Senin, 27 April 2020

SAJAK IBUNDA In Memoriam 10 Juli 2007

SUMUR TANPA BATAS

sedalam apapun sumur berujung
sebesar apapun yang tersimpan
lebur bersama pengorbanan cinta pada-Mu
ya Allah

Mei 2007




BULAN PURNAMA

purnama tak pernah ingkar
kembalikan gelap seusai terang
walau dingin sengat malam

15 Jumadiltsani 1425



SAJAK IBUNDA:
In Memoriam 10 Juli 2007

dingin bersambut duka
kelabu. tiada lagi tempatku bersandar

hangat tangan masih terasa
dan entah siapa yang akan buka pintu
sambut kepulanganku

pagi jelang subuh
di tanah kelahiranmu, belakang rumah
kami, putra-putrimu antar kepulanganmu

ibu, kulihat gemintang dilangit bertebaran
indah dengan cahaya yang cerah
sambut kedatanganmu pada Ilahi

tetanggapun mengenang duka
betapa cepat, baru saja bincang-bincang
harumnya namamu pilukan aku

entah apa yang harus kulakukan
detik hari bersamamu
terasa hangat dan nyaman

walau serba terbatas
tapi sungguh terasa nikmat, akrab

kini tiada lagi
tempatku mengadu keluh kesah

terasa kelu lidahku
hanya doa dan sesal yang bersarang dalam dada

batas hidup memang Tuhan yang punya
tiada yang bisa cegah atau enggan

bila ajal tiba merenggut sisa penantian
hidup yang diberikan Tuhan pun berakhir

benarlah perjalanan manusia menuju ketiadaan
mati, berasal dari tiada
ada dan mengada
akhirnya kembali tiada

ya Robbi, ampuni dosa-dosa ibuku
yang Kau jemput 10 Juli 2007 dengan tubrukan
truk pada tubuhnya

di jalan leuwi panjang ada darah jatuh dan mengering,
hilang bersama tiadanya jasadmu ditelan bumi

ya Robbi, ampuni ibuku
ya Robbi, mudahkan hisabnya
ya Robbi, lipatgandakan amal-amal baiknya

ya, Robbi kabulkan doaku
karena hanya ini yang bisa kulakukan

Juli 2007

Ahmad Sahidin