Jumat, 16 September 2022

Benarkah Syiah Tidak Percaya Hadis

Prof.Muhibbin dari IAIN Wali Songo meneliti dan menulis disertasi yang menyebutkan bahwa terdapat hadits lemah, bahkan dhaif dari kitab hadis Bukhari. Muhibbin menjelaskan bahwa tidak semua hadits yang terdapat dalam kitab Bukhari masuk dalam kategori sahih. Terdapat beberapa hadis palsu dan lemah (dhaif). Hadis palsu yang terdapat dalam kitab Bukhari setelah diteliti ada yang tidak sesuai dengan fakta sejarah. Misalnya, tentang Isra Mi’raj terjadinya sebelum Muhammad saw menjadi Nabi. Padahal, fakta sejarah menyebutkan setelah diangkat menjadi Nabi. Bahkan, menurut Al-Daruquthni terdapat sekitar 110 hadis palsu di dalam kitab Bukhari dari sejumlah 6.000-an hadis. 

Alih-alih sarjana-sarjana Sunni sendiri mempreteli Bukhari, justru kaum Muslim Syiah menggunakan Bukhari dan Muslim dalam menyampaikan hadis tentang keutamaan Ahlulbait atau Itrah sebagai pegangan umat Islam yang bersanding dengan Al-Quran sebagai warisan Nabi untuk umat Islam. Menggunakan hadis Ghadir Khum, Tsaqalain, Safinatun Najah, Ahlulkisa, dan asbabun nuzul yang diriwayatkan muhadis Ahlussunnah. 

Perbedaan Sunni dan Syiah dalam hadis hanya soal jalur hadis semata. Kaum Muslim Syiah (Mazhab Ahlulbait) meyakini sunnah dan hadis Nabi yang layak dijadikan pedoman harus berasal dari keluarga Nabi dan sahabat tepercaya. Sedangkan Sunni tidak membatasinya. Riwayat dari para sahabat dan istri-istri Nabi serta orang-orang yang baru memeluk Islam setelah penaklukkan Makkah atau menjelang wafat Nabi pun diakuinya. Bahkan, hadis yang berasal dari orang-orang yang pernah menjadi musuh Islam dan memerangi keluarga Nabi setelah wafat Rasulullah saw pun diambil sebagai rujukan. Karena itu, perbedaan Sunni dan Syiah lebih bersifat politis yang dibumbui dengan penafsiran yang bersifat apologetik. *** (ahmad sahidin)