Sudah lama tak menulis. Lama pula tak membaca buku secara serius dan tuntas. Entah apa yang merasuki diri ini, daya minat untuk baca dan menulis tak sekencang saat sebelum pandemi. Tentu ini mungkin faktor kejenuhan dan media sosial yang serba visual yang mudah diakses dan serba instan. Contohnya chatgpt. Murid dan mahasiswa tak perlu susah cari referensi suatu tema untuk menulis tugas dan makalahnya, cukup ajukan pertanyaan pada mesin telusur ChatGPT.
Tidak lama langsung muncul jawaban yang diinginkan. Sayangnya kadang tidak cantumkan referensi dan pernah diuji dengan permintaan menyebut satu profil sekolah di Bandung dan ternyata salah. Dari sini saya mulai meragukan akurasi ChatGPT. Untuk yang spesifik dan non abstrak, chatgpt tidak bisa diandalkan. Karena itu, saya senantiasa bandingkan informasi chatgpt dengan buku rujukan atau tabayun pada ahlinya.
Selanjutnya, barangkali ada yang minat untuk memberikan pencerahan pada saya. Pada satu malam saya mimpi bertemu Guru Besar bidang keagamaan yang saya rujuk. Beliau kini almarhum dan dikuburkan di Sangiang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.
Tiba-tiba saja saya diajak beliau untuk melihat satu tempat yang tinggi dan indah. Lalu beliau bilang: "Tuh banyak tangga. Pilih satu saja nanti juga bisa naik. Saya duluan sudah ditunggu tuh di sana," ucapnya sambil menunjuk pada tangga yang banyak dinaiki ulama dan cendekiawan ternama.
Saya terbangun. Saya renungkan makna dari mimpi tersebut. Sambil termenung, saya mulai ingat lagi dengan mimpi beberapa hari setelah wafat guru besar.
Dalam mimpi, beliau menyapa dan memegang tangan saya. Saya ikut saja berjalan. Tiba depan sungai besar. Beliau berkata: "Sampai di sini saja ya. Tuh ikut ke sana," katanya sambil menunjuk kepada putranya yang berjalan menuju masjid.
Saya terbangun dan lagi-lagi tidak mengerti dengan mimpi tersebut. Barangkali ada yang berkenan memberi makna! Hatur nuhun. Mohon doa. Cag! *** (ahmad sahidin)