sedalam apapun sumur berujung
sebesar apapun yang tersimpan
lebur bersama pengorbanan cinta pada-Mu
ya Allah
Mei 2007
BULAN PURNAMA
purnama tak pernah ingkar
kembalikan gelap seusai terang
walau dingin sengat malam
15 Jumadiltsani 1425
SAJAK IBUNDA:
In Memoriam 10 Juli 2007
dingin bersambut duka
kelabu. tiada lagi tempatku bersandar
hangat tangan masih terasa
dan entah siapa yang akan buka pintu
sambut kepulanganku
pagi jelang subuh
di tanah kelahiranmu, belakang rumah
kami, putra-putrimu antar kepulanganmu
ibu, kulihat gemintang dilangit bertebaran
indah dengan cahaya yang cerah
sambut kedatanganmu pada Ilahi
tetanggapun mengenang duka
betapa cepat, baru saja bincang-bincang
harumnya namamu pilukan aku
entah apa yang harus kulakukan
detik hari bersamamu
terasa hangat dan nyaman
walau serba terbatas
tapi sungguh terasa nikmat, akrab
kini tiada lagi
tempatku mengadu keluh kesah
terasa kelu lidahku
hanya doa dan sesal yang bersarang dalam dada
batas hidup memang Tuhan yang punya
tiada yang bisa cegah atau enggan
bila ajal tiba merenggut sisa penantian
hidup yang diberikan Tuhan pun berakhir
benarlah perjalanan manusia menuju ketiadaan
mati, berasal dari tiada
ada dan mengada
akhirnya kembali tiada
ya Robbi, ampuni dosa-dosa ibuku
yang Kau jemput 10 Juli 2007 dengan tubrukan
truk pada tubuhnya
di jalan leuwi panjang ada darah jatuh dan mengering,
hilang bersama tiadanya jasadmu ditelan bumi
ya Robbi, ampuni ibuku
ya Robbi, mudahkan hisabnya
ya Robbi, lipatgandakan amal-amal baiknya
ya, Robbi kabulkan doaku
karena hanya ini yang bisa kulakukan
Juli 2007
Ahmad Sahidin