Kamis, 17 Januari 2019

Resensi buku Hermeneutika karya E Sumaryono

Buku Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat ini ditulis oleh E.Sumaryono. Saya membaca edisi revisi cetakan tahun 1999. Tebal buku 150 halaman. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Dulu pernah baca dan tidak ada tambahan dari uraian. Dulu hanya Schleiermacher, Dilthey, Gadamer, Habermas, dan  Paul Ricoeur. Kini ada tambahan pemikiran Derrida.

Buku ini diawali dengan perbedaan filsafat spekulatif dan analitik atau kritis. Disusul dengan asal mula hermeneutika yang disandarkan pada Hermes yang menerjemahkan pesan dewa untuk manusia. Dari ulasan ini ada titik poin yang sekaligus mengokohkan subjudul buku bahwa hermeneutik merupakan cara untuk menafsirkan teks sehingga menghasilkan makna dan bisa dipahami manusia. 

Memang inti dari hermeneutika adalah menafsirkan segala hal yang perlu dijelaskan. Tidak hanya teks sastra, arkeologi berupa artefak, wahyu dari Tuhan pun bisa ditafsirkan. Problem dari hermeneutika adalah subjektivitas dan ini memang karakter filsafat.

Buku ini disusun dengan sistematis. Mulai dari pengenalan tokoh dan karya serta hidup dari sang filsuf hermeneutik hingga pada poin pemikiran dan langkah kerja dari teori yang dibangun oleh Schleiermacher, Wilhelm Dilthey, Gadamer, Habermas, Ricoeur, dan Derrida. Bahkan dibeberapa uraian dari tokoh tersebut sang penulis menyebut Charles Sanders Pierce yang menggabungkan pendekatan induktif dan deduktif menjadi abduktif.

Sayangnya kajian abduktif ini tidak masuk dalam buku. Padahal sangat menarik dalam ranah epistemologi atau metodologi riset sejarah dan naskah-naskah klasik, yang pada ujungnya bertumpu juga dengan interpretasi.

Maklum setelah abad 19 Masehi, pemikiran dunia filsafat bergeser pada postmodernisme sebagai aliran dan gerakan filsafaf baru. Yang dasar pemahamannya mengacu pada bahasa dengan perangkat hermeneutika dan semiotik sebagai pisau bedahnya.

Tah, ngan sakitu. Hapunten bilih kirang jentre maklum macana henteu diteuleuman, ukur sasampeurna. Mun hoyong teras tiasa dibaca saja bukunya. Hatur nuhun. *** (Ahmad Sahidin)