Setelah
wafat Imam Muhammad Al-Jawad, kepemimpinan Islam beralih kepada Imam Ali
Al-Hadi, putra Imam Muhammad Al-Jawad yang lahir di Madinah, 15 Dzulhijah/5
Rajab 212 H. Imam Ali Al-Hadi dididik ayahnya. Tidak heran kalau pada masa itu
Imam Ali Al-Hadi menjadi panutan dalam akhlak, ibadah, dan rujukan dalam
masalah keagamaan.
Imam
Ali Al-Hadi hidup ketika moral dan ekonomi umat Islam mulai merosot akibat
banyaknya pajak yang diambil oleh pejabat Daulah Abbasiyah. Al-Mu`tasim yang
menjadi penguasa Daulah Abbasiyah dikenal sebagai peminum minuman keras dan
membenci pengikut Ahlulbait. Pernah suatu ketika, Al-Mu`tasim memerintahkan
pelawak untuk mengejek Imam Ali bin Abi Thalib pada sebuah jamuan pesta dan
memerintahkan untuk meratakan makam cucu Rasulullah saw di Karbala.
Setelah
berakhirnya masa kekuasaan Al-Mu`tasim, Al-Muntasir pada 248 H. menjadi
penguasa Daulah Abbasiyah menggantikan ayahnya, Al-Mutawakkil. Meskipun
berkuasa selama enam bulan, ia berlaku baik dan tidak membunuh pengikut
Ahlulbait. Namun enam bulan kemudian Al-Muntasir meninggal dunia kemudian
digantikan Al-Mustâ`in. Intrik politik dan rebutan kekuasaan dalam keluarga
istana Daulah Abbasiyah terus bergejolak. Wajar jika setiap penguasa
digulingkan oleh keluarganya sendiri, bahkan dibunuh untuk mengambil alih
tampuk kekuasaan darinya.
Ketika
Al-Musta’in berkuasa, kekejaman dan kesewenang-wenangan kembali merajalela.
Namun, pemerintahannya hanya berlangsung dua tahun sembilan bulan karena atas
perintah saudaranya, Al-Mu’taz, dia dibunuh dan dipenggal sehingga kekuasaan Daulah
Abbasiyah beralih ke Al-Mu’taz yang tidak kalah kejamnya. Orang-orang Islam
diketahui menjadi pengikut Imam Ali Al-Hadi diburu dan diminta untuk
mengecamnya. Tidak jarang sampai dibunuh kalau tetap mengikuti ajaran-ajaran
yang disampaikan Imam Ali Al-Hadi. Bukan hanya pengikutnya, bahkan Imam Ali
Al-Hadi pun dibunuhnya dengan racun dan wafat pada 26 Jumadil Tsani 254 H.
Jasadnya dikuburkan oleh Imam Hasan Al-Asykari, putranya, di Samara. []
(Diambil dari buku SEJARAH
POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:
Acarya
Media Utama, Bandung, tahun 2010)