Selasa, 22 September 2015

Foto Bawa Berkah

Di sekolah, tempat saya mengajar, seorang teman (yang sama-sama berprofesi sebagai guru) bercerita tentang kejadian yang menimpanya saat pergi ke Jakarta akhir pekan kemarin.

Saat di dalam bus, ia didatangi (kalau tidak salah dengar) dua orang yang wajah dan gaya bicaranya seperti orang Batak. Kedua orang itu salah satunya mengenakan kalung salib dan kemungkinan beragama Kristen. Terjadilah dialog yang cukup tegang.

“Kamu yang memukul kawan saya sampai babak belur ya?” tanya yang pakai kalung salib.
“Saya tidak tahu,” jawab guru.
“Kawan saya bilang ia dipukuli oleh yang pakai kacamata,” tanyanya kembali.

Teman saya menjawab, “Di Jakarta ini ribuan orang yang pakai kacamata. Lagian saya baru datang dari Bandung dan tidak kenal dengan kawanmu.”

Bukannya berhenti. Kedua orang Batak itu malah terus mengancam dan akan memukul. Teman saya itu langsung saja turun dari bus. Akan tetapi, dua orang itu malah meneriakan pencopet dan sambil keluar dari bus. Kontan saja orang-orang ikut mengejar teman saya yang lari karena takut.

Teman saya itu kemudian masuk pertokoan. Seorang satpam menghampiri dan menanyakan kenapa berlari dan dikejar. Ia memberi tahu dari awal sampai kejadian dikejar. Karena terlihat sudah dengan satpam, kedua orang Batak itu mendatangi sembari bilang bahwa teman saya itu pencopet.

“Pak, dia copet,” katanya.
“Apa yang dicopetnya?” tanya balik satpam.
“Dia ngambil HP. Dua-duanya yang ada di saku,” kata salah satunya menunjuk.

Lalu, satpam itu berkata kepada teman saya, “Coba keluarkan Pak, HP-nya!”
Teman saya itu mengeluarkan kedua HP-nya. Satpam itu melihat gambar wallpaper kemudian menunjukkan gambar pada HP.

“Ini HP kamu?” tanya satpam kepada orang Batak.
“Iya,” jawabnya sembari mau mengambil.
“Kamu bilang HP kamu. Kamu kan Kristen, masa punya gambar yang begini (ulama yang bersorban dan bercambang: gambar Imam Khomeini),” ujar satpam.

Kontan saja dua orang itu gelagapan. Keduanya buru-buru pergi. Satpam itu kemudian menyampaikan kepada teman saya bahwa dua orang Batak itu tampaknya mau mencuri HP dengan cara dianggap pencopet dahulu. Kalau sudah ditangkap baru akan mengambil barang.

Setelah beres bercerita, teman saya itu berkata, “Alhamdulillah. Foto Imam Khomeini bawa berkah.” Saya tersenyum. Teman saya yang lain ikut menimpali, “Iya… saat hidupnya saja sudah berkontribusi mendirikan Republik Islam Iran dan banyak menulis buku. Bahkan ia seorang guru yang dikagumi dan banyak murid-muridnya yang belajar darinya kemudian menjadi ulama. Masa-masa hidupnya bawa berkah, sudah wafat pun masih bawa berkah.”

Saya hanya tersenyum dan manggut-manggut. Sejarah memang mengisahkan sosok Imam Khomeini luar biasa. Tidak hanya ditakuti musuh non Islam, tetapi juga menjadi sasaran tembak dari umat Islam yang berbeda pandangan politik denganya. Termasuk di Indonesia, ada yang puja dan juga hujat. Moga Allah tempatkan Imam Khomeini berada dalam level yang mulia atas kontribusinya yang luar biasa dalam khazanah peradaban dan politik Islam! []