Selasa, 12 Mei 2020

Sajak Nyanyian Epos

NYANYIAN EPOS
(mengenang wafat bapak)

riwayat manusia tak pernah kekal karena riuh
renta tubuh mengancam wujud
dan yang wujud tak lagi ada dan tak akan
pernah sama dengan yang tak berwujud

yang berbeda dengan cipta karsanya
yang tiada banding karena dia tak terbatas
dan yang kepuncaknyalah yang jumpa 

mendengar suara lantangmu aku tahu
bahwa kau melawan dengan ingatan masa lalu
kau tampakkan dihadapan para perawatmu

kefasihan dan kecemerlangan ilmu yang kau
susun sejak kanak yang terlunta
karena ayahmu diberondong peluru

empat puluh tahun yang lalu hadir kembali
pada usiamu yang senja
kau masih lekatkan tanggung jawab dari dada
dan kepalamu

hingga kau sadar bahwa diusia senjamu
tampak masa kanakmu karena demam hebat
yang begitu membaranya hinga meledak-ledak
pada ingatan yang tak bisa kau kabarkan

mimpi yang diceritakannya padaku
tentang ruang gelap yang tampak begitu saja
sosok berbadan kokoh yang siap menerkamnya
dan saat itu hadirlah segumpal asap putih
menjelma sesosok tubuh perkasa bersayap sinar

dan mereka berhadapan mengadu mulut
mengerang penuh benci, menjamak, memukul
dan menendang satu sama lain

dan seorang wanita setengah baya bercerita
tentang suaminya yang muntah darah
dipembaringan yang gelisah karena batas

ya....Robbi, bagaimana bisa kukabarkan
tentang duka yang tak terduga
saat kau tentukan batas yang tercinta
saat aku butuh arahannya

ya….Robbi, duka apalagi yang akan kau
timpakan padaku, setelah aku tak berdaya
karena waktu telah berlalu

ya....Robbi, bagaimana aku bisa tegar
kembali menatap masa tanpa seorang tercinta
yang sekejap pergi jauh tinggalkan aku

ya.....Robbi, kurela dan sadar
bahwa hidup ada diujung jari-Mu

Allahummaghfirlahu warhamhu wa ’afihi wa’fuanhu
Birahmatika yaa arhamar rahimiin
Allahumma Sholli 'ala Sayyidina Muhammad wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad

November 2003