Minggu, 09 Juli 2017

Imam Muhammad Al-Baqir


Setelah wafat Imam Ali Zainal Abidin, yang menjadi Imam Ahlulbait adalah Muhammad Al-Baqir. Beliau adalah putra pasangan Imam Ali Zainal Abidin dan Fathimah binti Hasan yang lahir di Madinah pada 1 Rajab 57 H. Ia menikah dan dikaruniai delapan anak: Imam Ja`far Shadiq, Abdullah, Ibrahim, Ubaidillah, Reza, Ali, Zainab, dan Ummu Salamah.

Imam Muhammad Al-Baqir merupakan sosok yang dihormati dan dikenal sebagai pemuka agama yang menguasai ilmu-ilmu hikmah dan hadits. Mengenai keilmuannya, lbnu Hajar Al-Haitami berkomentar, “Muhammad Al-Baqir telah menyingkapkan rahasia-rahasia pengetahuan dan kebijaksanaan, serta membentangkan prinsip-prinsip agama. Tidak sorang pun dapat menyangkal kepribadiannya yang mulia, pengetahuan yang diberikan Allah, kearifan yang dikaruniakan Allah dan tanggung jawab serta rasa syukurnya terhadap penyebaran pengetahuan. Muhammad Al-Baqir adalah seorang yang suci dan pemimpin spiritual yang sangat berbakat.”

Sama seperti ayahnya, Imam Muhammad Al-Baqir juga dimusuhi penguasa Daulah Umayyah. Segala bentuk kecaman, ancaman dan tipu daya tidak berhasil memalingkan umat Islam dari Imam Muhammad Al-Baqir. Akhirnya, penguasa Daulah Muawiyah kembali meracuninya hingga wafat pada Senin, 7 Dzulhijah 114 H. dan dikuburkan di Jannatul Baqi, Madinah. Kemudian salah satu putranya, Imam Jafar Ash-Shadiq menjadi pelanjutnya.[]


(Diambil dari buku SEJARAH POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:  Acarya Media Utama, Bandung, tahun 2010)