Minggu, 03 Juli 2022

Siapakah yang Berhak Sukses?

Sore kemarin saya membuka-buka buku yang berjilid hardcover hitam dengan foto seseorang sedang duduk di meja kerja. Wajahnya kalem, tetapi sedikit serius. Memakai kacamata dengan pandangan fokus ke depan (seperti sedang mengamati sebuah arah kehidupan masa depan). Belakangnya terpampang sebuah jam antik dan deretan buku yang sedikit rapi (seperti yang telah dibaca kemudian disimpan lagi). Bagian atas cover tertulis: N. SYAMSUDDIN CH.HAESY, “PLATINUM TRACK” dan bagian bawah tertera: Pengantar: Sofyan A. Djalil (Menteri Negara BUMN).

Lembar demi lembar saya buka. Halaman pengantar pun say abaca dengan santai. Terasa renyah dan apik bahasa yang digunakannya. Mata saya terus menelusuri untaian kata dan kalimat yang tersusun rapi. Hingga tibalah pada halaman romawi v, paragraph ketiga: "... puncak kesuksesan tidak terletak pada posisi 'kekuasaan tertinggi' manusia di dunia, tetapi pada kualitas kemanfaatan diri...," tulisnya.

Setelah rampung membaca pengantar Pak Menteri kemudian membaca catatan (sambutan) dari H. Hotbonar Sinaga, Direktur Utama PT (Persero) Jamsostek; yang secara garis besar menyatakan bahwa buku “PLATINUM TRACK” telah “mengingatkan tentang hakikat sukses sebagai paduan ikhtiar manusia dan keridhaan Ilahi” (hal.viii). Lalu, masuk pada catatan dari Akhmad Mukhlis Yusuf, Direktur Utama Perum LKBN ANTARA; yang secara garis besar memuji isi buku Kang Sem (panggilannya pada penulis) sebagai“lintasan kehidupan menuju kemuliaan hidup” yang disebutnya ‘jalan kemuliaan’ (hal.xi).

Kemudian saya buka daftar isi. Di sana berserakan tema-tema bahasan Bang Sem (panggilan penulis) yang merupakan isi dari buku yang diterbitkan Salamadani, Juli 2009. Ada sekira 57 tema bahasan yang menarik dan penting dalam buku ini.

Yang menarik adalah tentang yang berkaitan dengan inti buku ini, yaitu ‘Jalan Sukses, Jalan Ilahiah’. Dalam tema ini, Bang Sem membuka tulisan dengan kutipan kalam Ilahi surah Ali Imran ayat 26 tentang penegasan kekuasaan dan keesaan Allah sekaligus doa ‘penghormatan dan pengakuan’ manusia terhadap kesempurnaan Allah. Bang Sem kemudian menguraikan bahwa manusia yang sukses adalah menjalankan jalan Ilahiah. Sistem dan praktik kehidupan atau ‘jalan-hidup’ apa pun yang dipilih manusia yang tidak sesuai dengan aturan Ilahi maka tidak akan pernah sukses; lambat laun kesuksesan yang diraihnya akan berbalik menerkam dan memusnahkan dirinya. Karena itu, satu-satunya ‘jalan kehidupan’ yang dapat membawa kesuksesan adalah ‘Jalan Ilahiah’.

Apa itu ‘Jalan Ilahiah’? Bang Sem menulis: “ Jalan Ilahiah adalah keseimbangan antara dimensi kekuasaan Allah dan dimensi ikhtiar insani. Allah yang memilih siapa pun yang memenuhi kriteria untuk diberi kesuksesan dan Dia pula yang memilih siapa saja yang memenuhi kriteria kegagalan” (hal.22). 

Siapakah mereka yang berhak sukses? Bang Sem menjawab: mereka yang memenuhi kriteria sukses seperti amanah (dapat dipercaya), shiddiq (berkhidmat pada kebenaran), fathanah (cerdas), dan tabligh (mau dan mampu mengomunikasikan nilai-nilai Ilahiah atau kebenaran di lingkungannya).

Singkatnya, mereka yang meniti sukses di jalan Ilahi adalah mereka yang sadar, terencana, dan terukur menggerakan seluruh potensi dirinya menjadi pelopor, inisiator, dan eksekutor.

Tentu saja untuk melangkah sekaligus menjadi “Manusia Sukses berkah Jalan Ilahiah” ini bukanlah perkara gampang dan tidak juga tidak sulit. Hanya membutuhkan keberanian dan kesungguhan untuk mengharmonikan segala potensi dan dimensi ruh dan dimensi fisikal manusia. *** (ahmad sahidin)