Buku Rethinking Pesantren
adalah karya Prof Dr Nasaruddin Umar. Seorang ulama dengan keahlian Tafsir
Al-Quran, Tasawuf, dan kajian Islam kontemporer. Kini menjabat Imam Masjid
Istiqlal Jakarta dan pernah menjabat Wakil Menteri Agama RI.
Saya tidak tahu pasti jumlah buku yang ditulisnya. Hanya saja
disertasinya tentang Gender dalam Islam sudah dibukukan, tapi saya belum punya
sehingga belum membacanya.
Buku tentang pesantren ini sesuai dengan
pengantarnya untuk menjawab salah paham kaum sarjana Barat dalam memandang
pesantren yang dianggapnya sebagai sarang terorisme dan sumber radikalisme
agama. Hal ini karena melihat teroris yang ditangkap dominan dari lulusan pesantren.
Namun yang tidak dipahami oleh orang Barat bahwa di Indonesia yang dianggap
sarang teroris itu tidak mewakili seluruh pesantren. Tidak dipungkiri memang
ada, tetapi jumlahnya sedikit dan rata-rata berpaham salafi wahabi dengan
ajaran pemurnian yang digelorakan.
Sedangkan pesantren di Indonesia dominan mengembangkan sikap tasamuh (toleran),
menyatu dengan budaya setempat, dan menerima eksistensi NKRI. Bahkan sangat
berperan dalam perjuangan kemerdekaan, mengisi dan berperan aktif dalam
pemerintahan, dan mengembangkan pendidikan dari tradisional sampai tingkat
sarjana.
Saya dapat banyak wawasan tentang pesantren dari buku Rethinking Pesantren. Mulai dari
sejarah, pengajian dan mode belajar, kitab yang dipelajari, istilah santri dan
pesantren, istilah kiai, tokoh ulama perempuan Aceh yang melawan penjajah,
ulama Banten bernama Haji Syam'un yang membuat mata uang sendiri dan menulis
kitab "Majmalus Siratil Muhammadiyah"
tahun 1939 diterbitkan Pengurus Besar Al-Khairiyah, Citangkil. Kitab ini berisi
biografi Nabi Muhammad saw sejak lahir sampai wafat. Sayangnya saat dicek di-google
tidak ada jejaknya.
Andai saja ada wujudnya maka kitab Majmalus
Siratil Muhammadiyah ini bisa masuk literatur Sirah Nabawiyah karya yang
ditulis oleh orang Indonesia. Setahu saya yang awal untuk sirah nabawiyah di
Indonesia yang lengkap baru terbit tahun 1940, yang disusun oleh Wiranata
Kusumah dengan judul "Riwajat
Kangdjeng Nabi Moehammad saw".
Terakhir, sekadar info buku Rethinking
Pesantren ini tidak tebal. Berjumlah 142 halaman dan terbit tahun 2014.
Buku ini penting untuk yang ingin mengetahui jenjang pendidikan (muslimin
Indonesia) dari tahapan santri sampai menjadi kiai, kurikulum pesantren, dan
dinamika dalam pesantren dari sejak sebelum merdeka sampai masa sekarang. *** (Ahmad Sahidin)