Selasa, 15 Maret 2022

Pemuda Muslim Berbakti kepada Ibunda Nasrani

SEORANG pemuda beragama Nasrani (Kristen) yang baru masuk Islam menjumpai Imam Ja‘far ash-Shadiq.

Ketika pemuda itu sudah sampai di rumah, Imam Jafar memanggilnya untuk masuk. Setelah itu Imam Jafar bertanya, “Katakanlah apa yang kau butuhkan?”

Pemuda itu berterus terang, “Sesungguhnya ayah dan ibuku serta seluruh keluargaku beragama Nasrani. Ibuku matanya buta dan aku hidup bersama dengan mereka dan makan dari bejana mereka.”

Imam Jafar berkata, “Apakah mereka makan daging babi?”

Pemuda itu menjawab, “Tidak.”

Imam Jafar berkata, “Makanlah bersama mereka dan aku wasiatkan kepadamu untuk tidak merasa berat dalam berbuat baik kepada ibumu, dan penuhilah segala keperluannya.”

Pemuda itu kembali ke Kufah, daerah di negeri Irak. Setibanya di rumah, sang ibu mendapatinya begitu patuh dan saleh, berbeda dengan kondisi sebelumnya.

Dia berkata, “Wahai anakku, kau tidak pernah melakukan hal seperti ini ketika kau masih memeluk agama Nasrani. Lalu gerangan apakah semua yang kulihat ini semenjak kau berpindah agama dan masuk Islam?”

Pemuda itu menjawab, “Aku diperintahkan melakukan semua ini oleh seorang laki-laki dari keturunan Nabi Muhammad Saw.”

“Apakah dia seorang Nabi?” tanya sang ibu.

Pemuda itu menjawab, “Bukan, ia hanyalah keturunan Nabi.”

Setelah melihat perilaku anaknya yang baik, hormat, dan berbakti kepadanya, sang ibu yang masih beragama Nasrani itu berkata, “Agamamu sungguh sebaik-baik agama. Ajarkanlah agamamu kepadaku.”

Pemuda itu dengan gembira mengajarkan ajaran-ajaran Islam kepada ibunya. Tidak lama kemudian ibunya menyatakan memeluk agama Islam dan menjalankan ibadah sesuai syariat Islam.

Dari riwayat tersebut dapat dipahami bahwa perilaku baik dan terpuji akan membuat orang senang kepada kita. Kalau sudah senang maka kebenaran akan mudah masuk ke dalam hati. Orang Islam harus berbuat baik kepada setiap manusia, meski manusia tersebut berperilaku buruk kepada kita. *** (ahmad sahidin)