Kamis, 31 Januari 2019

Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam


Kali ini yang beres dibaca buku “Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam”. Buah pena dari Mulyadhi Kartanegara. Seorang pakar filsafat Islam dan pemerhati peradaban Islam. Karya tulis Mulyadhi sudah banyak dan saya tidak banyak yang dikoleksi. Maklum harga buku mahal sehingga kalau mau beli buku mesti menimbang dulu dengan kebutuhan dapur sehari-hari. Maklum pendapatan saya hanya dari ngajar dan meski sudah tawarkan jasa pada lembaga pendidikan tinggi ternyata tidak terpakai alias belum ada yang menyangkut. Saya nikmati saja dahulu masa pembelajaran diri ini dengan "menempel" pada dosen senior dalam urusan share ilmu dengan mahasiswa.

Terkait buku “Pengantar Epistemologi Islam” diterbitkan Mizan tahun 2003. Tebalnya 188 halaman. Uraian buku terbagi dalam 14 bagian ditambah prolog dan epilog serta diberi pengantar oleh Armahedi Mazhar dari ITB.

Kesan saya setelah beres baca buku adalah lelah mata dan tidak ada yang menyangkut kecuali istilah dan nama-nama tokoh. Di antara istilah yang melekat pada benak saya adalah objektif, subjektif, burhani, tajribi, irfani, dialektik, bayani, wujud, harakah jauhariyah, wihdatul wujud, isyraqiyah, masyaiyyah, kalam, intuisi, indera, rasio, naturalisasi, sekularisasi, islamisasi, sains, dan lainnya. Bisa terbayang betapa luasnya isi buku tersebut mengandung pengetahuan filsafat Islam dari sejak tumbuh sampai modern.

Nama-nama tokoh yang muncul adalah Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Kindi, Al-Ghazali, Sijistani, Suhrawardi, Rumi, Sadra,  Heiri Mehdi, James, Thabathabai, Bergson, Darwin, Aristoteles, Plato, Ibnu Rusyd, Rabiah Adawiyah, Al-Amiri, Ar-Razi, Al-Biruni, dan lainnya. Seluruh nama itu ada dalam buku disertai dengan ulasan atas konsep pemikirannya. Bisa terbayang betapa luas dan mendalamnya pengetahuan dari Mulyadhi yang mampu menyajikan khazanah ilmu masa kejayaan Islam dalam peradaban sejak akhir Bani Umayyah sampai awal abad Modern. Diulas dan disajikan aspek epistemologi dan jaringan pengetahuan dari para leluhurnya sampai masa Yunani kuno.

Bagi saya ini petualangan intelektual. Sebuah warisan ilmiah dari pendahulu Islam yang perlu dibaca dan diambil manfaatnya, serta dikembangkan menjadi ilmu dan pengetahuan baru. Sebuah warisan yang layak baca. Pasti butuh waktu yang banyak untuk mengkaji dan menghimpun buku-bukunya. Hatur nuhun Prof Mulyadhi Kartanegara, bukunya akan awet dan menjadi bacaan untuk generasi pecinta ilmu. *** (ahmad sahidin)