Ini masih tentang Syiah di Indonesia. Baru-baru ini ada kajian di Bandung yang menyatakan Muslim Syiah anti NKRI. Saya tertawa dan geleng-geleng kepala: mengapa kebencian sampai begitu terlihat bodohnya orang yang benci kepada pengikut Mazhab Syiah?
Tentu saja buat saya aneh. Orang yang
menyebutkan bahwa Muslim Syiah berpotensi meruntuhkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah orang yang tidak belajar dari sejarah.
Sepanjang
sejarah Indonesia yang melakukan makar adalah DI TII/NII Kartosuwirjo, Kahar Muzakir,
Permesta, PKI, dan sekarang ini yang jelas terlihat Anti NKRI adalah kelompok radikal Islam dan kelompok yang sering teriak khilafah Islamiyyah. Termasuk kaum takfiri yang senang kafirkan Syiah, masuk
dalam gerakan Anti NKRI. Karena mereka coba pecahkan Indonesia melalui konflik
mazhab dan pensesatan pada orang Islam yang beda mazhab.
Sudah jelas yang layak dicurigai oleh
pemerintah NKRI adalah kelompok atau ormas yang senantiasa mengibarkan seruan
menegakkan khilafah Islamiyyah yang memiliki potensi untuk meruntuhkan Negara
Kesatuan Republik Indonesia atau mereka yang menyebarkan kesesatan dengan
melabeli kafir kepada Muslim yang berbeda mazhab.
Nah, terakhir yang begitu mengecewakan
adalah perilaku Arifin Ilham. Sungguh aneh ustad ternama tidak memahami
keragaman dalam Islam sehingga berani untuk teriak jihad kepada sesama umat
Islam. Untungnya ada MUI yang menyatakan salah kepada Arifin Ilham dan pasukan
Az-Zikra yang memasang spanduk provokasi.
Saya kira umat Islam Indonesia harus
belajar Islam secara kaffah, menyeluruh. Jangan dari satu mazhab, jangan
percaya dengan ormas dan kelompok yang sekadar bisa melabeli dan mengecam. Umat
Islam harus baca sumber-sumber ajaran atau pemahaman yang digunakannya.
Kemudian dialog dengan tokoh dari masing-masing kelompok Islam.
Demikian yang saya ketahui
tentang Islam Syiah di Indonesia. Silakan lakukan penelitian
ulang kalau Anda tidak percaya. Sudah saatnya melakukan penelitian lapangan; bukan dari buku-buku dan ceramah yang penuh kebencian.