Rabu, 16 September 2020

Resensi buku Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua

Sekira dua pekan saya baca buku Rekonstruksi Sejarah Umat Islam di Tanah Papua yang ditulis oleh Toni Victor M.  Wanggai. Doktor lulusan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan konsentrasi Sejarah Peradaban Islam. Buku ini merupakan disertasinya yang diterbitkan Badan Litbang dan Diklat Kemenag RI tahun 2009. Tebal buku 259 halaman dan xx halaman.

Sebuah buku riset historis. Tentu sumber kolonial berupa dokumen  pejabat Belanda yang pernah menguasai Nusantara dijadikan rujukan primer. Kemudian manuskrip kitab-kitab bertemakan keislaman, makam-makam, dan reruntuhan bangunan serta masjid tertua dijadikan acuan dalam kajian disertasi ini. Selain dari itu, berupa pustaka sejarah tentang Papua dan yang terkait dengannya pun digunakan dalam menyusun sejarah Islam di Papua.

Menarik risetnya dari awal masuknya agama Islam ke Papua sampai abad 20 Masehi. Dari telaah atas sejumlah sumber primer disimpulkan agama Islam masuk pertengahan abad 15 Masehi dari Kesultanan Bacan Maluku Utara oleh Sultan Bacan bernama Zainal Abidin (wafat 1521 M.). Selain dari Maluku, disebut pula dari Aceh, Jawa, Makassar, Tidore/Ternate, Banda, dan Arab. Diawali hubungan kerjasama dengan kerajaan-kerajaan di Kepulauan Raja Ampat,  Fakfak, Kaimana, dan lainnya. Berlanjut dengan menjalin kekeluargaan dengan sesama kerajaan melalui pernikahan dan terbentuk kerajaan baru atau kesultanan di bawah penguasa yang beragama Islam. Di antaranya kerajaan Waigeo, Salawati, Misool, Batanta, Pattipi, Rumbati, Fatagar, Ati-Ati, Wertuar, Namatota, Sekar, Arguni, dan lainnya.

Secara historis proses sebaran agama Islam terdapat pengesahan dari penguasa setempat, sehingga para mubaligh tidak ada hambatan. Dinamika terjadi saat interaksi dengan orang-orang Papua yang masih kuat dengan tradisi dan keyakinan nenek moyang. Kemudian saat kolonial Belanda masuk dan berkuasa di Papua. Di sini terjadi rebutan massa antara mubaligh Islam dengan misionaris Kristen dan Katolik.

Dari buku ini, menarik sampai saat ini umat Islam di Papua diperkirakan 20% dari seluruh penduduk. Tumbuh pula organisasi keagamaan Islam dan institusi pendidikan Islam dari Nahdlatul Ulama, Muhammadiyah, Hidayatullah, Lembaga Dakwah Islam Indonesia, Darud Da'wah wal Irsyad dan pesantren-pesantren dengan tradisi Ahlussunnah. Yang belum terlacak oleh Dr Toni Victor selaku penulis buku ini adalah pengaruh mazhab Syiah berupa tradisi di masyarakat. Ini perlu dikaji sebagai upaya riset lanjutan dari awal masuknya Islam di Papua. Saya kira menarik lagi dilanjutkan dengan riset unsur aliran Tasawuf dalam kehidupan umat Islam Papua dan perkembangannya. Siapa yang mau lanjutkan? Ayo masuk S3 bidang sejarah dan teliti dengan sumber awal dari buku karya Dr Toni Victor ini.

Terakhir, bahwa sangat disesalkan disertasi yang kaya informasi seputar umat Islam ini belum dikemas dengan penulisan populer. Saya membacanya seperti melihat tumpukan informasi saja. Kemampuan menyajikan narasi sejarah yang enak dibaca dan mudah dicerna pembaca awam, memang sebuah tantangan bagi penulis maupun penerbit. Ini saya kira penting diperhatikan. Hatur nuhun. Cag! *** (Ahmad Sahidin)