Rabu, 18 Maret 2015

Managemen Qalbu (MQ): Sebuah Pengantar (3)

Menurut Aa Gym, dalam khazanah ilmu tasawuf, terutama dalam pandangan Al-Ghzali, qalbu itu bagi tiga. Pertama, qolbun salim (hati yang sehat). Hati yang sehat adalah hati yang selamat. Pada hari kiamat nanti, barangsiapa menghadap Allah Subhanahu wa Ta'ala tanpa membawa hati yang sehat tidak akan selamat.

Allah SWT berfirman, “adalah hari yang mana harta dan anak-anak tidak bermanfaat, kecuali orang yang datang kepada Allah dengan hati yang selamat" (Asy-Syu'ara : 88-89).

Hati yang selamat didefinisikan sebagai hati yang terbebas dari setiap syahwat, keinginan yang bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta'ala dan dari setiap syubhat, ketidakjelasan yang menyeleweng dari kebenaran. Hati ini selamat dari beribadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta'ala dan berhukum kepada selain Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Ubudiyahnya murni kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Iradahnya, mahabbahnya, inabahnya, ikhbatnya, khasyyahnya, roja'nya, dan amalnya, semuanya karenaNya. Jika ia mencintai, membenci, memberi, dan menahan diri, semuanya karena Allah.

Kedua, adalah qolbun mayyit (hati yang mati). Hati yang mati adalah hati yang tidak mengenal siapa Rabbnya. Ia tidak beribadah kepadaNya dengan menjalankan perintahNya atau menghadirkan sesuatu yang dicintai dan diridlaiNya. Hati model ini selalu berjalan bersama hawa nafsu dan kenikmatan duniawi, walaupun itu dibenci dan dimurkai-Nya. Ia tidak peduli dengan keridlaan atau kemurkaan-Nya. Baginya, yang penting adalah memenuhi keinginan hawa nafsu. Ia menghamba kepada selain-Nya. Hawa nafsu telah menguasainya dan lebih ia cintai daripada keridlaan Allah. Hawa nafsu telah menjadi pemimpin dan pengendali baginya. Kebodohan adalah sopirnya, dan kelalaian adalah kendaraan baginya. Seluruh pikirannya dicurahkan untuk menggapai target-target duniawi.

Yang ketiga, adalah qolbun married (hati yang sakit). Hati yang sakit adalah hati yang hidup namun mengandung penyakit. Ia akan mengikuti unsur yang kuat. Kadang-kadang ia cenderung kepada 'kehidupan', dan kadang-kadang pula cenderung kepada 'penyakit'. Padanya ada kecintaan, keimanan, keikhlasan, dan tawakkal kepadaAllah SWT, yang merupakan sumber kehidupannya. Padanya pula ada kecintaan dan ketamakan terhadap syahwat, hasad, kibr, dan sifat ujub, yang merupakan sumber bencana dan kehancurannya. Model muslim seperti ini ada di antara dua penyeru; penyeru kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW serta hari akhir, dan juga cenderung kuat pada kehidupan duniawi. Mana seruan yang disambutnya, tentu yang disambutnya adalah yang paling dekat, paling akrab atau tidak memberatkannya.

Demikianlah, hati yang pertama adalah hati yang hidup, khusyu', tawadlu', lembut dan selalu berjaga. Hati yang kedua adalah hati yang gersang dan mati, Hati yang ketiga adalah hati yang sakit, kadang-kadang dekat kepada keselamatan dan kadang-kadang dekat kepada kebinasaan.