Jumat, 10 Desember 2021

Tarikh Nabi: Pemugaran Kabah

Saat Sayyid Muhammad bin Abdullah berusia 35 tahun, kabilah Quraisy Makkah pernah konflik. Peristiwa ini terkait dengan renovasi Kabah (Baitullah) yang rusak akibat banjir. Orang-orang Makkah memperbaikinya dengan melibatkan seluruh kabilah yang ada di Makkah. Pekerjaan ini diawali oleh Al-Walid bin Al-Mughirah Al-Makhzumi kemudian diikuti yang lain setelah melihat tidak terjadi apa-apa terhadapnya. Mereka membagi bagian bangunan Kabah sehingga setiap kabilah mendapat bagian dan mereka mengerjakan sesuai dengan bagiannya. Disebutkan bahwa yang menjadi pimpinan proyek bernama Baqum berasal dari negeri Romawi.

Setelah bangunan Kabah beres, di antara mereka bertikai tentang siapa yang berhak meletakkan Hajar Aswad ke tempat semula. Mereka merasa paling berhak sehingga berebut ingin yang pertama meletakkannya. Suasana menegangkan ini berlangsung lima malam, bahkan hampir terjadi peperangan di Tanah Suci.

Tokoh Makkah bernama Umayyah bin al-Mughirah al-Makhzumi menawarkan penyelesaian di antara mereka. Ia menetapkan orang yang paling dahulu memasuki pintu masjid maka dia yang berhak meletakkan Hajar Aswad. Tawaran Umayyah diterima semua pihak kabilah Makkah.

Pada pagi hari itu, Sayyid Muhammad bin Abdullah adalah menjadi orang pertama yang memasuki area Kabah. Saat melihatnya, mereka berteriak: Inilah Al-Amiin! Kami rela! Inilah Muhammad!

Sayyid Muhammad bin Abdullah diberitahu tentang kesepakatan di antara kabilah Makkah berkaitan dengan Hajar Aswad. Sayyid Muhammad meminta sehelai selendang kemudian meletakkan Hajar Aswad di tengahnya. Lalu meminta setiap pemimpin kabilah agar masing-masing memegang ujung selendang. Selanjutnya mereka mengangkatnya tinggi-tinggi dan bergerak membawa batu itu pada tempat semula. Selanjutnya Sayyid Muhammad mengambil Hajar Aswad dan meletakkan di tempatnya semula. Orang-orang Makkah senang dengan cara tersebut karena setiap kabilah merasa dihormati dan berperan dalam pengembalian Hajar Aswad di Kabah. *** (ahmad sahidin)