Minggu, 19 April 2020

Resensi buku Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia


Alhamdulillah saya beres juga membaca buku Memulihkan Sekolah, Memulihkan Manusia karya tulis Dr Haidar Bagir. Buku ini terbitan Mizan tahun 2019. Sudah dua kali cetak. Buku ini bukan buku teoritis dan tidak tebal. Isinya kumpulan catatan/artikel tentang pendidikan, yang kini mulai menjadi perhatian Haidar Bagir.

Meski berbasis pengetahuan (keilmuan) pada studi filsafat dan tasawuf, tetapi Haidar Bagir punya perhatian pada pendidikan. Awalnya, sebagaimana diceritakan pada bagian awal buku, bahwa pernah mengalami kesulitan untuk mencari sekolah untuk anak-anaknya. Dicari dan setiap sekolah dikunjungi kemudian interview seputar sekolah dan pola belajarnya.

Secara umum tidak menemukan yang ideal atau yang sesuai dengan harapan Pak Haidar. Akhirnya merencanakan dan membuat sekolah. Dari tingkat dasar sampai SMA. Berlanjut pada studi banding di Cina dan Finlandia. Tentang keistimewaan dua sekolah ini diuraikan oleh  Haidar Bagir dalam bukunya.

Pembahasan buku ini meliputi keprihatinan sekolah dan pembelajaran di Indonesia, perubahan kurikulum, termasuk unsur-unsur dalam kurikulum 2013. Ulasan atas kurikulum cukup menarik, termasuk menguraikan komponen-komponen penting dalam pendidikan dan sekolah.

Yang menarik perhatian saya tentang akhlak sebagai pendidikan karakter atau budi pekerti. Di negeri kita,  tentang karakter ini yang mesti dipacu kembali.

Tak sekedar slogan dan cita-cita, tetapi meski diterapkan dalam berbagai lini dan komponen di lingkungan sekolah. Bukan hanya murid yang perlu diajari akhlak, tetapi para pengajar dan civitas akademika sekolah juga mesti menjalani hidup sesuai dengan akhlak. Jika semua terlibat dalam urusan akhlak maka akan berhasil. Bahkan seluruh pelajaran yang diajarkan di kelas pun mesti diarahkan untuk menciptakan manusia-manusia yang berakhlak. Tidak sekedar program atau hanya masuk pelajaran agama.

Nah, itu saja yang bisa saya bagikan atas bacaan buku karya Haidar Bagir. Akan sangat baik buku ini dibaca para pendidik, guru, orangtua, pegawai yang terlibat dalam dunia pendidikan.*** (Ahmad Sahidin)