Selasa, 18 Juli 2017

Imam Hasan Al-Asykari

Kepemimpinan Islam pun beralih kepada Imam Hasan Al-Asykari. Imam Hasan lahir pada Rabiul Tsani 213 H. dari seorang muslimah bernama Haditsa. Putra Imam Ali Al-Hadi ini mendapat julukan Al-Asykari, yang dinisbatkan pada suatu lempat yang bernama Asykar, di dekat Samara.

Sejak kecil sampai usia dua puluh tiga tahun, Imam Hasan berada dalam asuhan ayahnya. Imam Hasan hidup pada masa Daulah Abbasiyah dengan penguasa Al-Mu’taz, Al-Mukhtadi, dan Al-Mu’tamad atau Al-Muktamid. Di bawah ketiga penguasa ini, Imam Hasan dan pengikutnya tidak lepas dari tekanan dari penguasa Daulah Abbasiyah. Karena itu, Imam Hasan memberlakukan taqiyah (menyembunyikan keimanan untuk keselamatan jiwa) bagi pengikutnya.

Penguasa Daulah Abbasiyah mendengar bahwa dari Imam Hasan Al-Asykari akan lahir seorang manusia yang akan menegakkan keadilan. Disuruhlah oleh Al-Muktamid yang menjadi penguasa, seorang dokter dan hakim beserta pengawalnya untuk memantau gerak gerik Imam Hasan Al-Asykari. Segala sikap dan perilakunya disampaikan kepada penguasa. Apalagi Imam Hasan terlihat memperlihatkan keenganannya untuk bekerjasama dengan penguasa sehingga dianggap membahayakan. Karena itu, Al-Muktamid membunuh Imam Hasan Al-Asykari dengan racun hingga wafat pada 260 H./872 M. dan dikuburkan bersebelahan dengan makam ayahnya di Samara. []


(Diambil dari buku SEJARAH POLITIK ISLAM karya Ahmad Sahidin. Penerbit:  Acarya Media Utama, Bandung, tahun 2010)