Salah satu
bagian yang terdapat dalam Islam adalah penempaan ibadah secara konsisten dan
berkelanjutan yang biasanya disebut riyadhah tasawuf.
Riyadhah yang
biasa dilakukan antara lain: pertama yang dilakukan adalah bertobat. Ia harus
menyesal atas dosa-dosanya yang lalu dan betul-betul tidak berbuat dosa lagi
sembari melafalkan dzikir dan wirid-wirid tertentu.
Kedua, untuk memantapkan tobatnya ia harus zuhud. Ia mulai menjauhkan diri dari
dunia materi dan dunia ramai serta fokus beribadah.
Ketiga adalah wara’. Ia harus menjauhkan dirinya dari perbuatan syubhat dan
tidak memakan makanan atau minuman yang tidak jelas kedudukan halal-haramnya.
Keempat adalah
faqir. Ia harus menjalani hidup kefakiran. Kebutuhan hidupnya hanya sedikit dan
ia tidak meminta kecuali hanya untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban
agamanya.
Kelima adalah
ia harus sabar. Bukan hanya dalam menjalankan perintah-perintah Allah yang
berat dan menjauhi larangan-larangan-Nya, tetapi juga sabar dalam menerima
musibah berat yang ditimpakan Allah.
Keenam adalah
tawakal. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada kehendak Allah. Ia tidak
memikirkan hari esok karena bagi seorang sufi cukup apa yang ada untuk hari ini
karena esok belum tentu masih hidup.
Ketujuh adalah
ridha. Ia tidak menentang cobaan dari Allah, bahkan menerimanya dengan sepenuh
hati. Karena itu, seorang sufi tidak menyimpan perasaan benci kepada siapa pun
karena semua yang terjadi adalah bagian dari kehendak Allah.[]