Alhamdulillah, 18 Januari 2015,
saya megikuti perayaan Maulid Nabi Muhammad saw. Dalam acara ini, yang
menjadi penceramah adalah Dr Jalaluddin Rakhmat. Beruntung saya datang lebih
awal sehingga dapat buku syair-syair yang ditulis Ustadz Jalal (Dr Jalaluddin
Rakhmat). Buku terbaru yang berjudul: Berbinar Cinta. Buku ini khusus
untuk menyambut Maulid Rasulullah saw yang dicetak dalam jumlah terbatas.
Sudah menjadi tradisi bahwa guru saya
senantiasa berupaya untuk menerbitkan buku setiap kali tiba pada Maulid
Rasulullah saw. Memang tidak setiap bulan maulid, buku Ustadz Jalal terbit. Ini
hanya momentum istimewa saja.
Selain buku Ustadz Jalal, putranya yang
bernama Ustadz Miftah pun menerbitkan buku. Namun buku ini tidak gratis.
Judulnya: Dua Belas Empat Belas.
Dalam acara maulid, guru saya membacakan
riwayat dalam hadis dalam kitab dan membacakan syair yang terdapat dalam
bukunya.
Ada dua hadis yang saya ingat. Pertama,
tentang putra Abdullah bin Ubai. Dikisahkan Abdullah putra Abdullah bin Ubai
pernah meminta Rasulullah saw agar menyisakan air yang sedang diminumnya.
Ketika ditanya untuk apa, Abdullah menyatakan untuk ayahnya supaya hatinya
menjadi suci. Lalu, Abdullah pergi dan menyerahkanlah air sisa minum Nabi
kepada ayahnya.
"Air apa ini" tanya ayahnya.
Abdullah menjawab, "Air sisa minum
Rasulullah saw. Mudah-mudahan dengan air itu, Allah menyucikan hatimu,
ayah."
"Kenapa kamu tidak bawa air kencing
ibumu, yang lebih suci dari air sisa minum Muhammad bin Abdullah," umpat
ayahnya sambil melemparkan air dalam wadah minum.
Abdullah pergi menemui Rasulullah saw
dan menceritakannya. Abdullah meminta izin untuk membunuh ayahnya. Rasulullah
saw tersenyum kemudian berkata, "Aku tak mengizinkan kamu untuk membunuh
ayahmu."
Riwayat tersebut sangat bernas dan
relevan dengan konteks Islam sekarang. Mungkin dari kisah itulah sebagian
kaum Muslim Indonesia senang mengambil air bekas minum guru. Mereka
menganggapnya berkah.
Berkah Tangan Rasulullah saw
Riwayat kedua tentang
perjalanan Rasulullah saw. Suatu saat dalam perjalanan di daerah yang gersang,
para sahabat membutuhkan air. Rasulullah saw mencari bebatuan yang besar yang
agak tinggi. Lalu, tangan Rasulullah saw ditempelkan pada lekukan batu.
Tiba-tiba keluar air cukup deras. Air itu dialirkan pada satu kubangan yang
dibuat para sahabat hingga tertampung air yang banyak. Dari air itu para
sahabat dan Rasulullah saw meminum dan memanfaatkan air untuk kebutuhan umat
Islam.
Guru saya membacakan riwayat dari kitab
yang dibacanya bahwa air tersebut hingga wafat Rasulullah saw masih mengalir.
Namun, salah seorang khalifah yang berkuasa menyentuhnya. Ajaibnya setelah
disentuh oleh khalifah, air tersebut berhenti mengalir.
Menurut guru saya, sentuhan tangan
Rasulullah saw mengandung berkah. Apa pun yang berasal atau berkaitan dengan
Rasulullah saw senantiasa ada berkahnya. Karena itu, jamaah haji dan umrah atau
yang ziarah ke pusara Rasulullah saw di Madinah ketika berada dalam kompleks
Masjid Nabawi dianjurkan melepas alas kaki. Mengapa? Karena tanah sekitar
Masjid Nabawi merupakan bekas injakan kaki Rasulullah saw sehingga mengandung
berkah.
Bagi orang Madinah atau yang punya
kesempatan ziarah ke pusara Nabi Muhammad saw pasti beruntung dapat berkah dari
jejak Rasulullah. Namun, bagi saya yang penuh harap untuk sampai ke pusara
Rasulullah saw, tidak ada pilihan selain membaca shalawat.
Saya yakin dari shalawat yang dibaca ada
berkah Rasulullah saw. Jika ingin tahu dalilnya, baca saja buku-buku tentang
shalawat. Karena itu, saya akhiri tulisan ini dengan membaca:
Allahumma shalli ‘ala
Muhammad wa aali Muhammad;
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad;
Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa aali Muhammad.