Dalam salah satu pengajian selasa malam rabu, Al-Ustadz Jalaluddin Rakhmat atau Kang Jalal mengisahkan seorang kiai dari Garut, Jawa Barat, yang memiliki jamaah dan murid yang banyak. Kiai itu dalam keseharian melakukan ibadah dengan cara yang mirip dengan orang-orang Islam dari Nahdlatul Ulama (NU). Suatu hari kiai itu berdebat dengan kiai dari Persatuan Islam (Persis) kemudian menjadi orang Persis. Ketika ia menjadi dai Persis jamaahnya mulai berkurang.
Kemudian ia bertemu dengan seorang pengikut mazhab Syiah. Kiai dan
pengikut Syiah itu debat. Dari debat itu kiai mengaku kalah dan mengikuti
Syiah. Ketika diketahui bahwa kiai itu menjadi Syiah jamaahnya tinggal keluarga
kiai. Orang-orang di kampungnya meninggalkannya.
Kiai yang menjadi Syiah itu mendatangi sahabatnya dari Persis yang
mengalahkannya dalam debat. Terjadilah dialog. Dalil-dalil tentang Ahlulbait
dan tradisi yang dianggap bidah dan khurafat oleh kiai Persis disanggahnya
dengan hadis-hadis dan penjelasan al-Quran. Sayangnya, Kang Jalal tidak
menceritakan tentang orang Persis itu menjadi Syiah atau tetap dalam
keyakinannya.
Memang dalam dialog-dialog di facebook atau mailing list
yahoogroups dan blog-blog: biasanya orang yang mengaku Syiah itu piawai dalam
menjawab kekeliruan orang-orang yang menganggap Syiah sesat atau menyimpang.
Kalau tidak percaya silakan baca juga buku Dialog Sunnah Syiah yang
diterbitkan Mizan dan buku Akhirnya Kutemukan Kebenaran karya Dr.Muhammad
Tijani As-Samawi yang diterbitkan Zahra. Kemudian baca ‘Buku Putih Mazhab Syiah
yang diterbitkan Ahlulbait Indonesia (ABI), buku Kesesatan Sunni Syiah karya
Muhammad Babul Ulum yang diterbitkan Aksara Pustaka, dan buku 40 Masalah Syiah
karya Emilia Az-Zahra yang diterbitkan Jalal Center’ sebagai jawaban atas
serangan dan hujatan dari orang-orang yang tidak mengenal Syiah. ***