AYAHKU,
IN MEMORIAM
ayah, ibu pernah cerita tentang masa kanakku
yang bengal, sampai celanamu kubasahi berak
dipangkuanmu saat mudik ke kampungmu,
atau ketika ramadhan yang kau bebaskan
agar aku tak berpuasa penuh,
disiang yang terik kau belikan buah belimbing
yang kusantap dihadapanmu
ayah, bagaimana ku tak bisa menahan
tangisanku
karena air mataku adalah cucuran keringatmu,
” jang mun anggeus hiji pagawean,
anggeuskeun nu lainna”.
nasehatmu padaku yang menegaskan bahwa
hidup adalah amanat
November 2003
RIHLAH
semalam aku dibawa jalan-jalan
menelusuri gunung dan bebukitan terjal
semalam aku dibawa jalan merambah
jejaki bebatuan dan rerumputan hijau
mendaki dan menerjang yang ada dihadapanku
semalam aku dihidangkan makanan
berbuah akar, putih
semalam aku dituntun berjalan kebebukitan jauh
tak berujung hingga tampak disekelilingku
orang-orang berwajah srigala
orang-orang berwajah babi
orang-orang bermuka masam
memaki dan menghardik diri-sendiri
semalam aku digandeng berjalan tak berhingga
nikmati alam sejuk, goda aku untuk bersamanya
2003