Tanggal 1 Juli 2000 silam, ormas Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI) dideklarasikan di Gedung Merdeka Kota Bandung. Kang Jalal (almarhum Jalaluddin Rakhmat) menjadi pimpinan tertinggi dan sebagai ketua dewan syura. Beliau memandu ormas ini sekira 20 tahun. Banyak kontribusi yang ditorehkan olehnya di ormas IJABI. Mulai dari pikiran sampai urusan finansial, bahkan Ijabiyyun (anggota dan pengurus IJABI) banyak dibantu oleh Kang Jalal. Apalagi kontribusi ilmu, kajian keagamaan, dan teladan kemanusiaan dan moral kebangsaan. Tidak diragukan lagi.
Bagi saya,
sosok Kang Jalal tidak tertandingi sampai kini. Tidak perlu saya jelaskan lagi
tentang Kang Jalal. Sudah banyak torehan pena berupa artikel dan sajak tentang
Kang Jalal. Tingkat akademik pun masuk pada riset skripsi, tesis, dan disertasi.
Setiap ada tulisan tentang Syiah di Indonesia pasti akan masuk nama Kang Jalal,
baik itu dituliskan dengan narasi positif maupun narasi negatif. Menurut saya
lebih banyak yang menuliskan narasi positif dari Kang Jalal daripada yang
negatif.
Tentang
IJABI yang ke 22, saya kira IJABI tidak akan hadir kalau tak ada sosok Kang
Jalal. Dari Kang Jalal lahir Yayasan Muthahhari yang menyediakan sekolah
berkarakter moral dari tingkat SMA, SMP, SD, dan LPII yang memberikan kursus ilmu-ilmu
Islam. Selanjutnya lahir IJABI setelah benar-benar memiliki jamaah yang loyal.
Jamaah bermula dari pengajian minggu di Masjid Al-Munawwarah dan jamaah kajian
tasawuf di Bandung dan Jakarta. Saya termasuk yang ikut dalam pengajian minggu,
tetapi tidak rutin. Dari pengajian tersebut menjadi tahu tentang perkembangan
IJABI dan kegiatannya.
Secara
umum, kegiatan IJABI berisi kajian ilmu yang mencerahkan pemikiran. Kajian
filsafat, tasawuf, neurosains, tafsir Alquran, diskusi-diskusi buku dan isu
kontemporer, dan terakhir sebagai warisan berharga dari Kang Jalal adalah
kajian Maqashid Syariah. Kabarnya akan dibukukan kajian terakhir ini. Layak
dibaca pastinya. Insya Allah, saya menunggu kehadirannya. Selain kajian ilmu,
yang ditekankan pada Ijabiyyun adalah pelayanan dan kebaktian pada masyarakat
dan kemanusiaan, khususnya untuk orang-orang miskin.
Saya
percaya bahwa IJABI (mesti wafat Kang Jalal) akan terus berkibar dan Ijabiyyun
akan terus bertambah. Karena dari sepak terjang dan gagasan yang dilontarkan sesuai
dengan spirit kebangsaan dan tidak bertentangan dengan azas Pancasila. Bahkan,
termasuk ormas yang taat pada Pemerintah RI. Sulit untuk dianggap berpotensi
menentang pemerintah. Saya lihat dari aktivitasnya ada indikasi cinta
Indonesia. Itu saja cukup bagi saya untuk menyatakan IJABI ormas khas Muslim
Syiah Indonesia.
Hanya itu
saja yang bisa saya tuliskan. Hanya berbagi pandangan dan pengalaman interaksi dengan
kawan-kawan dari IJABI. Hatur nuhun. Selamat milad untuk Ijabiyyun! Majulah
IJABI. ***
Bandung, 1 Juli 2022