Kepemimpinan
Islam beralih kepada Imam Ali bin Musa Ar-Ridha. Putra Imam Musa ini lahir di
Madinah, Kamis, 11 Dzulqa’dah 148 H. Ibunya bernama Taktam yang dijuluki Ummu
Al-Banin. Imam Ali Ar-Ridha hidup dalam bimbingan ayahnya selama tiga puluh
lima tahun dan berada dalam masa kekuasaan Daulah Abbasiyah.
Imam
Ali Ar-Ridha dikenal dekat dengan kaum tertindas yang hidup dalam serba
ketakutan dan berharap terjadinya perubahan kehidupan yang lebih baik. Mereka
sering berkumpul dan mendengarkan nasihat-nashiat dari Imam Ali Ar-Ridha.
Dekatnya umat Islam kepada Imam Ali Ar-Ridha ini membuat khawatir penguasa Daulah
Abbasiyah. Al-Makmun, penguasa Daulah Abbasiyah, mencoba mengambil hati umat
Islam dengan mengangkat Imam Ali Ar-Ridha sebagai putra mahkota. Al-Makmun
menuliskan teks baiat kepada Imam Ali Ar-Ridha dengan tangannya sendiri dan
Imam Ali Ar-Ridha menandatanganinya.
Tidak
pernah ada yang memperkirakan bahwa pengangkatan Imam Ali Ar-Ridha sebagai
putra mahkota tersebut merupakan siasat untuk menyingkirkannya. Dalam sebuah
jamuan makan, Imam Ali Ar-Ridha diracun sampai mengembuskan nafas terakhir pada
Selasa, 17 Shafar 203 H. dan dimakamkan di Thus (Masyhad), Iran.[]
(Diambil dari buku SEJARAH
POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:
Acarya
Media Utama, Bandung, tahun 2010)