SALAM wa rahmah. Sekarang ini kalau orang mau belajar baca tulis Quran sangat mudah. Tinggal beli iqro atau ke masjid dan meminta seorang ustadz untuk membimbingnya. Buku iqro bisa disebut terobosan untuk memudahkan orang dalam belajar membaca Quran. Hanya saja orang sudah belajar baca tulis Quran dengan menggunakan buku iqro kadang kurang mengenal tajdid dan makhraj huruf.
Beda dengan zaman saya, sekira 1986-an di masjid atau madrasah diniyah, belajar untuk bisa baca Quran dimulai dengan buku tipis yang diawali dengan huruf-huruf hijaiyah. Kalau tidak salah namanya buku Al-Baghdadi. Sangat sistematis isinya: pengenalan huruf hijaiyah, pengenalan harakat fathah-kasrah-dhamah, fathaian-kasratain-dhamatain, dan dikenalkan dengan pembacaan kalimat pendek yang terdiri tiga sampai empat huruf. Caranya bacanya pun diejah. Disuarakan tiap huruf dan harakat. Mungkin sekarang ini anak-anak TK dan SD sekarang tidak mengenalnya.
Belajar baca tulis Quran dengan metode Al-Baghdadi mirip dengan kita kalau belajar baca tulis Bahasa Indonesia dikenalkan dahulu dengan abjad: abcd sampai z. Kemudian baru latihan baca perkata dan kalimat kemudian masuk hal lainnya.
Beberapa hari yang lalu dalam sebuah milis yahoo, saya menemukan postingan yang berkaitan dengan huruf hijaiyah. Saya baru tahu ternyata setiap huruf hijaiyah memiliki maknanya. Karena itu, saya semakin yakin bahwa di dunia ini tidak ada yang sia-sia; segala sesuatunya pasti ada hikmah (pengetahuan) yang dapat mencerahkan pemikiran kita.
Inilah riwayat yang menjelaskan makna setiap huruf hijaiyah. Dari Imam Husain bin Ali (cucu Rasulullah saw) bahwa ada seorang Yahudi mendatangi Nabi Muhammad saw. Pada saat itu, Rasulullah saw sedang bersama Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Orang Yahudi itu berkata kepada Nabi Muhammad saw: "Apa faidah (manfaat) dari huruf hijaiyah?"
Rasulullah saw berkata
kepada Ali bin Abi Thalib: “Ya Ali, jawablah!”
Sebelum Ali bin Abi Thalib menjawab, Rasulullah saw berdoa: “Ya Allah, sukseskan Ali dan bungkam orang Yahudi itu”. Lalu Ali berkata: “Tidak ada satu huruf pun kecuali semua bersumber pada nama-nama Allah Swt.
“Alif artinya tidak ada
Tuhan selain Dia yang Maha Hidup dan Kokoh;
Ba artinya tetap ada setelah
musnah seluruh makhluk-Nya;
Ta, artinya yang maha
menerima taubat, menerima taubat dari semua hamba-Nya;
Tsa artinya adalah yang
mengokohkan semua makhluk dan Dialah yang mengokohkan orang-orang beriman
dengan perkataan yang kokoh dalam kehidupan dunia;
Jim maksudnya adalah
keluhuran sebutan dan pujian-Nya serta suci seluruh nama-nama-Nya;
Ha (kecil) adalah Al-Haq,
Maha hidup dan penyayang;
Kha maksudnya adalah maha
mengetahui akan seluruh perbuatan hamba-hamba-Nya;
Dal artinya pemberi balasan
pada hari kiamat;
Dzal artinya pemilik segala
keagungan dan kemuliaan;
Ra artinya lemah lembut
terhadap hamba-hamba-Nya;
Zay artinya hiasan
penghambaan;
Sin artinya Maha mendengar
dan melihat;
Syin artinya yang disyukuri
oleh hamba-Nya;
Shad maksudnya adalah Maha
benar dalam setiap janji-Nya;
Dhad artinya adalah yang
memberikan madharat dan manfaat;
Tha artinya Yang suci dan
mensucikan;
Dzha artinya Yang maha
nampak dan menampakan seluruh tanda-tanda;
Ayn artinya Maha mengetahui
hamba-hamba-Nya;
Ghayn artinya tempat
mengharap para pengharap dari semua ciptaan-Nya;
Fa artinya yang menumbuhkan
biji-bijian dan tumbuhan;
Qaf artinya adalah Maha
kuasa atas segala makhluk-Nya;
Kaf artinya yang Maha
mencukupkan yang tidak ada satupun yang setara dengan-Nya, Dia tidak beranak
dan tidak diperanakan;
Lam maksudnya adalah maha
lembut terhadap hamba-Nya;
Mim artinya pemilik semua
kerajaan;
Nun maksudnya adalah cahaya
bagi langit yang bersumber pada cahaya arasy-Nya;
Waw artinya adalah, satu,
esa, tempat bergantung semua makhluk dan tidak beranak serta diperanakan.
Ha (besar) artinya Memberi
petunjuk bagi makhluk-Nya;
Lam alif artinya tidak ada
tuhan selain Allah, satu-satunya serta tidak ada sekutu bagi-Nya.Adapun
Ya artinya tangan Allah yang
terbuka bagi seluruh makhluk-Nya.”
Rasulullah saw kemudian berkata:
“Inilah perkataan dari orang yang telah diridhai Allah dari semua makhluk-Nya.”
Saat itu juga orang Yahudi tersebut terbuka hatinya sehingga memeluk Islam. ***
[mohon maaf tidak dicantumkan
sumbernya; karena yang mempostingya pun tidak menyantumkan kitab rujukannya;
kalau benar berarti itu bukti Kebenaran Allah atas semua hal yang ada di dunia
ini].