Kita harusnya sadar di negeri ini bukannya
membaik, malah tambah semraut dan seolah tidak berakhir. Coba tengok korban
tsunami di Aceh dan korban gempa berkekuatan 8,7 skala richter di Nias, yang
menelan ribuan jiwa. Di Leuwi Gajah, Cimahi, tumpukan sampah longsor menimbun
rumah warga dan menelan korban. Kawasan Bandung Selatan pun kena banjir.
Begitu juga tanah dan bebatuan di sekitar Cadaspangeran, Sumedang, kini mulai
berguguran dan itu menjadi tanda bakal timbulnya longsor. Tak kalah Gunung
Tangkubanparahu pun unjuk gigi dengan letupan-letupan magmanya, bahkan Gunung
Cireme di Kuningan dan Gunung Krakatau di sebelah barat Pulau Jawa kini dinilai
mulai aktif. Kemarin tsunami Pangandaran dan gempa Yogyakarta serta banjir di
Aceh dan tempatb lainnya. Juga kasus lumpur panas dan peswat hilang. Ini semua
memilukan bagi masyarakat kita. Inilah pekerjaan rumah yang cukup berat sejak
mengevakuasi mayat hingga soal pangan, sandang, papan, dan nasibnya di masa
depan.
Bila kita amati fenomena yang menyangkut alam
ini sangat berkaitan dengan kerusakan alam. Longsor dan banjir misalnya,
diakibatkan oleh manusia-manusia yang mengeksploitasi kekayaan hutan, hingga
hutan tidak mampu lagi menahan curahan air hujan dan terus mengalir ke hilir mengakibatkan
bencana alam terjadi.
Bisa juga musibah alam terjadi dikarenakan
terjadi alamiah dan dikehendaki Sang Maha Pencipta, Khalik. Jika memang alasan
yang kedua, maka harus kembali melakukan muhasabah dan mulailah bertobat dari
semua tindakan dosa! Ingatlah bahwa diri kita, keluarga, dan lingkungan serta
alam dunia ini adalah amanah yang akan diminta pertanggungjawabannya, di
akhirat dan juga di dunia ini. Bencana alam adalah buktinya.
Namun bila dikarenakan yang pertama, maka
bantulah para ahli geologi, vulkanologi, dan sebagainya dengan tetap menjaga
dan menyadarkan masyarakat di sekitar kita agar tidak membuang sampah
sembarangan, mulai memperhatikan dan menanam kembali pepohonan di bukit-bukit
yang gundul, dan peliharalah lingkungan sekitar kita. Inilah tindakan riil yang
bisa kita lakukan bersama dalam rangka memperbaiki alam.
Masalah demi masalah datang beruntun dan
seakan-akan ada sknenario yang tengah dijalankan. Mirip sebuah keponggahan
pihak tertentu yang hendak menguasai dan menjadikan kita bertekuk lutut di
hadapannya.
Yang mencolok adalah, kasus Ambalat. Kasus ini
memang sangat berkaitan dengan eksistensi negara di mata bangsa internasional.
Memang harus dituntaskan dan kini saatnya kita “unjuk-gigi” di hadapan mereka
yang menganggap kita sebagai bangsa yang lembek dan tidak pernah peduli
terhadap pulau-pulaunya.
Persoalan selanjutnya adalah kenaikan BBM yang
mencapai rata-rata 30%. Kenaikan BBM ini seringkali dijadikan alasan atas naiknya
ongkos transportasi dan kebutuhan pokok yang naik mencapai sekitar 10%.
Meskipun diembel-embeli untuk kesejahteraan rakyat, tetap saja fakta
menunjukkan sebagai petaka di masyarakat, terutama bagi yang berpenghasilan
tetap dan yang menengah ke bawah akan merasakan beratnya kebijakan ini. Karena
ketika terjadi kenaikan BBM gaji dan penghasilan mereka tidak ikut naik pula.
Inilah masalahnya, karena para pedagang, sopir angkutan umum, dan semua pihak
yang terlibat dalam hubungan sosial-ekonomi seringkali menaikan harga
sekehendak hati.
Titik persoalan di atas pantas menjadi
perhatian para pejabat kita, terutama kontrol yang sistematis terhadap pelbagai
kebijakan-kebijakannya dan pemerintahlah yang bertanggung jawab sepenuhnya.
Bila tetap tidak peduli dan tetap saja hanya
dijadikan wacana-wacana elit, maka inilah sebuah kejahatan yang tak terampuni.
Inilah kejahatan yang pantas dikenai hukuman yang sebesar-besarnya. Rasulullah SAW
bersabda, barangsiapa yang berkhianat terhadap suatu amanah, dan ia tidak
menjalankan amanah tersebut, kemudian mati menjemputnya; maka matinya bukan
sebagai pengikutku.
Sebagaimana yang difirmankan Allah SWT , “Dan
orang-orang yang mengerjakan kejahatan, balasan yang setimpal dan mereka
ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari Allah,
seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap
gelita. Mereka itulah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya “ (QS Yunus
[10] : 27).