Senin, 10 Juli 2017

Imam Jafar As-Shadiq


Imam Jafar bin Muhammad As-Shadiq lahir di Madinah pada 17 Rabiul Awwal 83 H./20 April 702 M. Sejak kecil Imam Jafar dididik oleh ayahnya. Usia 12 tahun, Imam Jafar menyaksikan kejahatan Daulah Umayyah, terutama masa Al-Walid I (86-89 H.) dan Sulaiman (96-99 H.), serta menyaksikan keadilan Umar bin Abdul Aziz (99-101 H.).

Masa hidup Imam Jafar penuh dengan pergolakan politik antara Daulah Umayyah dan Daulah Abbasiyah yang saling berebut kekuasaan. Kondisi tersebut dimanfaatkan oleh Imam Jafar untuk meyebarkan ilmu sehingga memiliki empat ribu murid yang terdiri dari para ulama dan ilmuwan, seperti Abi Musa Jabir bin Hayyan (Geber) yang dikenal ahli matematika dan kimia, Hisyam bin Al-Hakam, Mu’min Thaq, Zararah, Muhammad bin Muslim, Aban bin Taghlib, Hisyam bin Salim, Huraiz, Hisyam Kaibi Nassabah, dan beberapa fuqaha seperti Abi Hanifah, Al-Qadi As-Sukuni, Malik bin Anas, Ahmad bin Hanbal, Asy-Syafii, dan lainnya.

Pendiri mazhab Hanafiyah, Abu Hanifah bercerita tentang pertemuannya dengan Imam Jafar ketika diundang penguasa Daulah Abbasiyah. Abu Hanifah merasa kagum saat memandang Imam Jafar yang duduk penuh wibawa. Dalam pertemuan itu, Al-Mansur—penguasa Daulah Abbasiyah—meminta Abu Hanifah agar mengemukakan pertanyaan kepada Imam Jafar.

Pertanyaan demi pertanyaan dijawab oleh Imam Jafar. Orang-orang yang hadir pun segera mengetahui kedudukan Imam Jafar yang tinggi dalam ilmu. Abu Hanifah berkata kepada Al-Mansur, “Tidakkah telah aku katakan bahwa dalam soal keilmuan, orang yang paling `alim dan mengetahui adalah Ja’far bin Muhammad.”

Mendengar itu, Imam Ja’far Ash-Shadiq berkata, “Hadits-hadits yang aku keluarkan adalah hadits-hadits dari bapakku. Hadits-hadits dari bapakku adalah dari kakekku. Hadits-hadits dari kakekku adalah dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib. Hadits-hadits dari Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib adalah hadist-hadits dari Rasulullah saw dan hadits-hadits dari Rasulullah saw adalah wahyu Allah Azza wa Jalla.

Pada 25 Syawal 148 H./13 Desember 765 M., Imam Jafar wafat akibat racun yang ditanam dalam makanannya atas perintah Mansur Al-Dawaliki, penguasa Daulah Abbasiyah.[]


(Diambil dari buku SEJARAH POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:  Acarya Media Utama, Bandung, tahun 2010)