Saya merasa kaget, geram, dan marah.
Sayangnya itu hanya terbenam dalam hati. Tidak bisa dikeluarkan karena memang
setelah dipikir: kemarahanku tidak akan mengubah sebuah fenomena. Hanya sebuah
emosi yang meledak-ledak semata ketika mata tertuju pada sebuah berita. Yakni
tentang majalah Charlie Hebdo di Perancis, yang membuat gambar
kartun pada Nabi Muhammad Saw.
Bukan
hanya menghina Nabi umat Islam, tetapi juga orang-orang suci dari agama lain
seperti Yesus Kristus pun dibuat karikaturnya. Ini kejadian yang sedang menjadi
buah bibir dan dunia pun dibuatnya heboh hanya karena ada orang yang marah
kemudian meluapkan marahnya menewaskan sekira 12 orang. Namun, dunia Barat
tidak marah ketika ribuan manusia dibantai di Palestina, Irak, dan Bahrain.
Penghinaan
kepada Nabi Muhammad saw tidak hanya ini. Pada 2010 muncul grup facebook (FB) yang menghina Nabi Muhammad saw. Pada
grup facebook ini memuat kalimat yang menghina dan menyamakan sosok Nabi Muhammad
saw dengan binatang. Salah satunya muncul kalimat: ”Muhammad SAW bukanlah nabi,
melainkan perampok dan penzinah” dan hampir semua komunikasi dalam grup
tersebut dilakukan dengan bahasa Indonesia.
Pada akun grup tersebut juga memuat gambar
dan kartun-kartun yang menghina Nabi Muhammad Saw.
Dalam
dunia perbukuan pun banyak sekali karya tulis dari orang-orang Barat yang
menghina sosok Muhammad saw. Bahkan ditulis oleh orang yang katanya berasal
dari negeri Islam yang bernama Salman Rusdie. Dialah penulis “Satanic Verses”
yang menggambarkan Muhammad sebagai pemabuk, berpenyakitan, dan senang main
perempuan.
Kemudian
perlu disebut sosok Syarqawi. Lengkapnya bernama Abdurrahman Syarqawi, dalam
novel yang kini sudah diterjemahkan dan terbit di Indonesia dengan judul Muhammad:
The Messenger tidak kalah dahsyat. Dalam novelnya, ia dengan licah dan
halus "menyangkal" kenabian Muhammad dari Allah.
Syarqawi
menggambarkan bahwa mimpi-mimpi Muhammad yang menjadi sumber risalah dan
kenabian Muhammad bukan karena wahyu, tetapi karena optimalisasi dan obsesi dia
untuk menjadi manusia nomor satu.
Selain
penghinaan yang terlihat dengan mata berupa majalah dan buku, yang pantas kita
perhatikan adalah penghinaan yang langsung mengarah pada jejak Nabi Muhammad Saw.
Kemudian
sempat ada kabar bahwa pemerintah Arab Saudi hendak memugar makam Nabi Muhammad saw di Masjid Madinah.
Alhamdulillah, sampai sekarang makam suci Nabi umat Islam ini masih utuh
setelah banyak ditentang umat Islam.
Yang lebih miris adalah rumah tempat
kelahiran Muhammad Saw. Bangunannya tidak terpelihara dengan baik. Dindingnya
banyak dicorat coret dan bangunannya pun kusam serta tidak terawat. Meski
ditulis pada papan berupa perpustakaan, senantiasa dalam keadaan tertutup.
Perlakuan yang kurang baik terhadap
situs atau jejak sejarah akan membuat umat lupa dengan masa lalu. Apalagi kalau
sengaja dihilangkan, akan tambah tidak mengenal orang Islam dengan sejarahnya.
Karena itu, lebih terasa menghina adalah perlakuan orang yang coba
menghilangkan jejak Nabi Muhammad saw di lokasi bersejarah ketimbang orang
Barat yang memang tidak suka dengan Islam.
Ya Allah, bagaimana kami harus berbuat kepada orang-orang yang membenci Rasul-Mu;
Ya Rasulullah, berkahi kami dan beri syafaat orang-orang yang cinta kepadamu;
yang membela kemuliaanmu dengan kekuatan yang lemah karena hanya dengan kata dan kalimat yang bisa dilakukan.
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
Allahumma shalli 'ala Muhammad wa aali Muhammad
Bandung, 26 Maret 2015
Ahmad Sahidin