Minggu, 17 Mei 2020

Sajak Duka Hari Suci


DUKA HARI SUCI

air mataku mengalir begitu saja
basah, mulai mengairi kerutan kulit pipiku
terasa sakit dan duka
ketiadaan bunda disuasana suci

idul fitri 1428 H terasa menyakitkan
luka-luka yang mengering kembali basah 

betapa dukanya aku
rumah pun sepi
tiada ceria dan kesibukan dapur
seperti tahun lalu

duka terasa menyayatku
melihat mereka asyik bercengkrama
dalam suasana suci

aku selalu ingat..ketika menjelang shalat id
ibuku selalu menyiapkan makanan sebelum ke tempat shalat

"Jang, sunnah hukumna barangdahar heula.. saeutik we,
ke geus solat gedena mah," kata bundaku yang kini masih mengiang di telingaku

namun kini perintah itu tak ada lagi
aku rindu perintah itu

dan rindu belaian tangannya di kepalaku
seusai shalat id

saat aku memohon maaf padanya
ada air mata yang deras keluar tanpa paksaan

lega dan nikmat terasa bila bunda terseyum
dengan mata berkaca-kaca berujar,
"dihampura Jang, sarua ibu ge menta dihampura"

kembali mataku pun berair
tumpah
seperti hari ini ketika aku mengingatmu

bunda, maafkan aku
bapak, istrimu yang tercinta telah menyusulmu
meski dengan jalan kematian yang beda
kuyakin kalian bertemu

di barzah
kutahu...kuyakin Allah pasti mengumpulkan keduanya...

ya Allah pertemukan keduanya
dalam suasana yang ceria dan bahagia
ampuni mereka.

assalamulaika ya abii
assalamualaiki ya ummii

Allohumaghfirlahum warhamhum
wa afihim wa`fuanhum
wala taftina ba`dahum

Robbighfirli wali-walidayya
warhamhuma kama robbayani shogiroo
birohmatika yaa arhamar rohimiin

Allohumma sholli 'ala Sayyidina Muhammad 
wa 'ala Aali Sayyidina Muhammad  

Syawal 1428 H