Kemudian
muncul Daulah Utsmaniyah (1301-1924 M.) di Turki, Shafawiyah
(1501-1722M) di Persia, dan Mughal (1730-1857M) di India. Ketiga Daulah ini dalam sejarah
meraih kemajuan dalam khazanah ilmu-ilmu Islam, arsitektur masjid dan istana
yang megah. Utsmaniyah
meneruskan Saljuk yang sebelumnya berasal dari pelarian Abbasiyah di
Baghdad saat dihancurkan oleh Hulagu Khan.
Utsmaniyah mengalami kehancuran akibat serangan orang-orang Kristen Eropa.
Sedangkan Shafawiyah runtuh akibat serangan-serangan suku bangsa Afghan dan
Mughal mengalami perlawanan dari kerajaan-kerajaan India dan perebutan
kekuasaan di antara keluarga istana sehingga mengalami kehancuran (Harun
Nasution, 1996:14-22).
Menjelang
abad dua puluh, terjadi pembaruan yang besar terhadap Shafawiyah, Mughal, dan
Utsmaniyah. Setelah wafat penguasa
terakhir, Abdul Majid II (1340-1342H/1922-1924 M), Kamal Attaturk mengganti pemerintahan
Utsmaniyah menjadi
Republik Turki dan Daulah Mughal
tepecah menjadi kerajaan India, Pakistan, Kashmir, dan Bangldesh. Sedangkan
Shafawiyah berganti dengan pemerintahan
Zand, Qajar (1722-1925 M.), Pahlevi (1925-1979 M.), dan Republik Islam Iran (1979
M. sampai sekarang).[]
(Diambil dari buku SEJARAH POLITIK ISLAM karya
Ahmad Sahidin. Penerbit: Acarya Media Utama, Bandung, tahun 2010)