Selasa, 06 Desember 2022

Sebuah Novel Yang Berpusar Pada Peri Kehidupan Syaikh Hasan Al-Bana

Judul : Sang Pemusar Gelombang

Penulis : M. Irfan Hidyatullah

Penerbit : Salamadani (Grafindo Media Pratama)

Tahun : 2012 

PEKAN lalu seorang kawan dari Salamadani Publishing mengontak saya untuk ketemuan. Saya pun mengiyakannya. Maklum saya dahulu dari sana. Ya sambil silaturahim. 

Dalam pertemuan itu, kawan saya bercerita bahwa penerbitnya akan meluncurkan novel baru berjudul Sang Pemusar Gelombang karya M. Irfan Hidayatullah. Rencananya di gelar pada Selasa, 7 Agustus 2012 di Toko Buku Gramedia Matraman Jakarta ba’da zuhur. Saya pun diberi satu buku secara gratis. Lumayan belum dijual, tetapi sudah dimiliki dan dapat membacanya lebih awal. 

Alhamdulillah, saya membaca buku Sang Pemusar Gelombang, sebelum para pembaca novel mendapatkannya di toko-toko buku. Novel karya aktivis Forum Lingkar Pena (FLP) ini tebalnya 500 halaman dan termasuk fiksi islami. 

Pada bagian kover di bawah judul terdapat bunga bergelombang yang memusar dari kecil kemudian membesar keluar dari pusaran. Seakan-akan sedang menyebar dan mengabarkan betapa pentingnya isi novel ini. 

Tidak segan-segan, pihak penerbit pun memuat endorsmen dari para tokoh nasional, sastrawan, politisi, dan aktivis pergerakan Islam seperti Dr.M.Amien Rais (tokoh Muhammadiyah), Habiburrahman El-Shirazy (penulis dan sastrawan), Anis Matta, Lc. (politisi PKS), Ismail Yusanto (aktivis Hizbut Tahrir Indonesia), Tiar Anwar Bahtiar (aktivis Persatuan Islam), Oki Setiana Dewi (artis), dan Akmal Nasery Basral (penulis). 

Secara umum novel Sang Pemusar Gelombang ini berisi intrik kehidupan dakwah yang dibumbui konspirasi, pergolakan batin hingga asmara dan perjuangan para aktivis kampus. Tokoh-tokoh yang terdapat di dalamnya mengambil inspirasi dari tokoh Ikhwanul Muslimin: Syaikh Hasan Al-Bana. Karena itu, nuansa tarbiyah islamiyah dan pergerakan dunia kampus cukup dominan. 

Sayangnya novel ini, segmen pembacanya saya kira khusus buat aktivis dakwah kampus dan penyuka demonstrasi atau pergerakan Islam. Kalau ini yang dibidiknya segelintir orang, saya kira sangat kecil animonya. Apalagi tokoh yang diangkat adalah salah seorang wakil fundamentalis Islam yang tidak semua orang mengenalnya.   

Kemudian dari segi teks kurang enak dibaca karena masih menyisakan kesalahan mechanical editing. Mungkin itu karena sikap buru-buru dari para penyunting. Misalnya pada halaman xviii, paragraph kedua ada huruf  “v” yang tidak bermakna dan sangat mengganggu. Mungkin tidak dicek ulang. Tapi itu bagian awal yang menjadi etalase penerbit. 

Pada setiap penggalan cerita atau bab yang memisahkan yang diberi nomor ternyata tidak dimunculkan pada daftar isi. Jadi, kalau membuka bagian-bagian buku maka akan terdapat nomor yang tidak terdapat pada daftar isi. 

Halaman 79, 8 Maryam, tertulis …”Menara masjid itu dilatari pemandangan langit oranye yang turut mengantar rombongan burung pipit pulang ke rumahnya”.  Saya merasa janggal dengan akhir kalimat tersebut: “rumahnya”. Bukankah yang lebih pas itu “sangkarnya”? Sebab rumah lebih pas buat orang atau manusia. Saya mengira kata tersebut mungkin kiasan dari sangkar. 

Dalam dialog tidak konsisten dalam menggunakan saya dan ana. Randy kadang menggunakan ana kadang saya. Seingat saya, biasanya aktivis itu konsisten dalam menggunakan kata ana. 

Terus pada halaman 102, paragraph lima, tertulis … “Rapat ini ternyata begitu serius. Awalnya Randy berharap ana dapat mencairkan suasana, tapi ternyata dirinya sendiri telanjur tegang sejak awal”. Kalimat yang saya kutip tersebut bukan termasuk dialog, tetapi anehnya masih menyisakan kata ‘ana’ yang tidak berfungsi apa-apa dalam kalimat tersebut. Coba baca dengan tanpa kata ‘ana’, saya kira lebih pas.  

Nah… itulah hasil bacaan awal saya. Mohon maaf, saya membacanya kurang serius dan baru tuntas setelah empat harian. Maklum bukan ahli bahasa atau penyuka sastra, hanya pembaca biasa.  

Nah… bagi yang penasaran tentang isi novel ini, silakan hadir pada Selasa, 7 Agustus 2012, pukul 13.00 sampai selesai, di Toko Buku Gramedia Matraman, Jalan Matraman Raya No. 46-48, Jakarta. Narasumber yang membahas buku: Mustafa Kamal (Ketua DPP PKS), Ahmad Fuadi (pengarang novel Negeri 5 Menara), dan M.Irfan Hidayatullah, serta dimoderatori oleh Intan Savitri (Izzatul Jannah - Ketua Umum Forum Lingkar Pena). *** (AHMAD SAHIDIN)