Rabu, 18 Desember 2019

Resensi buku Sembilan Elemen Jurnalisme

Kerja merupakan bukti dari adanya aktivitas yang dilakukan manusia, baik itu perorangan maupun kelompok. Katakanlah aktivitas jurnalistik merupakan bentuk kinerja yang mengalami beberapa proses dan tahapan yang dijalani selama beraktivitas.

Banyak aktivitas yang berkaitan dengan jurnalistik. Wawancara, editing, photografy, dan menghubungi sumber berita juga termasuk aktivitas jurnalsitik. Demikian yang dituturkan Kang Romel, Ketua Balai Pelatihan Kewartawanan dan Jurnalstik (BATIK) Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Kota Bandung, Sabtu 25 September 2005.

Bahkan menurut Bill Kovach dan Thomas E. Patterson dari Universitas Harvard yang menulis buku The Elements of Journalism, yang diterjemahkan dengan judul “Sembilan Elemen Jurnalisme” yang diterbitkan PANTAU tahun 2003 bahwa aktivitas jurnalistik itu didasarkan pada sembilan elemen.

Pertama, harus menyuarakan dan berpihak kepada kebenaran. Kedua, loyalitas pada masyarakat atau mementingkan public. Ketiga, berani melakukan verifikasi terhadap fakta. Keempat, menyajikan fakta yang akurat dan tidak berada di bawah tekanan siapa pun (selain nurani jurnalisme). Kelima, berani menjadi pemantau sekaligus penyidik kebijakan penguasa. Keenam, menjadikan media sebagai sarana menampung kritik, komentar atau suara public. Ketujuh, berupaya menjadikan persoalan penting jadi menarik dan actual. Kedelepan, berperan sebagai pembawa perubahan dan penentu kehidupan selanjutnya. Terakhir, atau kesembilan adalah berani bertanggung jawab dan mempertanggungjawabkan atas apa-apa yang ditulis-edit-dan diputuskan layak tidaknya sebuah tulisan dimuat di media.

Ini memang idealnya sikap yang harus dimiliki seorang jurnalis. Bisakah saya sebagai orang yang tidak tahu menahu atau tidak ahli dalam persoalan media menggapainya?. “Bisa!” Ini mungkin kata yang lebih baik dikedepankan daripada kata “tidak”. Sebab kata “tidak” telah menunjukkan kalah sebelum bertarung, keok memeh dipacok—kata urang Sunda. 

Karena itu, kita atau siapa pun orangnya yang ingin menjadi seorang jurnalis harus berkata “bisa”, “mampu”, atau “insya Allah akan saya coba”.

Inilah yang perlu kita tanamkan dalam diri jika ingin menjadi seorang jurnalis. Ini juga sesuai dengan pernyataan KH.Abdullah Gymnastiar dalam sebuah ceramahnya, jika kita ingin menjadi muslim yang sukses dunia dan akhirat harus belajar dan berlatih, baik itu menyangkut agama maupun dunia. Tentu, jika ingin menjadi seorang jurnalis harus belajar dan berlatih tanpa lelah serta mulai saat ini. Ini kuncinya. Ini konsepnya. Insya Allah berhasil. *** (ahmad sahidin)