Kali ini yang beres dibaca buku
“Menyibak Tirai Kejahilan: Pengantar Epistemologi Islam”. Buah pena dari
Mulyadhi Kartanegara. Seorang pakar filsafat Islam dan pemerhati peradaban
Islam. Karya tulis Mulyadhi sudah banyak dan saya tidak banyak yang dikoleksi.
Maklum harga buku mahal sehingga kalau mau beli buku mesti menimbang dulu
dengan kebutuhan dapur sehari-hari. Maklum pendapatan saya hanya dari ngajar
dan meski sudah tawarkan jasa pada lembaga pendidikan tinggi ternyata tidak
terpakai alias belum ada yang menyangkut. Saya nikmati saja dahulu masa
pembelajaran diri ini dengan "menempel" pada dosen senior dalam
urusan share ilmu dengan mahasiswa.
Terkait buku “Pengantar
Epistemologi Islam” diterbitkan Mizan tahun 2003. Tebalnya 188 halaman. Uraian
buku terbagi dalam 14 bagian ditambah prolog dan epilog serta diberi pengantar
oleh Armahedi Mazhar dari ITB.
Kesan saya setelah beres baca
buku adalah lelah mata dan tidak ada yang menyangkut kecuali istilah dan
nama-nama tokoh. Di antara istilah yang melekat pada benak saya adalah
objektif, subjektif, burhani, tajribi, irfani, dialektik, bayani, wujud,
harakah jauhariyah, wihdatul wujud, isyraqiyah, masyaiyyah, kalam, intuisi,
indera, rasio, naturalisasi, sekularisasi, islamisasi, sains, dan lainnya. Bisa
terbayang betapa luasnya isi buku tersebut mengandung pengetahuan filsafat
Islam dari sejak tumbuh sampai modern.
Nama-nama tokoh yang muncul
adalah Ibnu Sina, Al-Farabi, Al-Kindi, Al-Ghazali, Sijistani, Suhrawardi, Rumi,
Sadra, Heiri Mehdi, James, Thabathabai, Bergson, Darwin, Aristoteles,
Plato, Ibnu Rusyd, Rabiah Adawiyah, Al-Amiri, Ar-Razi, Al-Biruni, dan
lainnya. Seluruh nama itu ada dalam buku disertai dengan ulasan atas konsep
pemikirannya. Bisa terbayang betapa luas dan mendalamnya pengetahuan dari
Mulyadhi yang mampu menyajikan khazanah ilmu masa kejayaan Islam dalam
peradaban sejak akhir Bani Umayyah sampai awal abad Modern. Diulas dan
disajikan aspek epistemologi dan jaringan pengetahuan dari para leluhurnya
sampai masa Yunani kuno.
Bagi saya ini petualangan
intelektual. Sebuah warisan ilmiah dari pendahulu Islam yang perlu dibaca dan
diambil manfaatnya, serta dikembangkan menjadi ilmu dan pengetahuan baru. Sebuah
warisan yang layak baca. Pasti butuh waktu yang banyak untuk mengkaji dan
menghimpun buku-bukunya. Hatur nuhun Prof Mulyadhi Kartanegara, bukunya
akan awet dan menjadi bacaan untuk generasi pecinta ilmu. *** (ahmad sahidin)