Kamis, 29 September 2022

Tetap Kambing Walau Terbang

Saya tadi agak bingung ketika di kelas dalam pelajaran agama, salah seorang murid bertanya: mengapa orang-orang Islam yang mengambil mazhab Syiah disebut sesat dan diserang sampai harta bendanya hancur serta dua orang meninggal dunia? Bukankah kaum Muslim Syiah juga punya dalil-dalil yang berdasarkan Al-Quran dan Hadis?

Saya hanya tersenyum. Saya tidak bisa menjawabnya dengan tegas atau menenteramkan sang penanya. Saya sampaikan kepada murid tersebut bahwa sebetulnya sudah banyak beredar buku-buku yang membahas ajaran mazhab Syiah beserta dalil-dalilnya. Sudah banyak juga konferensi dan kegiatan rembug ulama sedunia tentang pentingnya ukhuwah Islamiyyah dan pernyataan tentang Syiah sebagai bagian dari Islam. Karena itu, bagi saya, semua mazhab yang masih bertuhankan Allah, bernabikan Muhammad saw, dan memegang Quran dan hadis sebagai pedoman dalam beragama, serta mengerjakan shalat dan berkiblat ke Baitullah (Ka’bah) maka masih termasuk Islam.

Adapun yang beredar dalam berita yang bersifat memojokan dan menganggap sesat, saya kira belum membaca dan mempelajari khazanah Islam dengan menyeluruh. Apalagi kalau informasinya dari orang yang bukan pengikut Syiah, pastinya tidak valid dan bisa jadi ditambah dengan kebohongan. Saya katakan sebaiknya kalau mau informasi yang benar harusnya tanya langsung kepada pengikut Syiah, bukan dari orang yang benci Syiah atau yang tidak tahu soal mazhab-mazhab Islam.

Saya bikin analogi begini: kalau kamu mau beli buku, pastinya ke toko buku atau warung yang jual buku. Salah kalau kamu datang ke toko bangunan atau warung nasi. Bisa-bisa hanya dapat info saja.

Kemudian saya juga bercerita tentang ngeyel. Biasanya orang itu suka ngeyel dengan kebenaran yang dianggapnya benar oleh dirinya sendiri. Neugtreug kalau dalam bahasa Sunda istilahnya.  Maknanya sama dengan keras kepala. Nah… ini kisahnya……

 Dikisahkan ada dua orang musafir Arab melintasi padang pasir. Sebut saja namanya Wahab dan Abdul. Saat mereka tengah berjalan di tengah padang pasir, tiba-tiba keduanya melihat di kejauhan ada segerombolan binatang yang berwarna hitam.

 “Yang bergerombol itu kambing,” kata Wahab sambil menunjuk.

Temannya, Abdul, terdiam sambil melihat yang tadi ditunjuk Wahab. Abdul kemudian bicara, “Ah… bukan. Itu mah gagak.”

“Kamu tahu dari mana itu gagak?” tanya Wahab.

Abdul menjawab, “Biasanya yang hitam begitu burung gagak lagi minum air atau menemukan makanan. Kalau tidak percaya, ayo kita mendekat.”

“Ayo… siapa takut,” ujar Wahab penuh percaya diri.

Abdul dan Wahab pun mendekat. Saat keduanya tiba, tiba-tiba gerombolan binatang hitam itu terbang. Saat beterbangan, Abdul berkata, “Tuh kan bener gagak karena terbang.”

“Tetap kambing walau terbang,” kata Wahab dengan nada ketus.

Jadi, meski sudah banyak beredar fatwa dan pernyataan ulama sedunia bahwa mazhab Syiah itu bagian dari Islam, tetap saja yang neugtreug alias yang keras kepala bilangnya: sesat. Ah, susah ngelayanin orang yang prinsipnya: tetap kambing walau terbang. *** (ahmad sahidin)