Selasa, 20 Juni 2023

BUKANKAH ada hikmah di balik setiap kisah?


Judul                : The Prophetic Wisdom: Kisah-kisah Kearifan Para Nabi

Penulis             : Miftah Fauzi Rakhmat

Penerbit           : Mizania (Bandung)

Terbit               : Juni 2011/Rajab 1432

Tebal               : 211+xvi (halaman)

BUKANKAH ada hikmah di balik setiap kisah? Begitulah ujung kalimat yang muncul setiap kali mengakhiri uraian panjang pada kisah-kisah Nabi yang dikupas dalam buku The Prophetic Wisdom: Kisah-kisah Kearifan Para Nabi. Kalau dilihat dari judul buku ini bukan sesuatu yang baru, tetapi sajian hikmah yang diungkap oleh Ustadz Miftah Fauzi Rakhmat dalam buku ini terbilang baru dan menyegarkan. 

Selintas kalau melihat fisiknya, buah pena Ustadz Miftah ini terbilang langka. Kover bukunya sederhana, tapi mengandung filosofi yang musti ditafsirkan. Lintasan putih mirip kumparan yang menyedot ke dalam lingkaran merah. 

Lintasan putih bergelombang ini kalau boleh ditafsirkan—kemungkinan—adalah fragmen-fragmen kisah hidup umat manusia sepanjang sejarah. Sedangkan bulatan merah adalah hikmah (wisdom) atau kearifan yang muncul dari fragmen-fragmen kehidupan umat manusia. Jadi, kearifan dapat diketahui dari lintasan-lintasan berbagai peristiwa yang pernah dijalani di dunia oleh para pendahulu. Umat manusia yang hidup pada masa sekarang ini cukup merenungkan dan mengaitkannya dengan kondisi yang sedang dialaminya. 

Adakah kesamaannya dengan fragmen-fragmen hidup yang dialami orang-orang terdahulu yang berhasil mengambil hikmah? Pertanyaan inilah yang tampaknya dijawab oleh Ustadz Miftah dalam fragmen-fragmen dari setiap kisah para Nabi Allah: Adam, Idris, Nuh, Hud, Saleh, Ibrahim, Luth, Ismail, dan Ayub. 

Sejarah manusia dari sejak Nabi Adam as hingga sekarang ini terus bergerak. Setiap zaman yang dilalui memiliki kekhasan masing-masing. Namun, hikmah dan nilai-nilai yang menaunginya berlaku sepanjang zaman. Hikmah dari setiap zaman ini yang kadang sulit untuk direguk karena keterbatasan kemampuan dalam memahami teks dan konteks atas kisah tersebut. Akhirnya, kita mengabaikan amanat Ilahi karena nurani dan kesadaran yang terdapat dalam diri (fitrah) tidak muncul. 

Dalam buku ini, banyak fragmen para Nabi Allah yang dikupas dengan bernas dan dihubungkan dengan kondisi kehidupan modern. Hampir setiap bagian kehidupan yang dijalani masuk dalam kupasan buku ini. Melalui kisah-kisah para Nabi Allah, kita disadarkan betapa berharganya hidup di bawah naungan Ilahi; betapa tersesatnya kalau tidak mengambil jalan agama dan mengarahkan hidupnya bukan kepada Allah.  Dengan membaca buku ini, insya Allah pikiran kita akan semakin terbuka dan menambah kesadaran dalam beragama. *** (ahmadsahidin)