Jumat, 03 Desember 2021

(Sekadar) Resensi buku Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis

Akhirnya saya menulis lagi dan tetap tidak serius. Maklum hanya pembaca dan sekadar berbagi saja. Masih tentang buku yang dibaca. Kali ini buku yang dibaca berjudul Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis. Mari kita mulai.

Membaca buku ilmiah memang butuh keseriusan dan kesabaran. Apalagi yang berasal dari disertasi butuh ketahanan baca dan perlu punya minat yang serius. Kalau sekadar baca maka akan terasa bosan. Pasalnya hampir tiap buku (disertasi) memakai sistematika yang runut dari mukadimah sampai simpulan. Tidak lupa istilah teknis akademik muncul pada tiap lembarnya. Kalau yang belum familiar tentu akan bingung dan harus cek informasi mengenai istilah tersebut.

Ini saya alami kala baca buku Dr Phil Kamaruddin Amin, Menguji Kembali Keakuratan Metode Kritik Hadis. Buku ini terbit oleh Hikmah (Mizan) tahun 2009. Tebal 514 halaman. Gagasan dalam buku ini (bisa dikatakan) ilmiah yang serius dalam kajiannya. Kajian hadis yang melihat standar penilaian hadis oleh para ulama klasik dan modern serta kajian kritis hadis dari sarjana Barat. Menarik dalam buku ini ada "gugatan" atas sakralitas sahabat Nabi yang menyampaikan hadis. Bahkan, seorang sahabat yang sekira tiga tahun bertemu Nabi tetapi mengabarkan hadis paling banyak dibandingkan sahabat Nabi yang senior atau assabiqunal awwalun. Siapa saja? Baca saja bukunya.

Sangat menarik buku ini dibaca oleh sarjana ilmu hadis dan mereka yang menekuni studi hadis. Banyak informasi yang menambah wawasan karena rujukan yang digunakannya berlimpah dan update riset ilmiah. Untuk yang ingin tambah pengetahuan studi hadis maka layak dibaca buku ini.

Meski nuansa akademik, tetapi yang relevan dengan kehidupan beragama yang praktis bagi umat Islam. Yakni pembahasan bab satu, dua, dan delapan. Pada bab delapan dikajian hadis mengenai shaum dan kedudukannya dalam ajaran Agama Islam. Tentu kajian isnad, matan, dan common link disajikan pada tiap hadis shaum yang dikupas oleh sang penulis. 

Pokoknya asyik kalau dibaca oleh yang minat serius. Kalau tak ada waktu untuk baca, baiknya dicicil bacanya. Saya pun demikian. Meski sampai sekarang saya belum paham dengan kajian isi buku tersebut. *** (ahmad sahidin)