Jumat, 31 Juli 2015

Apa Itu Tasawuf?

Banyak ulama dan orientalis memberikan definisi tasawuf. Mulai dari istilah bahasa, pengertian yang diambil prosesi menjalani tasawuf, sampai yang tidak serius. Yang terakhir ini, pernah disampaikan seorang murid yang menyiapkan teh buat gurunya. Kemudian ada salah seorang saudaranya yang menjenguknya dan bertanya tentang tasawuf. Murid itu menjawab bahwa tasawuf itu menyajikan segelas teh buat sang guru. Yang tentu itu menjadi bahan tertawaan orang-orang di sekitarnya.

Dalam tradisi sufi, seorang murid yang belajar tasawuf memang diperintahkan untuk khidmat atau melayani guru sebelum mendapatkan pelajaran-pelajaran sufistik. Bisa bertahun-tahun, bisa berbulan dan bisa sekira satu minggu.

Setiap murid berbeda saat diberi tugasnya dalam khidmat: ada yang membersihkan toilet, mengurus ternak, memijat guru, dan menyapu masjid. Semuanya harus dilakukan untuk merendahkan ego yang ada dalam diri murid. Karena itu, semua murid yang belajar tasawuf harus mengawalinya dengan khidmat. Kalau sang guru menyatakan selesai masa khidmatnya, barulah ia diberi wejangan dan melakukan latihan-latihan ruhaniah.

Kemudian definisi tasawuf dari segi bahasa, berasal dari tiga huruf Arab: sha, wau, fa (ص و ف). Ada yang menyebutnya dengan shafa yang berarti kesucian; safwe berarti orang-orang terpilih; shaf berarti baris atau deretan, shuffa berarti serambi rendah Masjid Nabawi, shuf berarti bulu domba; dan satu lagi menyatakan dari bahasa Yunani, yaitu sophia yang berarti kebijaksanaan atau pengetahuan.

Menurut Fadhlullah Haeri, seorang sufi yang lahir di Karbala (Irak), menerangkan bahwa apa pun asalnya, istilah tasawuf berarti orang-orang yang tertarik pada pengetahuan batin dan menemukan suatu jalan atau praktik ke arah kesadaran dan pencerahan batin. Kemudian dari Al-Junaid Al-Baghdadi (wafat 910 M.) yang mendefinisikan tasawuf, “mengambil setiap sifat mulia dan meninggalkan setiap sifat rendah”.

Juga Ibnu Ajiba (wafat 1809) menjelaskan, “Tasawuf adalah suatu ilmu yang dengannya Anda belajar bagaimana berperilaku supaya berada dalam kehadiran Tuhan yang Mahaada melalui penyucian batin dan mempermanisnya dengan amal baik. Jalan tasawuf dimulai sebagai suatu ilmu, tengahnya amal, dan akhirnya adalah karunia Ilahi.” *** (ahmad sahidin)