Selasa, 13 September 2022

Memahami Sunni dan Syiah: Rukun Iman

APABILA melihat prinsip-prinsip agama (ushuluddin) Islam dari mazhab Sunni dan mazhab Syiah, terdapat kesamaan. Ajaran mazhab Sunni meyakini bahwa seorang Muslim atau Muslimah harus percaya kepada Allah. Ajaran mazhab Syiah juga meyakininya, tetapi dengan bahasa yang berbeda, yaitu Tauhid (mengesakan Allah).

Kemudian dalam Sunni meyakini Malaikat, Rasul, dan kitab-kitab Allah. Syiah merangkap ketiganya dalam prinsip Nubuwwah (kenabian); yang bermakna seorang Muslim wajib untuk meyakini hal-hal yang berkaitan dengan Nabi dan Rasul, seperti malaikat yang menurunkan wahyu dan kitab suci sebelum Quran. 

Apabila Sunni menyebut Hari Akhir, Syiah menyebutnya Al-Maad; yang secara makna adalah berakhirnya dunia (Kiamat). Dalam Sunni ada keyakinan akan takdir baik dan buruk (qadha dan qadar), Syiah meyakini Keadilan Ilahi; yang secara makna adalah ketentuan atau keputusan dari Allah. 

Dari kesamaan tersebut, hanya satu yang berbeda, yaitu Imamah. Syiah meyakininya sebagai bagian dari ushuluddin. Sedangkan Sunni memasukannya dalam politik dan bukan termasuk sesuatu yang sakral sehingga tidak termasuk ushuluddin. Mungkin pemahaman ini yang membuat para sahabat melupakan pengangkatan Imam Ali sebagai washi dan maula di Ghadir Khum dan kala seruan awal dakwah pada keluarga Bani Hasyim. Tampaknya ada faktor di luar agama yang menjadikan para sahabat berebut kepemimpinan Islam di Saqifah dan melupakan wasiat Rasulullah saw. *** (ahmad sahidin)