Senin, 24 Juli 2017

Utsmaniyah, Mughal, dan Shafawiyah

Kemudian muncul Daulah Utsmaniyah (1301-1924 M.) di Turki, Shafawiyah (1501-1722M) di Persia, dan Mughal (1730-1857M) di India. Ketiga Daulah ini dalam sejarah meraih kemajuan dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, arsitektur masjid dan istana yang megah. Utsmaniyah meneruskan Saljuk yang sebelumnya berasal dari pelarian Abbasiyah di Baghdad saat dihancurkan oleh Hulagu Khan.

Utsmaniyah mengalami kehancuran akibat serangan orang-orang Kristen Eropa. Sedangkan Shafawiyah runtuh akibat serangan-serangan suku bangsa Afghan dan Mughal mengalami perlawanan dari kerajaan-kerajaan India dan perebutan kekuasaan di antara keluarga istana sehingga mengalami kehancuran (Harun Nasution, 1996:14-22).

Menjelang abad dua puluh, terjadi pembaruan yang besar terhadap Shafawiyah, Mughal, dan Utsmaniyah. Setelah wafat penguasa terakhir, Abdul Majid II (1340-1342H/1922-1924 M), Kamal Attaturk mengganti pemerintahan Utsmaniyah menjadi Republik Turki dan Daulah Mughal tepecah menjadi kerajaan India, Pakistan, Kashmir, dan Bangldesh. Sedangkan Shafawiyah berganti dengan pemerintahan Zand, Qajar (1722-1925 M.), Pahlevi (1925-1979 M.), dan Republik Islam Iran (1979 M. sampai sekarang).[]
    
(Diambil dari buku SEJARAH POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:  Acarya Media Utama, Bandung, tahun 2010)