Rabu, 15 Maret 2023

Membaca dua buku Filsafat Sejarah karya Penulis Indonesia

Dalam satu pekan ini saya ngebut baca buku.  Yang dibaca dua buku tentang filsafat sejarah, yaitu "Filsafat Sejarah" karya Misnal Munir (UGM Press, 2016) dan "Pengantar Filsafat Sejarah" karya A.Daliman (Ombak, 2017). Kedua buku diterbitkan di Yogyakarta. Keduanya karya penulis dari Indonesia yang berkecimpung dalam studi filsafat dan sejarah.
Saya dahulu baca Hegel yang berjudul "Filsafat Sejarah" dan Ankersmit dengan judul "Refleksi tentang Sejarah". Sebuah buku terjemahan. Juga buku karya terjemahan lainnya tentang filsafat sejarah dari Toynbee dan Foucault. 
Saya merasa beruntung ada dua buku karya penulis dari Indonedia tersebut sehingga ada karya pemikiran kesejarahan dari orang Indonesia. Meski memang ada Sartono, Tamburaka, dan Soedjamoko, tetapi kurang terpetakan isi dari kajian filsafat sejarah. Entah bagi yang lain. Kuntowijoyo yang dianggap pakar dan akademisi ilmu sejarah, sayangnya tidak menulis buku tentang filsafat sejarah.
Alhamdulillah beres juga dua buku itu dibaca, tetapi tidak dikaji mendalam. Mengapa? Sebab kajian filsafat sejarah bukan perkara mudah dicerna. Mesti diulang-ulang bacanya. Dan saat kuliah amat sulit dicerna.

Ada yang menarik dari karya Misnal Munir, yaitu gagasan yang disajikan langsung pada kemajuan masa depan manusia, messianisme dalam agama dan filsafat sebagai gagasan filsafat sejarah, dan Pancasila sebagai bentuk filsafat sejarah nasional di Indonesia.

Sementara karya Daliman tampaknya sebuah buku teks untuk di jurusan atau program studi sejarah. Sesuai dengan rincian kajian yang dibahas dalam matakuliah filsafat sejarah. 
Dan ini buku untuk bahan kuliah. Tidak ada yang beda dari sisi uraian. Kalau sudah baca karya Tamburaka, Ankersmit, Sartono Kartodirjo, dan buku karya dosen UIN Bandung, maka sama dan bersifat pengulangan. Mohon maaf itu saja yang dibagi. Sulit diungkap dari hasil bacanya.*** (ahmad sahidin)