dan cara agar bisa
menguasai dunia.
Selasa, 11 Oktober 2016
Dakwah Harusnya Memikat
SEORANG sufi bernama Jalaluddin Rumi bercerita. Dahulu ada
seorang muadzin bersuara jelek di sebuah negeri kafir. Ia memanggil orang untuk
shalat.
“Janganlah kamu memanggil orang untuk shalat. Kita tinggal
di negeri yang mayoritas bukan beragama Islam. Kami khawatir suaramu
menyebabkan terjadinya pertengkaran antara kita dengan orang-orang kafir,” ujar
seseorang menasihati.
Namun, muadzin itu tak menghiraukannya. Hingga tiba pada
suatu waktu, seorang kafir datang ke masjid. Dia membawa jubah, lilin, dan
manis-manisan. Orang kafir itu mendatangi jamaah kaum Muslimin dan bertanya,
“Katakan kepadaku di mana sang muadzin itu? Tunjukan padaku muadzin yang suara
dan teriakannya selalu menambah kebahagiaanku?”
Minggu, 09 Oktober 2016
Pentingnya Menuntut Ilmu
TIDAK ada agama yang begitu serius mengatur persoalan ilmu
dan pendidikan, selain agama Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw. Agama yang
diridhai Allah Ta`ala ini, menempatkan ilmu pada posisi yang luar biasa,
sehingga umat Islam diwajibkan belajar.
Ada beberapa hadits yang menjadi rujukan mengenai hal
tersebut. Di antaranya: “Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap Muslim”
(HR.Bukhari); “Barangsiapa berjalan di satu jalan dalam rangka menuntut ilmu,
maka Allah mudahkan jalan menuju surga. Dan sesungguhnya malaikat meletakkan
sayap-sayapnya bagi penunutu ilmu tanda ridha dengan yang dia perbuat”(HR.Muslim);
“Barangsiapa keluar dalam rangka mencari ilmu, maka dia berada di dalam jalan
Allah hingga kembali” (HR. Tirmidzi); dan dalam hadits yang diriwayatkan Ar
Rabii’, Rasulullah saw bersabda, “Tuntutlah ilmu, sesungguhnya menuntut ilmu
adalah pendekatan diri kepada Allah Azza wa Jalla. Sedangkan mengajarkannya
kepada orang yang tidak mengetahuinya adalah shadaqah. Sesungguhnya ilmu
pengetahuan adalah keindahan bagi ahlinya di dunia dan akhirat.”
Sabtu, 08 Oktober 2016
Akhlak yang Baik
SEORANG
lelaki menemui Rasulullah saw dan bertanya, ”Ya Rasulullah, apakah agama itu?”
Rasulullah saw menjawab, “Akhlak yang baik.”
Kemudian
ia mendatangi Rasulullah saw dari sebelah kanannya dan bertanya, “Ya
Rasulullah, apakah agama itu?” Dengan tenang Rasulullah saw menjawab, “Akhlak
yang baik.”
Kemudian
ia mendatangi Rasulullah saw dari sebelah kirinya dan mengajukan pertanyaan
yang sama, “Apa agama itu?” Rasulullah saw dengan tenang menjawab, “Akhlak yang
baik.”
Lalu,
orang itu mendatangi Rasulullah saw dari belakang dan bertanya,”Apa agama itu?”
Rasulullah
menoleh kepadanya dan bersabda, “Belum jugakah engkau mengerti? (Agama itu
akhlak yang baik). Sebagai misal, janganlah engkau marah.”
Riwayat tersebut saya temukan
dalam buku Dahulukan Akhlak di Atas Fiqih karya Jalaluddin
Rakhmat (2007: 147). Kalau pertanyaan demikian dilontarkan pada saya, pasti
orang itu akan saya semprot. Namun, Rasulullah saw tidak melakukan demikian.
Sang Nabi merasa tidak terganggu, malah terus menjawabnya dengan jawaban yang
sama. Bagi saya, yang dilakukan Sang Nabi termasuk dalam kategori perbuatan
yang pantas diteladani.
Kamis, 06 Oktober 2016
Peduli Lingkungan
UMAT Islam sudah diingatkan Allah dalam Al-Quran tentang
bahaya dari ulah-ulah manusia yang tidak bertanggungjawab terhadap
lingkungannya. Semua kerusakan di alam ini jelas akibat manusia yang kurang
tidak menyadari efek dari tingkahnya itu.
Membuat sampah disembarang tempat dan ke parit atau got
kompleks mengakibat aliran pembuangan mampet dan menimbulkan bau tak sedap.
Ketika hujan turun, air yang mengalir tertahan hingga meluap ke jalan dan
mengakibatkan banjir atau tergenang. Air yang tergenang sampai berhari-hari
menimbulkan penyakit berupa kutu air karena bercampur dengan kotoran dan
merusak aspal jalan seperti berlobang dan pecah-pecah. Sangat tampak dan terasa
hal itu bila sedang menggunakan kendaraan badan kita bergoyang dan tak enak
saat mengendarakan atau menumpangnya. Tak jarang setelah turun hujan kita
sering menemukan kemacetan jalan akibat banjir atau yang menggenang. Juga kita
lihat di media massa (cetak,elektronika, atau online) tentang kerugian material
dan penyakit yang diderita masyarakat yang terkena banjir. Itu semua terjadi
akibat dari kecerobohan dan ketidaksadaran manusia terhadap lingkungan
sekitarnya.
Selasa, 04 Oktober 2016
Ayatollah Ibrahim Jannati: Boleh Taqlid Kepada Mujtahid yang Sudah Wafat
Berkaitan dengan fikih dalam mazhab
Ahlulbait atau Syiah Imamiyah bahwa seorang Muslim/Muslimah dalam ibadah (taklifi)
yang terkait dengan individual berupa kewajiban kepada Allah mesti merujuk pada
orang-orang yang berilmu (yang disebut Marja Taqlid).
Namun, dalam merujuk
(taqlid) ini (entah sejak kapan) ada ketentuan bahwa harus ikut kepada ulama
yang hidup. Setelah saya coba cari informasi: ternyata ketentuan tersebut bukan
ijma ulama. Sebab ada ulama Marja Taqlid: Ayatollah
Ibrahim Jannati menyatakan seorang Muslim/Muslimah boleh mengikuti fatwa dan
tuntunan ibadah dari ulama yang sudah wafat; yang tercantum dalam buku-buku yang ditulisnya.
Berikut ini fatwanya: It is both permissible to stay on Taqlid
of a dead Mojtahed as well as begin Taqlid initially from him (Jannaati: http://www.jannaati.com/eng/index.php?page=6 ).
Senin, 03 Oktober 2016
Fatwa Fadhlullah: Boleh Copy Buku untuk Keperluan Pribadi
Salam. Beberapa pekan lalu saya memfotokopi
sebuah buku karya terjemahan yang ditulis oleh ulama dari luar negeri. Buku
tersebut pernah diterbitkan di Jakarta dan sekarang sudah terbit lagi. Biasanya
dahulu kalau untuk kebutuhan studi, saya berani langsung copy karena hanya satu
dan tidak dijual.
Saya pernah dengar guru saya bicara tentang copy
buku. Saya ragu: apakah boleh atau tidak? Maklum sudah lama. Kemudian saya
tanyakan kembali melaui whatsapp. Tapi tak ada jawaban. Sedangkan buku sudah
saya copy dengan memesan kepada tukang foto kopi di kampus UIN Bandung sekira
11 copy. Apalagi ini bahan bacaan untuk kajian yang melibatkan banyak orang. Secara etika memang perlu izin penulis dan
penerbit. Saya coba cari info penerbit, tidak ketemu.
Lantas saya coba kirim kepada Bayynat: kantor marja taqlid Ayatullah Udzma
Sayyid Muhammad Husein Fadhlullah (allahu
yarham). Sore harinya saya dapat kiriman jawaban yang intinya diperbolehkan bila untuk keperluan pribadi.
Minggu, 02 Oktober 2016
Meraih Ibadah Sejati
AL-JUNAID adalah salah seorang di antara para sufi yang
terkenal dalam sejarah Abad Pertengahan Islam. Ia banyak dikagumi karena zuhud,
tawadhu, dan toleran terhadap sesama manusia sehingga banyak yang menjadi
muridnya. Suatu ketika ia ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara. Dan
tersebarlah berita tentang pemenjaraannya itu hingga berbondong-bondong para
murid datang menjenguknya. Setelah mengucapkan salam kepada para muridnya,
al-Junaid bertanya, “wahai para muridku, hal apa yang mendorong kalian datang
kemari?”
“Al-Junaid, engkau adalah guruku. Sudah sepantasnya kami
menunjukkan rasa cinta dan sayang padamu.”
“Oh, begitu,” ucap al-Junaid seraya membungkukkan badannya
untuk mengambil beberapa batu kerikil. Kemudian tanpa riskan ia lemparkan
kepada para muridnya itu. Mereka terkejut, kaget, dan langsung lari menghindar
dari lemparan sang guru. Melihat para muridnya berlarian, al-Junaid berteriak,
”kalian semua berdusta.”
Berbuat Baik Tidak Perlu Memilah
PADA suatu malam, seorang lelaki buta tidak dapat melelapkan
matanya. Ia mengeluh dan merintih, “Ya Tuhanku, betapa kerasnya hati manusia di
sekelilingku. Tak ada seorang pun yang mau memikirkan yang dhuafa dan miskin.
Ya Tuhan, pada siapakah aku meminta bantuan?”
Dia terdiam mengingat istrinya yang baik saat masih hidup.
Air mata pun bergenang di kelopak mata dan membasahi wajahnya.
Esok paginya, lelaki buta itu bangun dari tempat
pembaringannya, mencari sesuatu untuk mengisi perut. Perlahan-lahan tangannya
meraba-raba ke seluruh penjuru kamar. Tapi, tak ada yang dapat ditemukan selain
sekeping roti kering. Dengan pakaian yang sudah robek, ia berjalan melewati
lorong-lorong kota dengan tongkatnya.
Sabtu, 01 Oktober 2016
Teladan Kaum Hawa
DALAM sejarah Islam banyak kaum hawa yang bisa dijadikan
teladan. Beberapa di antaranya adalah Khadijah binti Khuwailid dan Fathimah Az-Zahra binti Rasulullah saw.
Khadijah berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan keluarga pedagang. Tidak heran jika kemudian ia menjadi pebisnis besar
dan kaya.
Salah satu karyawan yang menjualkan dagangan Khadijah adalah
Muhammad bin Abdullah. Sosok Muhammad yang dikenal sebagai Al-Amin (yang dapat
dipercaya) membuat Khadijah percaya dan tidak keberatan membawa barang
dagangannya itu ke luar kota. Apalagi kemampuan bisnis Muhammad yang cekatan,
piawai, cerdas, dan berperrilaku mulia membuat hati Khadijah tertarik. Khadijah
pun menikah dengan Muhammad. Setelah pernikahan dengan Khadijah, Muhammad
diangkat menjadi nabi dan rasul penutup. Misi suci ini membuat Rasulullah saw
banyak meninggalkan rumah untuk berdakwah. Sebagai istri, Khadijah pun
mendukungnya, hingga tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu
penyebaran Islam.
Selasa, 27 September 2016
Ragu Dalam Rakaat Shalat
Bebetapa waktu yang lalu, saya ditanya orang tentang ragu dalam rakaat shalat. Kemudian coba cari dari marja taqlid: Ayatullah Udzma Sayyid Muhammad Husein Fadhlullah (allahu yarham) terkait dengannya.
Alhamdulillah di bawah ini jawabannya.
Alhamdulillah di bawah ini jawabannya.
Soal: apakah ragu pada rakaat kedua dan ketiga dalam shalat maghrib, membatalkan shalat?
Jawab: ya, batal shalatnya.
س: هل الشك بين الركعتين الثانية والثالثة في صلاة المغرب
يبطل الصلاة؟
ج: نعم يبطلها.
⬅ *ختمة قرآنيّة في البحرين عن روح المرجع فضل الله(رض)* ➡
http://arabic.bayynat.org.lb/NewsPage.aspx?id=22444
♦ *الحساب الرسمي للمؤسسة على خدمة telegram*
https://goo.gl/pQndDy
⬅ *ختمة قرآنيّة في البحرين عن روح المرجع فضل الله(رض)* ➡
http://arabic.bayynat.org.lb/
♦ *الحساب الرسمي للمؤسسة على خدمة telegram*
https://goo.gl/pQndDy
Jumat, 23 September 2016
Pentingnya Berjiwa Sosial
SUATU hari Ali bin Abu Thalib melihat seorang wanita
setengah baya membawa kantung air dari kulit dengan tergopoh-gopoh. Ali
kemudian menawarkan bantuan, hingga membawakannya ke rumah wanita itu. Ali
menanyakan kenapa keluarganya tidak membantunya.
Wanita itu menjawab, ”Ya Amirul Mukminin, di rumah ini tidak
ada lelaki dewasa karena suamiku telah wafat ketika berperang bersamamu melawan
kaum kafir, dan anak-anakku masih kecil.”
Mendengar penututuran itu Ali segera pulang ke rumah. Ia
termenung dan memikirkan terus, hingga dikabarkan tidak tidur semalam suntuk.
Esoknya, bersama kedua putranya datang kembali ke rumah wanita itu dengan
membawa sekarung gandum dan beberapa kilo daging. Mereka memasak dan
menghidangkannya kepada wanita dan anak-anaknya itu.
Selesai menghidangkan makanan, Ali mengambil bara api dengan
kedua tangannya. Bara itu digenggam dengan sekuat-kuatnya seraya berujar, “Ali,
rasakanlah panasnya bara ini agar kau tidak melupakan panasnya api neraka
karena melalaikan kaum mustadhafin.”
Kamis, 22 September 2016
Andai Pemimpin Kita Seperti Umar
PADA suatu malam Umar bin Khaththab pergi ke pinggiran kota
Hurra Waqim bersama Aslam, salah seorang pembantunya. Ketika mereka sampai di
Shirar, Umar bin Khaththab melihat cahaya api.
“Hai Aslam, aku melihat di sana ada serombongan tamu yang
kemalaman. Mereka terpaksa berhenti di tempat itu karena kedinginan hingga
membuat perapian untuk menghangatkan tubuh mereka. Mari kita ke sana ,” kata
Umar sambil menunjuk tempat yang dimaksud. Merekapun pergi ke tempat cahaya api
itu. Di tempat itu mereka menjumpai seorang wanita bersama anak-anaknya yang
masih kecil. Di atas nyala api terdapat sebuah panci yang sedang digunakan
untuk memasak sesuatu. Sementara itu anak-anak kecil itu menangis tanpa henti.
Selasa, 20 September 2016
Tarikh Nabi: Peristiwa Setelah Ghadir Khum
Peristiwa Ghadir Khum terjadi pada 18 Dzulhijjah 10 Hijriah. Dihadiri lebih dari 120 ribu orang, termasuk sahabat-sahabat yang masuk Islam sebelum Hijrah.
Di Ghadir Khum, perbatasan antara Makkah dan
Madinah, Rasulullah saw memerintahkan para sahabat untuk beristirahat. Menurut Al-Fakhr
al-Razi, ketika itu turun surat Al-Maidah ayat 67 berkenaan dengan keutamaan Imam
Ali bin Abi Thalib karamallahu wajhah.
Ketika turun ayat ini, Nabi
menggenggam tangan Imam Ali dan mengangkatnya seraya bersabda, “Man kuntu
mawlahu, fa Aliyyun mawlahu. Allahumma wali man walahu wa ’adi man ’adahu
(Barangsiapa menjadikan aku sebagai mawlaku (pemimpinnya), hendaknya dia
menjadikan Ali sebagai pemimpinnya juga. Ya Allah, cintailah orang yang
mencintainya. Musuhilah orang yang memusuhinya).”
Senin, 12 September 2016
Makna Haji Mabrur
HAJI mabrur seringkali terucap dari mulut seseorang yang
membahas perihal Rukun Islam ke-5, yaitu melaksanakan ibadah haji bagi yang
sudah mampu. Haji mabrur merupakan dambaan setiap muslim khususnya yang
berhaji. Entah mereka berusaha memahami makna kata tersebut atau tidak. Sebagai
upaya meningkatkan kualits diri di hadapan Allah, sudah selayaknya kita tidak
hanya mampu mengucapkan, tetapi juga memahami makna dan dapat meraihnya.
“Jihad yang paling utama adalah haji mabrur,” begitulah
Rasulullah SAW bersabda. Dari sabda tersebut jelas bahwa nilai ibadah haji
mabrur sangat begitu tinggi. Konsekuensinya, setiap yang bernilai tinggi, usaha
meraihnya pasti sulit. Hanya orang-orang tertentu yang dapat memperolehnya.
Oleh karena itu, jama’ah mana yang dapat memperoleh derajat haji mabrur?
Mungkinkah semua jamaah khususnya yang berhaji tahun ini mendapatkan predikat
haji mabrur? Pasti sangat sulit menjawabnya secara hakiki. Karena yang
mengetahuinya hanyalah Allah. Namun sebagaimana kita mengukur “khusyu’nya”
shalat seseorang, kita dapat pula mengukur predikat haji seseorang. Sudah pasti
ukuran penilaian ini sifatnya relatif dan manusiawi.
Minggu, 11 September 2016
Saya Tidak Pernah Bercita-Cita untuk Bisa Menulis
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma
shalli ala Sayyidina Muhammad wa aali Sayyidina Muhammad
Bapak
dan Ibu—keduanya sudah almarhum—tidak berani langsung memakan pemberian kalau
belum berkumpul semuanya. Dari kakak tertua sampai saya yang bungsu, duduk
dilantai dengan karpet plastik yang sudah bolong menanti jatah. Ibu yang
biasanya membagikan nasi dan lauk yang diberi dari tetangga. Kalau tidak ada
pemberian, kami sekeluarga cukup makan dengan nasi putih dingin dan goreng tahu
atau tempe, kadang gorengan bala-bala atau gehu menjadi teman santap nasi.
Biasanya Bapak membawanya sepulang dari mengajar ngaji anak-anak yang kemampuan
ekonominya lebih dari cukup.
Dalam seminggu, dua kali Bapak membawa
gorengan. Meskipun pulangnya sekira pukul 22.00 an, gorengan yang dingin itu
ditunggu-tunggu untuk dilahap bersama. Kalau bawanya cukup banyak, Ibu
menggoreng kembali dan sebagian diberikan kepada petugas kebersihan masjid yang
dibawa saat akan shalat subuh.
Kalau dahulu sebelum shalat sempat berbagi
makanan, sekarang lain lagi. Selepas wudhu sambil menunggu azan shubuh, bukan
gorengan yang saya bawa, tetapi buku atau majalah. Tidak untuk diberikan,
tetapi dibaca. Istri saya pernah menegur, sebaiknya yang dibaca sebelum shalat
kitab suci Al-Quran.
Sabtu, 03 September 2016
Khadijah, Hijrah, dan Kalender Islam
Izinkanlah sedikit berbagi persoalan tentang sejarah Islam. Saya sedang belajar sejarah Islam sehingga membutuhkan
pencerahan yang lebih luas dan mendalam. Banyak persoalan sejarah yang hingga
sekarang belum saya temukan jawabannya.
Selasa, 23 Agustus 2016
Risalah Amman: Delapan Mazhab yang Diakui Ulama Internasional
Kasus perbedaan antara Sunni dan Syiah adalah persoalan sejarah. Sudah tidak perlu lagi untuk
diributkan. Untuk apa diributkan? Tidak ada manfaatnya. Tidak perlu dirisaukan
kehadiran kaum Syiah di Indonesia karena sampai hari ini belum terbukti membuat
keonaran atau menentang NKRI. Justru kaum yang menyesatkan Syiah yang memiliki
potensi makar terhadap pemerintah dan tidak bersikap damai dengan sesama umat
beragama.
Sekali lagi hentikan tuduhan dan fitnah. Selama umat Islam tidak bersatu maka Indonesia tidak akan maju. Sebab para ulama di dunia sepakat dalam Risalah Amman yang ditandatangani di Jordania tahun 2005 bahwa ada delapan mazhab dalam agama Islam yang diakui dan sah dianut oleh umat Islam. Berikut ini pernyataan dalam Risalah Amman:
Senin, 08 Agustus 2016
Dalam Hadis: Ada Tiga Kaum Syiah
Saya menemukan hadis dari jalur Ahlulbait; keluarga Nabi Muhammad saw. Hadisnya berasal dari Imam Muhammad al-Baqir as berkata:
“Syiah kami terdiri dari tiga macam: mereka yang mencari makan kepada manusia dengan mengatasnamakan kami, mereka yang seperti kaca yang memperlihatkan apa saja, dan mereka yang seperti emas murni yang setiap kali dimasukkan ke dalam api ia bertambah baik” [Bihar al-Anwar, juz 78 hadis no. 24].
“Syiah kami terdiri dari tiga macam: mereka yang mencari makan kepada manusia dengan mengatasnamakan kami, mereka yang seperti kaca yang memperlihatkan apa saja, dan mereka yang seperti emas murni yang setiap kali dimasukkan ke dalam api ia bertambah baik” [Bihar al-Anwar, juz 78 hadis no. 24].
Saya tidak paham dengan hadis tersebut. Saya bingung tidak bisa menjelaskannya. Sebab saya tidak paham dengan kaidah tafsir dan kaidah
syarh. Apalagi saya termasuk baru belajar dalam studi Islam, terutama dalam studi hadis dan ilmu kalam.
Saya teringat dengan
kajian hadis di kampus UIN SGD Bandung. Seseorang yang ingin mengetahui makna
dari hadis perlu mencari asbabul wurud hadis. Kemudian mencari padanan hadis
yang memiliki kesamaan dalam riwayat yang lain. Kemudian dicek dari sanad dan
rawi, apakah benar-benar tsiqah? Yang terpenting, dalam ulumul hadis, bahwa
hadis secara matan tidak bertentangan dengan ayat Al-Quran dan dipahami secara
nalar (akal sehat). Itu kaidah yang saya pelajari. Tentu saja jika itu
dilakukan maka akan berbulan-bulan hasil dari kajian hadis tersebut bisa didapatkan.
Namun, karena diminta secara cepat maka saya jelaskan sekenanya (maklum saya
awam bin bodoh).
Syarh
Bagian yang pertama
pada hadis di atas: Maknanya saya kira berkaitan dengan perilaku yang kurang baik. Jika mengamati saat Imam
Baqir hidup yang berada dalam suasana kekacauan politik Dinasti Umayyah yang
berakhir direbut keluarga Abbas yang beralih kuasa menjadi Dinasti Abbasiyah
maka bisa dipastikan ada orang-orang yang cari kesempatan dan memanfaatkan
situasi dengan membawa nama Rasulullah saw dan Ahlulbait untuk legitimasi.
Memang tidak dipungkiri kesakralan Rasulullah saw dan Ahlulbait masih amat
dimuliakan oleh umat Islam. Maka untuk diakui oleh umat Islam, penguasa kadang
memerlukan legitimasi dari Ahlulbait selaku keturunan suci dari Rasulullah saw.
Agama menjadi landasan untuk menampilkan citra baik di kalangan masyarakat.
Dalam Al-Quran pun disebutkan ada larangan untuk menjual ayat-ayat Al-Quran
dengan harga murah, dengan seenaknya, atau digunakan kepentingan pribadi dan
golongan.
Bagian kedua: Paling kita hanya mengira-ngira. Yang kaca: mungkin menampilkan apa adanya. Baik yang buruk atau yang baik. Kalau kita becermin terlihat semuanya. Baik yang asli atau yang palsu.
Cermin tidak bohong atau direkayasa. Kecuali kalau diberi cat warna sehingga
tidak jernih. Cermin yang jernih dan bersih akan menampilkan apa adanya yang
ada pada diri kita: baik atau buruk, akan terlihat dan tampak. Di depan cermin
biasanya kita sendiri menilai diri sendiri. Bisa juga dipahami bahwa yang kita lakukan dan ucapakan ibarat ceret atau teko. Yang keluar dari lisan dan ditampilkan dalam perilaku adalah cerminan dari apa-apa yang dibaca
atau diakses. Kalau teko diisi dengan air kopi, yang keluar saat dikucurkan tentu air kopi. Begitu pun yang ada pada pikiran dan dikeluarkan dalam bentuk ucapan atau
tulisan. Tidak jauh dari yang kita akses atau baca dan dengar. Karena itu, perlu menyaring informasi dan memilih bacaan yang baik atau memilah informasi yang baik untuk kita dengar. Tentu yang positif layak didahulukan.
Sekarang yang ketiga:
Untuk yang emas: mungkin yang dimaksud
adalah Muslim Sejati. Dia tangguh dalam musibah, tinggi dalam akhlak, dan terkenal karena kecerdesan atau kecemerlangan nalar (ilmu). Mungkin ini yang dimaksud
sosok manusia Syiah yang sejati (yang diakui oleh Aimmah Ahlulbait). Wallahu'alam.
Entahlah saya tidak berani syarh lebih jauh atas kalimat hadis Al-Baqir tersebut. Itu yang diuraikan di atas hanya kira-kira saja. Silakan langsung cek syarh kitab Biharul Anwar. Jika
ada kitabnya. Saya belum temukan. Mohon maaf itu hanya perkiraan saya semata. Semoga ada yang mampu menjelaskan lebih jauh sesuai dengan kaidah syarh hadis. Diantos….
[ahmad sahidin]
Minggu, 07 Agustus 2016
Shalawat Dilantunkan Saat Kelahiran
Rabu, 03 Agustus 2016
Meraih Cinta Ilahi
Jalaluddin Rakhmat dalam buku Meraih Cinta
Ilahi menyatakan bahwa Allah memelihara manusia bukan hanya dengan kebahagiaan
atau kegembiraan, tapi juga dengan penderitaan dan kesedihan.
Tujuannya adalah
agar kita lebih sadar dan berupaya mencapai kesempunaan. Artinya, bahwa dengan
musibah sebenarnya kita sedang dituntut untuk peka dan peduli sekaligus berikhtiar
melakukan pemeliharaan kehidupan manusia dan alam dengan sebaik-baiknya.
Pada
konteks ini Allah percaya bahwa manusia sanggup memikul perintah dan
larangan-Nya; karena telah diberikan potensi-potensi (akal, hati dan indera)
dan kesiapan untuk menerima segala yang ada dan melekat pada dirinya (taklifi).
Artinya, dalam kehidupan di dunia ini manusia merupakan khalifah yang harus
hidup berdasarkan peran dan tugasnya serta siap bertanggungjawab atas akibat
yang akan diterimanya. Dan kita harus mulai introspeksi bahwa fenomena tersebut
merupakan teguran dari Allah atas kelalaian terhadap saudara kita dan terhadap perintah
maupun larangan-Nya.
Selasa, 02 Agustus 2016
Sahabat dan Polisi
Datanglah serombongan orang berjubah putih
datang ke kantor polisi melaporkan bahwa ada pengajian yang menghujat Abu Bakar
dan Umar bin Khaththab. Mereka meminta polisi agar menghentikan pengajian itu. Kebetulan
polisi tersebut seorang Kristiani.
“Pak, kami ingin melapor mengenai pengajian yang menghujat Abu
Bakar dan Umar,” ucap juru bicara dari rombongan yang rata-rata berenggot dan
celana cingkrang.
Polisi itu menjawab, “Saya belum terima laporan dari Abu Bakar
dan Umar.” Kemudian orang-orang yang melapor itu berkata lagi, “Tapi mereka berdua
itu sahabat.”
Mendengar itu polisi kembali menjawab dengan singkat, “Apalagi
mereka sahabat. Suruh lapor ke sini!”
Demikian kisah saya dengar saat acara diskusi buku Sahabat Nabi karya Dr Fuad Jabali di UIN
Sunan Gunung Djati Bandung. []
Senin, 01 Agustus 2016
Buku dan E-Book

Saya dulu pernah kerja sebagai editor buku di sebuah penerbit ternama di Bandung. Sebelumnya kerja dalam bidang jurnalistik pada majalah dan berita online. Penerbit dan media ternyata memiliki aturan dalam kerja dan mengikuti standar yang baku pada tingkat nasional maupun internasional.
Sudah menjadi ketetapan dalam publishing bahwa yang disebut buku
harus detail mulai dari copyright, daftar isi, nomor halaman, rujukan,
pembahasan isi, penulis, dan lainnya.
Begitu juga dalam ebook (buku digital) harus memenuhi standar
publishing. Di penerbitan buku biasanya yang disebut eBook itu ada buku
cetaknya. Juga di perpustakaan nasional, biasanya buku jadul dibuat versi
eBook. Dengan desain sama seperti buku versi cetak.
Sabtu, 30 Juli 2016
saya baru sadar bahwa diri ini sudah beranjak tua
Kemarin di sekolah tempat saya
mengajar, ada dua alumni angkatan pertama. Badan dan perawakan kedua alumni itu
sudah hampir mirip orang dewasa. Saya tersenyum melihat keduanya. Saya masih
terbayang dalam benak bahwa ketika saya mengajar keduanya masih imut-imut dan kecil.
Dan kemarin saat keduanya silaturahim dan mengobrol, saya lihat sudah berbeda.
Alhamdulillah, kedua alumni itu sekarang
masuk perguruan tinggi negeri di Bandung. Saat bersalaman saya hanya bisa
berucap: selamat dan sukses.
Setelah keduanya berpamitan, saya
dan seorang kawan guru berceloteh: saat melihat kedua murid tadi, saya baru
sadar bahwa diri ini sudah beranjak tua.
Ya Allah, berkahi orang-orang yang
sedang belajar.
Kuatkan selama proses belajar dan tetapkan mereka dalam
kebaikan.
Jadikanlah mereka berguna untuk bangsa, agama, dan kemanusiaan
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa
aali Muhammad
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad
Senin, 04 Juli 2016
Tes Akal Sehat Anda: Siapa pun Boleh Menjawab
Ini sekadar tes kemampuan akal sehat. Silakan baca dengan teliti, renungkan, dan
catatlah pilihan Anda pada ruang komentar di bawah tulisan ini. Jangan lupa
beri alasannya!
PERTANYAAN PERTAMA: Katakanlah
Anda di sebuah daerah yang tidak mengenal dunia teknologi. Rumah yang Anda
tempati berjauhan dengan tetangga. Tidak ada klinik kebidanan dan sangat
sedikit di daerah Anda itu orang yang bisa baca tulis. Di daerah inilah Anda
dilahirkan dengan bantuan keluarga dekat (orangtua) Anda. Pasti ketika lahir
Anda tidak mengetahui bagaimana proses atau kondisi saat lahir. Juga tidak
mengetahui hari, waktu, tanggal, bulan, dan tahun kelahiran. Anda baru
mengetahui semuanya ketika diberitahu. Kira-kira: informasi siapa yang paling benar
(shahih) atau yang harus dipercaya berkaitan dengan kelahiran Anda?
A.
Orangtua dan keluarga
terdekat Anda
B.
Tetangga dan orang lain yang
baru Anda kenal
Minggu, 03 Juli 2016
pendidikan dan rezeki
Memulai kembali menulis. Sudah lama tak menulis. Meski tidak tahu apa yang harus ditulis. Saya paksakan menulis. Ini yang saya tulis keadaan menjelang idul fitri. Di Kabupaten Bandung, yang menjadi perbincangan antartetangga adalah tunjangan hari hari raya atau THR. Beli baju buat anak dan persiapan kue lebaran. Mungkin itu sudah lumrah yang dibicarakan orang-orang saat jelang lebaran.
Namun, ada yang beda seorang bapak yang bertemu saat ambil uang di ATM. Ia mengabarkan bahwa gaji 13 dan 14 habis oleh biaya masuk sekolah anaknya yang kini masuk SMA. Tampaknya itu juga yang kini banyak keluhan orang tua: pabetot-betot sareng kabutuhan lebaran.
Namun, ada yang beda seorang bapak yang bertemu saat ambil uang di ATM. Ia mengabarkan bahwa gaji 13 dan 14 habis oleh biaya masuk sekolah anaknya yang kini masuk SMA. Tampaknya itu juga yang kini banyak keluhan orang tua: pabetot-betot sareng kabutuhan lebaran.
Sabtu, 02 Juli 2016
Sakedap Deui Pungkasan
Bismillaahirrahmanirrahiim
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
sakedap deui romadon pungkasan
unggal taun, lebaran sumping ka urang
ngabagjakeun nu lekasan saum
ngabagjakeun nu marulang ka pakampungan
nu di dayeuh muru ka kampung
nu di kampung hut het sasadiaan keur nu ti dayeuh
parantos janten kabiasaan urang lembur
parantos janten kabiasaan urang lembur
saban-saban lebaran, silaturahim ka dulur sabeuteung
dulur salembur, baraya-baraya urang sarerea
ilaharna unggal tepung lebaran
salalaman jeung silih menta hampura
utamana ka indung jeung bapa
ilaharna zarah ka pajaratan nini aki
ilaharna zarah ka nu parantos ngantunkeun urang
Jumat, 01 Juli 2016
Perkawis Nikah Mut'ah
Nikah mut'ah sacara nash disebatkeun dina Al-Quran surah Annisa ayat 24. Dina hadis ti Jabir bin Abdillah yen Ibnu Abbas nagalakukeun nikah mut'ah. Kitu oge Rasulullah saw sareng Abu Bakar. Ngan teras Umar bin Khatab nuju janten khalifah nyaram kana nikah mut'ah sareng haji tamattu (Sunan Al-Baihaqi jilid 7 kaca 206, Shahih Muslim tina bab nikah mutah, kitab Durr Al-Manstur jilid 5 kaca 487).
Selasa, 28 Juni 2016
Foucault, Khomeini, dan Revolusi Islam
Michel Foucault dan Imam Khomeini. Dua sosok yang berbeda. Yang satu dari Perancis dan satu lagi dari Iran. Yang satu adalah filsuf dan ilmuwan. Yang satu lagi seorang ulama dan sufi. Dua orang yang berbeda, yang dipisahkan negara dan berbeda agama.
Tentang Foucault, saya mengetahuinya ketika
kuliah filsafat sejarah di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung. Saya membaca buku-bukunya, khususnya berkaitan dengan relasi
kuasa, kebenaran, sejarah, dan kegilaan. Ia mengkritik filsafat
modernisme.
Jumat, 24 Juni 2016
mugi diparengkeun boboran ieu abdi tiasa jarah
Nembe maos postingan: aya murangkalihna anu tos damel kiranglangkung tilu sasih. Ngintun sendal sareng acuk anyar. Saurna kanggo lebaran ibuna. Teug, ieu hate nyeredet. Beurebeuy cimata. Keclak cimata.
Dina hate hayang jiga kitu. Masihan barang ka kolot (ibu bapa) kuring. Ngan ukur cimata sareng du'a.
Dina hate hayang jiga kitu. Masihan barang ka kolot (ibu bapa) kuring. Ngan ukur cimata sareng du'a.
Nun Gusti, mugi diparengkeun boboran ieu abdi tiasa jarah ka makam pun bapa sareng pun ibu. Tos lami pisan abdi teu jarah. Nun Gusti...
Robbighfirli waliwalidayya warhamhuma kama robbayani shogira. Allahummaghfirlahum warhamhum wa'afihim wa'fuanhum. Wa shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Jumat, 17 Juni 2016
hatur nuhun anu parantos maca ieu tulisan
Simkuring rada bingung mun mayunan komputer. Sabab mun maosan ebook, rada hoream. Mun neuleuan tuisan heubeul hoream oge. Nya ngan muka internert tuluy macaan artikel anu aya dina situs online anu munel dina eusina. Ngan anu resep diaosan teh masih keneh perkawis agama. Tacan kana widang sanesna. Teuing atuh beut kitu. Ah keun bae atuh kieu oge. Ngan kitu hungkul ngalecok kuring dina hate. Teuing atuh beut kitu. Matakna ditulis suapdos karekam yen dintenan ieu kuring nyerat hal anu teu puguh juntrungan. Naon hartina?
Selasa, 07 Juni 2016
Munggahan 2016: Semalam di Cianjur
Salam... sampurasun. Semalam saya di Cianjur. Kota kelahiran istri dan mertua. Sore hari saya berdua dengan istri berencana untuk makan-makan sambil menunggu keputusan pemerintah tentang 1 Ramadhan.
Namun karena berkaitan dengan adik istri yang "babar" maka menyempatkan ke rumah bersalin untuk nengok. Kebetulan datang, maka saya berdua menjadi ganti jaga. Suaminya pergi bersama mertua ke rumah. Saya dan istri menunggu adik hingga sekira jam tujuh malam. Setelah tiba suaminya, saya dan istri berjalan menuju jalan Kaum Cianjur.
Malam itu jalan sepi. Terdengar dari masjid ceramah dan shalat tarawih. Saya berjalan-jalan di tengah jalan yang sepi. Dugi ngoprot kesang. Tiba di rumah mertua. Nikmati sajian makanan karya mertua dan menuaikan shalat isya tanpa shalat tarawih. Maklum kecapaian di jalan.
Pukul empat pagi bangun. Sahur. Shalat shubuh dan tidur. Bangun jam sembilan pagi. Bersiap pulang ke Bandung.
Namun karena berkaitan dengan adik istri yang "babar" maka menyempatkan ke rumah bersalin untuk nengok. Kebetulan datang, maka saya berdua menjadi ganti jaga. Suaminya pergi bersama mertua ke rumah. Saya dan istri menunggu adik hingga sekira jam tujuh malam. Setelah tiba suaminya, saya dan istri berjalan menuju jalan Kaum Cianjur.
Malam itu jalan sepi. Terdengar dari masjid ceramah dan shalat tarawih. Saya berjalan-jalan di tengah jalan yang sepi. Dugi ngoprot kesang. Tiba di rumah mertua. Nikmati sajian makanan karya mertua dan menuaikan shalat isya tanpa shalat tarawih. Maklum kecapaian di jalan.
Pukul empat pagi bangun. Sahur. Shalat shubuh dan tidur. Bangun jam sembilan pagi. Bersiap pulang ke Bandung.
Minggu, 05 Juni 2016
Saya dan keluarga puasa ikut keputusan pemerintah
Salam wa rahmah. Mohon doa. Saya dan keluarga puasa
Ramadhan hari senin, 6 Juni 2016.
Sesuai dengan “fatwa” dari guru saya: bahwa urusan yang berkaitan dengan sosial dan kebersamaan lebih dahulu dipentingkan. Maka dalam puasa ramadhan ini dan sejak dahulu, saya bersama keluarga ikut keputusan pemerintah Republik Indonesia.
Memang sudah biasa dalam urusan fikih terbagi dalam kubu dan golongan. Namun, itu merupakan pilihan buat kita; memilih yang membuat enjoy dan jalani ibadah dengan syukur. Nikmati perbedaan dengan tidak memaksakan pemahaman kita kepada orang lain yang beda mazhab atau beda ormas. Meski satu mazhab ternyata tidak lepas dari ikhtilaf.
Karena itu, sadari dengan lapang hati dan pikiran jernih bahwa di sekitar lingkungan kita ada perbedaan. Ikhtilaf itu rahmat. Bisakah diwujudkan dalam umat Islam?
Mohon maaf lahir batin. Mugi urang sadaya aya dina panangtayungan Allah Ta'ala. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Sesuai dengan “fatwa” dari guru saya: bahwa urusan yang berkaitan dengan sosial dan kebersamaan lebih dahulu dipentingkan. Maka dalam puasa ramadhan ini dan sejak dahulu, saya bersama keluarga ikut keputusan pemerintah Republik Indonesia.
Memang sudah biasa dalam urusan fikih terbagi dalam kubu dan golongan. Namun, itu merupakan pilihan buat kita; memilih yang membuat enjoy dan jalani ibadah dengan syukur. Nikmati perbedaan dengan tidak memaksakan pemahaman kita kepada orang lain yang beda mazhab atau beda ormas. Meski satu mazhab ternyata tidak lepas dari ikhtilaf.
Karena itu, sadari dengan lapang hati dan pikiran jernih bahwa di sekitar lingkungan kita ada perbedaan. Ikhtilaf itu rahmat. Bisakah diwujudkan dalam umat Islam?
Mohon maaf lahir batin. Mugi urang sadaya aya dina panangtayungan Allah Ta'ala. Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Membaca Buku: The First Muslim, The Story of Muhammad
0) Giliran karya Lesley Hazleton, The First Muslim: The
Story of Muhammad, yang kini dibaca. Moga bisa paham
sekaligus menyerap pesan dibalik teks.
1) Lesley Hazleton dlm First Muslim, The Story of Muhammad: menyatakan
Ibnu Ishaq dan Thabary dlm heuristik menggunakan sejarah lisan.
Rumi: Air Kehidupan
Jalaluddin Rumi bercerita bahwa pada tepian sebuah sungai terdapat dinding yang tinggi. Di atas benteng itu terbaring seseorang yang tengah menderita karena kehausan. Tembok itu menghalangi dia untuk mendapatkan air yang ia rindukan seperti rindunya seekor ikan akan air lautan.
Dengan susah payah, ia lalu melemparkan pecahan batu kerikil dari tembok itu ke dalam air. Suara percikan air yang tertimpa kerikil terdengar di telinganya seperti suara seorang sahabat yang indah dan lembut. Ia begitu bahagia mendengar suara percikan air itu.
Karena bahagianya, ia mulai merobohkan batu bata benteng itu satu per satu. Suara gemercik air di bawah seakan berkata kepadanya, “Apa yang kau lakukan?”
Sabtu, 04 Juni 2016
Puasa: Syariat, Tarekat, Hakikat
ALKISAH seorang Muslim
yang hidup setelah masa Khulafa Ar-Rasyidun. Ia pada masa itu dikenal ahli
ibadah yang tinggal di serambi masjid nabawi. Ia hampir tiap hari melakukan
itikaf, dzikir, shalat dan ibadah lainnya. Ia jarang ke luar karena
penglihatannya tidak normal alias buta.
Suatu hari datang kabar bahwa temannya
sakit keras. Kemudian ia menengoknya dengan diantarkan sahabatnya yang lain.
Ketika tiba temannya itu meminta ia untuk berdoa demi kesembuhannya. Karena
itulah setiap selesai shalat ia mendoakannya. Ajaibnya, beberapa hari setelah
kunjungan itu temannya sembuh.
Selasa, 31 Mei 2016
Filsafat itu Permainan Bahasa
Saya merasa lelah dan jenuh. Entah apa yang harus dicapai. Apabila
karier dan kedudukan terhormat pasti tidak akan tergapai. Kemampuan akses
terbatas. Tidak ada jaringan maupun kemampuan lobi. Apalagi untuk urusan
finansial. Juga dalam ilmu, pasti jauh dibanding mereka yang lebih muda. Yang lebih
rajin dalam belajar. Yang lebih memiliki kemampuan dalam akses. Lebih memiliki
banyak waktu dalam belajar ketimbang diri saya yang kemampuannya sangat
terbatas. Membaca buku tidak rajin. Diskusi hanya bagian pendengar. Menulis
hanya sekadar mengulang. Tidak ada yang bisa dibanggakan. Tampaknya jauh lebih
mulia orang terdahulu dibanding orang seperti saya ini.
Minggu, 29 Mei 2016
Kaum Beragama Sekarang Ini Seperti Pasar
Dua pekan lalu, saya bertemu dengan para penyebar mazhab. Saya bertemu orang Syiah ketika duduk santai di pinggir jalan. Ia lalu ngobrol kemudian jelaskan tentang Syiah dan menyatakan sebagai mazhab yang benar. Saya menangkap pesan: ayo masuk Syiah.
Pernah ketemu juga dengan orang yang anti Syiah dan ia sampaikan bahaya Syiah. Lalu, ketemu orang yang celana cingkrang dan kasih informasi tentang tauhid. Ada pula yang ajak saya ngaji dan kumpul dalam majelis. Juga ada yang tawarkan Islam model cinta dan ketaatan dalam ibadah mahdhah.
Pernah ketemu juga dengan orang yang anti Syiah dan ia sampaikan bahaya Syiah. Lalu, ketemu orang yang celana cingkrang dan kasih informasi tentang tauhid. Ada pula yang ajak saya ngaji dan kumpul dalam majelis. Juga ada yang tawarkan Islam model cinta dan ketaatan dalam ibadah mahdhah.
Kebaikan itu Universal
Banyak orang terjebak dengan situasi dan keadaan sebuah negara yang disebutkan banyak ulama dan memuliakan keturunan Rasulullah saw.
Jika melihat negeri seribu satu malam dan Kota Rasulullah saw, hampir semua orang suci dari keturunan Rasulullah saw bersemayam di sana. Juga kiblat umat berada di sana. Kenapa tidak bangga dengan dua negeri tersebut dan memperbaiki tatanannya, minimal dengan doa.
Dan, saya orang Indonesia yang beragama Islam dan bersuku Sunda, tetapi cinta dengan negeri tempat bermukim. Saya setuju dengan kawan-kawan yang berani berkata: pergilah dari Indonesia untuk orang-orang yang bisanya memuji-muji negeri lain.
Jika melihat negeri seribu satu malam dan Kota Rasulullah saw, hampir semua orang suci dari keturunan Rasulullah saw bersemayam di sana. Juga kiblat umat berada di sana. Kenapa tidak bangga dengan dua negeri tersebut dan memperbaiki tatanannya, minimal dengan doa.
Dan, saya orang Indonesia yang beragama Islam dan bersuku Sunda, tetapi cinta dengan negeri tempat bermukim. Saya setuju dengan kawan-kawan yang berani berkata: pergilah dari Indonesia untuk orang-orang yang bisanya memuji-muji negeri lain.
Senin, 16 Mei 2016
diplomasi politik halangi ibadah haji
Pemutusan hubungan diplomatik menjadi persoalan dalam ibadah tahunan. Sikap politik kadang tidak bersahabat dengan kerinduan ibadah tahunan. Namun, itu risikonya jika tidak dipertimbangkan sejak awal akan bersikap atas politik. Nikmati saja kawan, bukankah Haji itu rangkaian ibadah khusus untuk yang mampu dan tidak ada aral yang melintang.
Jika kendala politik, ya berdo'a moga ada solusinya. Bukankah orang saleh atau kaum Muslim akan senantiasa ada musibah sebagai bentuk perhatian Tuhan kepadanya. Apalagi ini menyangkut satu negeri. Insya Allah...ada hikmah.
Yaa Dzal Jalaalil wal ikraam
Wahai pemilik kemuliaan dan kehormatan
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Jika kendala politik, ya berdo'a moga ada solusinya. Bukankah orang saleh atau kaum Muslim akan senantiasa ada musibah sebagai bentuk perhatian Tuhan kepadanya. Apalagi ini menyangkut satu negeri. Insya Allah...ada hikmah.
Yaa Dzal Jalaalil wal ikraam
Wahai pemilik kemuliaan dan kehormatan
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad
Minggu, 01 Mei 2016
Pesan Dosen: Gawean Atuh
Beberapa waktu yang silam bertemu dengan dosen. Dia tanya studi, terutama tesis. Saya hanya jawab sedang proses.
Kemudian dia senyum sambil berkata: "Gawean atuh. Jiga patani. Pan ngeureuyeuh. Unggal poe boga hanca anu teras bae saban dinten dipigawe. Pan lami-lami oge anggeus."
Saya mangut-mangut dan bertekad menyelesaikan. Tapi tetap saja rada sesah yeuh bagerakna. Sesah pahamna buku-buku anu diaos teh. Kitu deui pabaliut nyiar rejeki sarta pancen sanesna. Pidu'ana....
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Kemudian dia senyum sambil berkata: "Gawean atuh. Jiga patani. Pan ngeureuyeuh. Unggal poe boga hanca anu teras bae saban dinten dipigawe. Pan lami-lami oge anggeus."
Saya mangut-mangut dan bertekad menyelesaikan. Tapi tetap saja rada sesah yeuh bagerakna. Sesah pahamna buku-buku anu diaos teh. Kitu deui pabaliut nyiar rejeki sarta pancen sanesna. Pidu'ana....
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Allahumma shalli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad.
Sabtu, 12 Maret 2016
Pesan Damai dari buku Muhammad dan Isa: Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya
William E. Phipps dalam buku "Muhammad dan Isa: Telaah Kritis atas Risalah dan Sosoknya" (Bandung: Mizan, 1999) bagian simpulan, mengutip Gotthold Lessing bahwa seorang raja yang sedang sekarat dan mencintai ketiga putranya. Sudah menjadi kebiasaan yang meneruskan menjadi raja adalah yang diberi cincin baiduri.
Raja tidak bisa memutuskan kepada siapa cincin diberikan—karena cinta kepada ketiganya—sehingga membuat dua buah duplikat cincin yang sama persis. Kepada ketiganya diberikan dan setiap putranya merasa memiliki cincin yang asli.
Menurut Phipps, seharusnya kaum Yahudi, kaum Kristen, dan kaum Islam tidak meributkan keaslian agama yang berasal dari Tuhan. Cukuplah meyakininya sebagai kebenaran yang sejati dengan menerima keberadaan agama lain yang diyakini orang lain sebagai kebenaran.
Demikian pesan Phipps dalam akhir bukunya. Saya kira layak disambut, terutama saat kondisi umat beragama di Indonesia mulai memanas hanya karena percikan orang-orang yang anti dengan perdamaian. Percayalah hidup damai itu lebih nyaman dan nikmat. (ahmad sahidin)
Raja tidak bisa memutuskan kepada siapa cincin diberikan—karena cinta kepada ketiganya—sehingga membuat dua buah duplikat cincin yang sama persis. Kepada ketiganya diberikan dan setiap putranya merasa memiliki cincin yang asli.
Menurut Phipps, seharusnya kaum Yahudi, kaum Kristen, dan kaum Islam tidak meributkan keaslian agama yang berasal dari Tuhan. Cukuplah meyakininya sebagai kebenaran yang sejati dengan menerima keberadaan agama lain yang diyakini orang lain sebagai kebenaran.
Demikian pesan Phipps dalam akhir bukunya. Saya kira layak disambut, terutama saat kondisi umat beragama di Indonesia mulai memanas hanya karena percikan orang-orang yang anti dengan perdamaian. Percayalah hidup damai itu lebih nyaman dan nikmat. (ahmad sahidin)
Selasa, 08 Maret 2016
Tragedi Hari Kamis: Ketika Rasulullah saw Sakit
Saya pernah mengajukan pertanyaan kepada Ustad Sinar
Agama di facebook: apakah Imam Ali as ada di antara sahabat ketika Nabi
Muhammad saw meminta kertas dan pena; yang tidak dipenuhi Umar bin Khattab (yang
dalam hadis dikatakan mengigau atau meracau) yang hadisnya berkaitan dengan
tragedi hari Kamis. Hadis ini diriwayatkan Ibnu Abbas. Mengapa Imam Ali as tidak
segera memenuhi permintaan Nabi (kalau sedang ada di sana)?
Sabtu, 13 Februari 2016
Benarkah KH Hasyim Asyari Menolak Syiah?
Saya pernah
menulis artikel di kompasiana dengan judul: Orang NU Ditanya tentang
Mazhab Syiah (setelah saya cek dalam internet, tulisan tersebut
hilang dan tidak ditemukan lagi; untungnya tanggapan atas tanggapan pernah saya
kirim ke situs Misykat).
Kemudian
ada komentar pada tulisan saya di kompasiana: “Mengenai Syiah sebetulnya sudah sedari awal ketika NU berdiri
melalui salah satu pendiri NU telah mengingatkan bahaya Syiah sebagai paham di
luar Ahlu sunnah wal jamaaah Adalah KH. Hasyim Asyari dalam Muqoddimah qonun
asasi NU menjelaskan dengan gamblang bahwa di luar 4 Imam mazhab, seperti
Syi’ah Imamiyyah dan Syi’ah Zaidiyyah adalah ahli bid’ah. Sehingga pendapat-pendapatnya tidak
boleh diikuti. Tak lupa, KH. Hasyim mengutip sebuah hadist, Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Apabilantelah nampak fitnah dan bid’ah pencacian terhadap sahabatku,
maka bagi orang alim harus menampakkan ilmunya. Apabila orang alim tersebut
tidak melakukan hal tersebut (menggunakan ilmu untuk meluruskan golongan yang
mencaci sahabat) maka baginya laknat Allah, para malaikat dan laknat seluruh
manusia”nn Sumber).
Sabtu, 06 Februari 2016
Belajar dari buku Al-Mushthafa: Studi Kritis Historis Nabi Saw
Sebenarnya saya
tidak tertarik untuk membaca buku yang berkaitan dengan sejarah Nabi Muhammad
saw. Selain karena terlalu bernuansa klasik dan pernah dipelajari ketika kuliah. Juga mengira bahwa sejarah Nabi tidak jauh berbeda dengan buku lainnya: membosankan.
Namun setelah bergabung dalam sebuah milis yang khusus mengkaji sejarah yang dibuat oleh kawan-kawan alumni jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, saya menjadi tertarik lagi untuk membuka dan membaca lagi buku sejarah.
Namun setelah bergabung dalam sebuah milis yang khusus mengkaji sejarah yang dibuat oleh kawan-kawan alumni jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab IAIN Sunan Gunung Djati Bandung, saya menjadi tertarik lagi untuk membuka dan membaca lagi buku sejarah.
Dalam diskusi sampai pada pembahasan metodologi sejarah dan mempertanyakan keabsahan metodologi sejarah modern Barat. Saya
menyatakan sepakat dengan penggugatan atau uji ulang semua khazanah kesejarahan,
baik metodologi sejarah maupun filsafat sejarah yang berasal dari Barat.
Rabu, 20 Januari 2016
Benarkah Abu Thalib itu Bukan Mukmin?
Benarkah Abu Thalib, sang paman
Nabi Muhammad saw, bukan seorang mukmin? Tidak sedikit penceramah atau mubaligh
masih meyakininya sebagai kafir. Saya mengira karena mereka belum membaca buku Antologi
Islam (yang diterbitkan Al-Huda Jakarta) dan analisa kritis
tentang hadis-hadis yang mengarah pada penistaan paman Rasulullah saw.
Rabu, 13 Januari 2016
Ikhtilaf dan Islam Indonesia
Suatu hari saya bertemu dengan
kawan yang berlatar belakang dari Pesantren PERSIS (Persatuan Islam). Kawan
saya itu bilang bahwa umat Islam Indonesia yang mayoritas tidak berada dalam
satu jamaah sehingga agenda dan misi Islam secara keseluruhan tidak terwujud.
Ia menyebut syariat Islam yang seharusnya menjadi aturan hukum malah diabaikan.
Padahal, negeri ini dikuasai umat Islam dan para pejabatnya pun sebagian besar beragama
Islam. Anehnya, kata kawan itu, tidak ada kekuatan yang mampu mewujudkannya
untuk menciptakan negara Islam.
Lebih aneh lagi umat Islam
Indonesia senang membuat lembaga-lembaga yang terpisah sehingga tidak memiliki
visi dan misi yang sama. Yang ada hanya kepentingan lembaga dan individu. Saling
berebut jabatan dan pengaruh. Akibat tidak berada dalam satu jamaah, tidak
heran kalau umat Islam Indonesia terus berada konflik membela lembaga dan
kepentingannya masing-masing.
Minggu, 03 Januari 2016
Maulid Diba jeung Barzanji di Lembur
Di Garut lembur
simkuring, biasana ping 1 dugi 11 Rabiul Awwal biasana maos kitab
al-Barzanji sareng Maulid Diba. Unggal ba’da netepan magrib sasarengan jeung
barudak dugi ka isya. Teras enjingna disambung deui, nepi ka rengse dua kitab
eta diaos unggal ba’da maghrib.
Kiwari linggih di Bandung, hanteu mendakan anu maos Barzanji
atanapi Maulid Diba. Komo deui anu raeng maos pupujian. Ngan
anu sholawatan mah masih keneh kakuping raeng. Eta oge mun sabada maghrib
ngantos solat isya. Pupujian jeung zikir unggal subuh. Ngan teu rotin kakuping.
Eta oge anu maoskeunna kolot. Sora barudak mah tacan pati kadangu. Duka kuring
can kawenehan kitu. Ah, anu penting mah aya keneh anu maos sholawat bae.
Sabtu, 02 Januari 2016
Menjadi Seorang Intelektual
Salam. Sampurasun. Saya tidak tahu ini akan menyangkut dengan tema atau
tidak. Saya tidak tahu apa yang harus disampaikan. Hanya saja saya punya
sedikit “beban moral” dalam benak bahwa
seseorang tidak bisa lepas dari masa lalu. Saya sendiri meyakininya bahwa diri
ini konstruksi dari sejarah dan salah satu “serpihan” sejarah yang masuk dalam
kehidupan saya adalah LPIK (Lembaga Pengkajian Ilmu Keislaman).
Saya tidak tahu harus darimana narasi dibangun dan dibentuk, kemudian
menjadi ajang refleksi. Terlalu jauh untuk sampai padanya. Anggap saja ini
khayalan. Percayalah, setiap orang punya “serpihan” yang berbeda. Tidak sama
dan beragam. Meski memiliki kesamaan, tidak pernah ada yang sama. Percayalah
bahwa keragaman itu keniscayaan yang tidak boleh dipudarkan.
Jumat, 01 Januari 2016
Setelah Wafat Rasulullah saw
Dalam buku DAN MUHAMMAD UTUSAN ALLAH karya
Annemarie Schimmel (Mizan, 1994, halaman 46) terdapat kutipan dari kitab Shahifah Hammam Ibnu Munabih karya Hamdullah bahwa
banyak catatan yang menyatakan Umar bin Khaththab menentang periwayatan hadits
dan menghukum orang-orang yang mengkabarkan keistimewaan keluarga Nabi Muhammad
saw. Pelarangan dilakukan karena khawatir terjadinya campur aduk antara wahyu
dan hadits Rasulullah saw.
Langganan:
Postingan (Atom)